• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Keluarga Maslahat, Pilar Kekuatan dan Kemajuan Bangsa (1)

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
30/04/2018
in Kolom
0
pilar kekuatan dan kemajuan bangsa

pilar kekuatan dan kemajuan bangsa

27
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pondasi dan pilar kekuatan dan kemajuan bangsa ialah keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan moralitas kemanusiaan luhur atau dalam bahasa agama al-Akhlaq al-Karimah atau al-Ihsan. Jika ini hilang dan runtuh, maka hancurlah bangunan masyarakat dan bangsa. Ahmad Syauqi, raja penyair Arab asal Mesir menulis puisi terkenal:

وانَّمَا الْاُمَمُ الْاَخْلَاقُ مَا بَقِيَتْ  فَإِنْ هُمُو ذَهَبَتْ أَخْلَاقُهُمْ ذَهَبُوا

“Bangsa-bangsa akan eksis sepanjang moralitas luhur ditegakkan di dalamnya. Jika ia hilang, maka hilang dan hancurlah bangsa itu”.

Dalam maknanya yang lebih luas, al-Akhlaq al-Karimah menghimpun di dalamnya bukan hanya kebaikan individu, seperti kejujuran, ketulusan dan rendah hati (saleh personal), melainkan juga penghargaan terhadap martabat manusia dan perlindungan terhadap hak-hak dasar manusia atau dalam konsep al-Imam al-Ghazali disebut sebagai perlindungan terhadap lima hak dasar manusia (al-Ushul al-Khamsah).

Yaitu Hifzh al-Din, Hifzh al-Nafs, Hifzh al-Aql, Hifzh al-Nasl /‘Irdh dan Hifzh al-Mal.  Dan puncaknya adalah cinta dan kasih sayang semesta (Rahmatan Lil Al-Amin). Ini semua adalah tujuan dan cita-cita agama.

Baca Juga:

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

Tren Mode Rambut Sukainah

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Berdasarkan hal ini, maka segala aturan, kebijakan negara dan pandangan-pandangan keagamaan harus dirumuskan dalam kerangka mewujudkan cita-cita kemanusiaan ini. Jika ia ternyata tidak lagi memenuhi harapan, tujuan atau cita-cita kemanusiaan tersebut, maka selayaknya diperbarui atau diganti .

Pertanyaan kita sesudah ini adalah dari mana dan bagaimana perwujudan kondisi itu dimulai?

Saya kira dunia sepakat bahwa perbaikan sosial dan bangsa harus dimulai dari komunitas kecil bernama Keluarga. Ia adalah jantung dari kehidupan bangsa. Di ruang inilah nasib bangsa dipertaruhkan. Dan sumbu utamanya terletak pada eksistensi perempuan.

Dalam konteks Islam pembentukan sistem keluarga yang maslahah ini telah dituangkan dalam banyak ayat Al-Qur’an dan al-Sunnah, dua sumber utama. Paling tidak ada 6 atau 7 ayat yang bisa menjadi basis utama dari bangunan keluarga yang diharapkan Islam:

  1. Q.s. Al-Nisa, 1, 19
  2. Q.s. Rum, 21
  3. Q.s. Al Baqarah, 187
  4. Q.s. Al Taubah, 71
  5. Q.s. Al Ahzab, 35
  6. Q.s. Al-Hujurat, 13

Ayat-ayat suci di atas memberi petunjuk kepada kita agar relasi antar suami istri secara khusus dan antar manusia secara umum dilakukan berdasarkan pola kesalingan. Kesalingan menghormati, membahagiakan lahir batin, melindungi, menjaga, mendukung, bekerjasama, menyayangi dan mencintai.

5 cara aktualisasi Kesalingan

Paling tidak kesalingan tersebut diaktualisasikan dalam 5 cara:

عَامِلِ النَّاسَ بِمَا تُحِبُّ اَنْ يُعَامِلُوكَ

  1. Perlakukan orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan.

وَلَا تُعَامِلْ النَّاسَ بِمَا لَا تُحِبُّ اَنْ يُعَامِلُوكَ

  1. Jangan perlakukan orang lain dengan cara yang tidak anda inginkan untuk diri anda sendiri

فَبِمَا أَنَّ كُلَّ إِنْسَانٍ يُرِيدُ أَنْ يُحْتَرَمَ اِخْتِيَارُهُ فَيَنْبَغِي أَنْ يَحْتَرِمَ اِخْتِيَارَ اْلآخَرِينَ

  1. Oleh karena tiap orang ingin pilihan/pandangan hidupnya dihargai. Maka seyogyanya dia menghargai pilihan/pandangan hidup orang lain.

لَا تَحْتَقِرْ اَحَداً. وَلَا شَيْئاً فَاِنَّ اللهَ لَا يَحْتَقِرُهُ  حِينَ خَلَقَهُ

  1. Jangan rendahkan siapapun dan apapun, karena Tuhan tidak merendahkannya saat menciptakannya

لَا تَكْمُلُ الْمَحَبَّةَ بَيْنَ اثْنَيْنِ حَتَّى يَقُولَ كُلٌّ لِلآخَرِ : اَنْتَ اَنَا

  1. Cinta dua orang tak bisa sempurna sampai masing-masing mengatakan “kau adalah aku yang lain”.

Pola relasi kesalingan tersebut hanya bisa dijalankan manakala didasarkan pada prinsip kesetaraan dan keadilan, bukan dominasi dan subordinasi satu atas yang lain.

bersambung …

*Disampaikan dalam “Halaqah dan Seminar Penguatan Ketahanan Bangsa melalui Kemaslahatan Keluarga, Perspektif Nahdlatul Ulama”, Jum’at, 27-28 April 2018, di Hotel Acasia, Senin, Jakarta Pusat. Diselenggarakan oleh LKK, PBNU.

KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Ketuhanan

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

1 Juni 2025
Pandangan Subordinatif

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

31 Mei 2025
Perempuan Penguasa

Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

31 Mei 2025
Joglo Baca SUPI

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

31 Mei 2025
Disabilitas dan Seni

Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

31 Mei 2025
Ruang Aman bagi Anak

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

30 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • IUD

    Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga
  • Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID