Kamis, 30 Oktober 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Disabilitas

    Di UNIK Cipasung, Zahra Amin: Jadikan Media Digital Ruang Advokasi bagi Penyandang Disabilitas

    Bagi Disabilitas

    Rektor Abdul Chobir: Kampus Harus Berani Melahirkan Gagasan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

    Fondasi Utama Fiqh al-Murunah

    4 Fondasi Utama Fiqh al-Murunah

    Fiqh al-Murunah bagi

    Fiqh al-Murunah: Menakar Azimah dan Rukhsah dari Pengalaman Difabel

    Fiqh al-Murunah yang

    Fiqh Al-Murunah: Fiqh yang Lentur, Partisipatif, dan Memberdayakan

    Fiqh al-Murunah

    Fiqh al-Murunah, Gagasan Baru yang Terinspirasi dari Dua Tokoh NU dan Muhammadiyah

    Fiqh al-Murunah

    Fiqh al-Murunah: Menempatkan Penyandang Disabilitas sebagai Subjek Penuh (Fā‘il Kāmil)

    Fiqh al-Murunah

    Fiqh al-Murunah: Terobosan KUPI untuk Menempatkan Difabel sebagai Subjek Penuh dalam Hukum Islam

    Fiqh al-Murunah yang

    Dr. Faqihuddin Abdul Kodir: Fiqh al-Murūnah, Paradigma Baru Keislaman Inklusif bagi Disabilitas

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Backburner

    Menolak Backburner: Bahaya Relasi Menggantung dalam Islam

    Tren Sepuluh Ribu di Tangan Istri yang Tepat

    Menilik Kembali Konsep Muasyarah bil Ma’ruf: Refleksi Tren Sepuluh Ribu di Tangan Istri yang Tepat

    Sustainable Living

    Pemuda, Sustainable Living dan Keadilan Antar Generasi

    Sunat Perempuan

    Tidak Ada Perintah Sunat Perempuan dalam Al-Qur’an dan Hadis

    Pendidikan Inklusif

    Pendidikan Inklusif: Membuka Ruang Keadilan Bagi Penyandang Disabilitas

    Sunat Perempuan

    Sunat Perempuan dan Kekeliruan Memahami Ajaran Islam

    Pemilu inklusif

    Revisi UU Pemilu, Setapak Menuju Pemilu Inklusif

    P2GP

    P2GP, Warisan Kekerasan yang Mengancam Tubuh Perempuan

    Kesalingan dalam Pendidikan

    Merawat Akhlak Dan Menyemai Kesalingan Dalam Pendidikan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    Surga

    Ketika Surga Direduksi Jadi Ruang Syahwat Laki-Laki

    Perempuan Lebih Rendah

    Ketakwaan Perempuan Tidak Lebih Rendah dari Laki-laki

    Keterbukaan Rumah Tangga

    Keterbukaan Adalah Kunci Utama Keharmonisan Rumah Tangga

    Keterbukaan

    Pentingnya Sikap Saling Keterbukaan dalam Rumah Tangga

    Rumah Tangga dalam

    Mencegah Konflik Kecil Rumah Tangga dengan Sikap Saling Terbuka dan Komunikasi

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Disabilitas

    Di UNIK Cipasung, Zahra Amin: Jadikan Media Digital Ruang Advokasi bagi Penyandang Disabilitas

    Bagi Disabilitas

    Rektor Abdul Chobir: Kampus Harus Berani Melahirkan Gagasan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

    Fondasi Utama Fiqh al-Murunah

    4 Fondasi Utama Fiqh al-Murunah

    Fiqh al-Murunah bagi

    Fiqh al-Murunah: Menakar Azimah dan Rukhsah dari Pengalaman Difabel

    Fiqh al-Murunah yang

    Fiqh Al-Murunah: Fiqh yang Lentur, Partisipatif, dan Memberdayakan

    Fiqh al-Murunah

    Fiqh al-Murunah, Gagasan Baru yang Terinspirasi dari Dua Tokoh NU dan Muhammadiyah

    Fiqh al-Murunah

    Fiqh al-Murunah: Menempatkan Penyandang Disabilitas sebagai Subjek Penuh (Fā‘il Kāmil)

    Fiqh al-Murunah

    Fiqh al-Murunah: Terobosan KUPI untuk Menempatkan Difabel sebagai Subjek Penuh dalam Hukum Islam

    Fiqh al-Murunah yang

    Dr. Faqihuddin Abdul Kodir: Fiqh al-Murūnah, Paradigma Baru Keislaman Inklusif bagi Disabilitas

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Backburner

    Menolak Backburner: Bahaya Relasi Menggantung dalam Islam

    Tren Sepuluh Ribu di Tangan Istri yang Tepat

    Menilik Kembali Konsep Muasyarah bil Ma’ruf: Refleksi Tren Sepuluh Ribu di Tangan Istri yang Tepat

    Sustainable Living

    Pemuda, Sustainable Living dan Keadilan Antar Generasi

    Sunat Perempuan

    Tidak Ada Perintah Sunat Perempuan dalam Al-Qur’an dan Hadis

    Pendidikan Inklusif

    Pendidikan Inklusif: Membuka Ruang Keadilan Bagi Penyandang Disabilitas

    Sunat Perempuan

    Sunat Perempuan dan Kekeliruan Memahami Ajaran Islam

    Pemilu inklusif

    Revisi UU Pemilu, Setapak Menuju Pemilu Inklusif

    P2GP

    P2GP, Warisan Kekerasan yang Mengancam Tubuh Perempuan

    Kesalingan dalam Pendidikan

    Merawat Akhlak Dan Menyemai Kesalingan Dalam Pendidikan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    Surga

    Ketika Surga Direduksi Jadi Ruang Syahwat Laki-Laki

    Perempuan Lebih Rendah

    Ketakwaan Perempuan Tidak Lebih Rendah dari Laki-laki

    Keterbukaan Rumah Tangga

    Keterbukaan Adalah Kunci Utama Keharmonisan Rumah Tangga

    Keterbukaan

    Pentingnya Sikap Saling Keterbukaan dalam Rumah Tangga

    Rumah Tangga dalam

    Mencegah Konflik Kecil Rumah Tangga dengan Sikap Saling Terbuka dan Komunikasi

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Kisah-kisah Tak Terungkap Perempuan Pemberani dalam Sejarah Islam yang Terlupakan

Ketidakseimbangan mengakibatkan pemahaman tentang sejarah dan peran penting perempuan dalam membentuk peradaban Islam menjadi tidak utuh

Yayat Hidayat Yayat Hidayat
15 Juni 2024
in Figur, Rekomendasi
0
Sejarah Islam

Sejarah Islam

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perjalanan panjang sejarah Islam kerap menempatkan peran perempuan di bawah bayang-bayang kisah-kisah besar yang didominasi oleh laki-laki. Padahal, banyak perempuan luar biasa yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai bidang seperti agama, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan politik.

Sayangnya, kisah-kisah mereka sering kali tidak terkenal atau bahkan kita abaikan, tertutupi oleh narasi-narasi patriarki yang dominan. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan pemahaman kita tentang sejarah dan peran penting perempuan dalam membentuk peradaban Islam menjadi tidak utuh.

Artikel ini bertujuan mengangkat kembali kisah-kisah perempuan pemberani dan luar biasa dalam sejarah Islam yang kurang kita kenal. Mengungkap perjalanan hidup dan kontribusi mereka bukan hanya untuk menghargai jasa-jasa mereka, tetapi juga untuk mendapatkan inspirasi dan pemahaman baru tentang pentingnya kesetaraan gender dalam Islam.

Kisah-kisah ini mengajarkan kita tentang keberanian, dedikasi, dan semangat juang yang menginspirasi dari perempuan-perempuan yang telah berperan penting dalam sejarah, namun seringkali terlupakan.

Menggali lebih dalam, kita akan menemukan bahwa perempuan dalam sejarah Islam tidak hanya berperan sebagai pendamping atau pendukung, tetapi juga sebagai pemimpin, ilmuwan, pejuang, dan inspirator. Mereka adalah contoh nyata bahwa kesetaraan gender bukanlah konsep asing dalam Islam, melainkan bagian integral dari ajaran yang mendasar.

Nusaybah binti Ka’ab (Umm Umarah)

Nusaybah binti Ka’ab, juga terkenal sebagai Umm Umarah, adalah salah satu sahabat perempuan Nabi Muhammad ﷺ yang kita kenal karena keberaniannya di medan perang. Pada Pertempuran Uhud, yang terjadi pada tahun 625 M, Nusaybah menunjukkan keberanian luar biasa yang menginspirasi banyak orang.

Pertempuran Uhud adalah salah satu pertempuran penting dalam sejarah Islam, di mana kaum Muslim menghadapi pasukan Quraisy dari Mekah. Meskipun awalnya kaum Muslim unggul, perubahan taktik dari pasukan Quraisy membuat situasi menjadi kacau. Dalam kekacauan ini, Nusaybah tampil sebagai pahlawan yang tidak terduga.

Ketika pasukan Muslim mulai terdesak, Nusaybah berada di garis depan, tidak hanya membawa air untuk para prajurit yang terluka tetapi juga mengambil senjata untuk melindungi Nabi Muhammad ﷺ. Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Muhammad ﷺ terkepung oleh musuh, Nusaybah berdiri di samping beliau, menggunakan pedang dan busur untuk melindungi Nabi dari serangan musuh.

Nabi Muhammad ﷺ sendiri mengakui keberanian Nusaybah dan menyebutkan bahwa di setiap arah beliau berbalik, beliau melihat Nusaybah bertarung untuk melindunginya. Dalam satu insiden, Nusaybah terluka parah ketika melindungi Nabi dari serangan musuh, namun dia tetap bertahan di medan perang hingga akhir pertempuran.

Keberanian dan dedikasi Nusaybah binti Ka’ab di Pertempuran Uhud memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi perempuan dalam sejarah militer Islam. Tindakannya menunjukkan bahwa perempuan juga dapat menjadi prajurit yang berani dan tangguh di medan perang, mematahkan stereotip bahwa hanya laki-laki yang bisa bertarung. Kisah Nusaybah menginspirasi banyak perempuan Muslim untuk mengambil peran aktif dalam perjuangan dan kepemimpinan, baik di medan perang maupun dalam berbagai bidang kehidupan.

Khadijah binti Khuwailid

Khadijah binti Khuwailid adalah seorang perempuan yang luar biasa dalam sejarah Islam. Lahir dalam keluarga terhormat di Mekah, Khadijah terkenal sebagai pebisnis sukses jauh sebelum bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ. Dia mengelola bisnis perdagangan yang luas, yang melibatkan ekspor dan impor barang dari berbagai daerah, termasuk Yaman, Suriah, dan Ethiopia. Reputasinya sebagai pengusaha jujur dan handal membuatnya mendapat julukan “At-Tahira” atau “Yang Suci.”

Khadijah adalah janda dua kali ketika dia pertama kali bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ. Menyadari integritas dan keterampilan bisnis Muhammad, Khadijah mempekerjakannya untuk mengelola beberapa urusan perdagangannya. Pengelolaan yang sukses dan etika kerja Muhammad membuat Khadijah terkesan, dan tidak lama kemudian, dia melamarnya untuk menikah.

Khadijah adalah orang pertama yang memeluk Islam dan selalu menjadi pendukung setia Nabi Muhammad ﷺ. Ketika Nabi menerima wahyu pertama di Gua Hira, Khadijah adalah orang pertama yang dia temui dan ceritakan tentang pengalaman luar biasanya. Khadijah tidak hanya menenangkannya tetapi juga meyakinkan dan mendukungnya bahwa Allah telah memilihnya sebagai Rasul-Nya.

Khadijah menggunakan kekayaannya untuk mendukung misi Nabi Muhammad ﷺ. Dia membantu membiayai kegiatan dakwah awal dan memberikan perlindungan bagi para pengikut Islam yang pertama. Khadijah juga memainkan peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam dengan menjadi teladan dalam praktik agama baru ini.

Khadijah adalah contoh kepemimpinan dan kekuatan perempuan yang patut kita teladani. Keberaniannya dalam memeluk Islam pada masa-masa awal yang penuh tantangan menunjukkan dedikasi dan iman yang kuat. Sebagai pengusaha sukses, dia menunjukkan bahwa perempuan dapat berperan aktif dalam ekonomi dan bisnis, mematahkan stereotip gender yang ada pada masa itu.

Aisyah binti Abu Bakar: Penjaga Hadits dan Pendidik Umat

Aisyah binti Abu Bakar, yang juga terkenal sebagai Ummul Mu’minin (Ibu Orang-orang Beriman), adalah salah satu istri Nabi Muhammad ﷺ yang paling dikenal. Setelah menikah dengan Nabi pada usia muda, Aisyah tinggal bersama Nabi dan menyaksikan secara langsung banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam. Berkat kedekatannya dengan Nabi, Aisyah menjadi salah satu sumber utama dalam penyebaran hadits (perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad ﷺ).

Aisyah kita kenal sebagai salah satu perawi hadits yang paling produktif, dengan lebih dari 2.200 hadits yang diriwayatkannya. Hadits-hadits ini mencakup berbagai aspek kehidupan Nabi, termasuk ritual ibadah, akhlak, dan berbagai hukum Islam. Kemampuannya untuk mengingat dan menyampaikan hadits ini menjadikannya sosok yang sangat dihormati dan berpengaruh dalam penyebaran ajaran Islam.

Selain perannya sebagai perawi hadits, Aisyah juga dikenal karena pengetahuannya yang mendalam tentang hukum Islam (fiqh). Dia sering menjadi rujukan bagi banyak sahabat dan umat Muslim dalam menyelesaikan masalah-masalah hukum dan ritual keagamaan. Keilmuan Aisyah mencakup berbagai bidang, termasuk tafsir Al-Quran, fiqh, dan sejarah Islam.

Rumah Aisyah Menjadi Pusat Pembelajaran

Aisyah juga sering mengajar dan memberikan ceramah kepada para sahabat dan umat Muslim. Rumahnya menjadi pusat pembelajaran, di mana banyak sahabat datang untuk belajar darinya. Melalui ajarannya, Aisyah memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman umat Islam tentang ajaran-ajaran Nabi dan membantu menyebarluaskan ilmu pengetahuan Islam.

Pengaruh Aisyah dalam sejarah Islam tidak hanya terbatas pada perannya sebagai istri Nabi dan perawi hadits. Dia juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang aktif dalam berbagai peristiwa politik setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ.

Salah satu peristiwa paling terkenal adalah keterlibatannya dalam Perang Jamal, di mana dia memimpin pasukan untuk menuntut keadilan bagi terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan. Meskipun peristiwa ini kontroversial, keterlibatan Aisyah menunjukkan keberaniannya dan kepeduliannya terhadap keadilan.

Kehidupannya mengajarkan kita banyak tentang keteguhan iman, keberanian, dan komitmen terhadap ilmu pengetahuan. Aisyah menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam penyebaran dan pemahaman ajaran Islam. Kisah hidupnya menginspirasi kita untuk terus mencari pengetahuan, mengajarkan kebenaran, dan memperjuangkan keadilan.

Fatimah al-Fihri

Fatimah al-Fihri, pendiri Universitas Al-Qarawiyyin, merupakan seorang wanita Muslim yang lahir pada abad ke-9 di Kairouan, Tunisia. Dia berasal dari keluarga yang kaya dan terpelajar. Setelah pindah ke Fes, Maroko, Fatimah dan keluarganya memutuskan untuk membangun sebuah masjid dan pusat pembelajaran Islam yang kemudian berkembang menjadi Universitas Al-Qarawiyyin.

Dedikasi Fatimah terhadap pendidikan tercermin dalam upayanya untuk membangun sebuah pusat pembelajaran yang terbuka untuk umum. Universitas Al-Qarawiyyin didirikan pada tahun 859 M, menjadikannya salah satu universitas tertua yang masih beroperasi hingga hari ini. Universitas ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum seperti matematika, astronomi, dan bahasa.

Peran perempuan dalam pengembangan intelektual dan sosial masyarakat yang ditunjukkan oleh Fatimah al-Fihri sangatlah penting. Melalui pendiriannya terhadap Universitas Al-Qarawiyyin, ia membuktikan bahwa perempuan memiliki potensi besar dalam dunia pendidikan dan intelektual. Universitas ini juga menjadi bukti bahwa pendidikan yang perempuan selenggarakan dapat bertahan dan memberikan kontribusi besar bagi masyarakat.

Fatimah al-Fihri memberikan contoh yang kuat tentang pentingnya memberdayakan perempuan dalam bidang pendidikan. Beliau menunjukkan bahwa perempuan memiliki kapasitas yang sama dengan laki-laki dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan masyarakat. Kesuksesan Universitas Al-Qarawiyyin yang didirikan oleh Fatimah al-Fihri juga menegaskan bahwa perempuan dapat menjadi pemimpin yang efektif dalam bidang pendidikan dan sosial.

Rabi’ah al-Adawiyah

Rabi’ah al-Adawiyah adalah seorang tokoh sufi perempuan yang hidup pada abad ke-8 Masehi di Basra, Irak. Dia terkenal karena kedalaman spiritualitasnya dan ajarannya yang penuh dengan cinta dan kepasrahan kepada Tuhan. Meskipun sedikit yang kita ketahui tentang kehidupan pribadinya, cerita-cerita tentang kebijaksanaan dan kebaikan hatinya tersebar luas dalam tradisi sufi.

Ajaran Rabi’ah terutama berfokus pada konsep cinta ilahi (mahabbah) yang murni dan tanpa pamrih. Bagi Rabi’ah, cinta kepada Tuhan haruslah menjadi motivasi utama dalam ibadah, bukan karena takut akan siksaan atau berharap akan pahala. Ia juga mengajarkan tentang kehendak Tuhan yang absolut dan pentingnya menerima segala ketentuan-Nya dengan lapang dada.

Pengaruh Rabi’ah terhadap tasawuf sangat besar. Ajarannya tentang cinta ilahi dan kepasrahan kepada kehendak Tuhan mempengaruhi banyak sufi dan pemikir Islam selanjutnya. Konsep cinta ilahi yang diajarkannya menjadi inti dari banyak karya sastra sufi, dan kebijaksanaannya dalam menerima ujian hidup dipandang sebagai contoh yang patut diteladani dalam menghadapi cobaan.

Sejarah Islam menghormati Rabi’ah sebagai salah satu tokoh sufi paling suci dan berpengaruh. Dia dianggap sebagai contoh utama dari seorang hamba yang sepenuhnya mencintai Tuhan dan mampu meleburkan diri dalam cinta yang tidak tergoyahkan kepada-Nya. Meskipun hidup dalam kesederhanaan dan sering kali berhadapan dengan cobaan, Rabi’ah tetap teguh dalam imannya. Dia menjadi simbol keberanian spiritual dalam menghadapi segala rintangan.

Epilog

Mengungkap kisah-kisah perempuan ini tidak hanya memperluas wawasan tentang sejarah Islam, tetapi juga memberikan penghormatan kepada para pionir yang sering kali kita lupakan. Kisah-kisah mereka memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana perempuan telah berperan secara signifikan dalam mendukung dan membangun masyarakat Islam yang beragam.

Kisah Nusaybah binti Ka’ab, Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar, Fatimah al-Fihri, dan Rabi’ah al-Adawiyah menginspirasi kita untuk melihat peran perempuan dengan cara yang lebih inklusif.

Mereka adalah contoh nyata bagaimana kekuatan, keteguhan, dan cinta kepada Allah dapat membentuk sejarah dan mempengaruhi masa depan. Bagaimana kita, dalam kehidupan sehari-hari, dapat belajar dari nilai-nilai yang mereka anut dan menerapkannya dalam menjaga kesetaraan gender?

Mari kita refleksikan, bagaimana kita dapat lebih menghargai peran perempuan dalam masyarakat dan mempromosikan kesetaraan gender. Dalam tindakan sederhana sehari-hari, kita dapat memperjuangkan nilai-nilai yang mereka perjuangkan, memberikan ruang bagi perempuan untuk berkembang, dan mengakui kontribusi mereka dalam membangun dunia yang lebih adil dan harmonis.

Meneladani kisah-kisah perempuan pemberani dalam sejarah Islam memperkaya pemahaman kita tentang kontribusi mereka yang sering kali terlupakan. Kisah-kisah ini mengajarkan kita tentang keberanian, keteguhan, dan komitmen terhadap keadilan dan kesetaraan.

Melalui penghargaan dan apresiasi terhadap peran perempuan dalam sejarah, kita dapat menginspirasi generasi masa kini dan masa depan untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan dalam segala aspek kehidupan.

Setiap langkah yang kita ambil seharusnya mengingatkan kita bahwa sejarah tidak hanya milik mereka yang terdokumentasi. Tetapi juga milik mereka yang kisahnya tersembunyi di balik bayang-bayang. Menggali dan mengangkat kisah-kisah tersebut memberikan tempat yang layak bagi perempuan-perempuan pemberani dalam sejarah Islam, dan dengan demikian, turut membangun dunia yang lebih inklusif dan adil bagi semua. []

Tags: inspiratifistri nabikhadijahsahabat nabiSejarah Islamulama perempuan
Yayat Hidayat

Yayat Hidayat

Perantau-Santri-Abdi Negara

Terkait Posts

Hj Hanifah Muyasaroh
Figur

Ibu Nyai Hj Hanifah Muyasaroh, Teladan yang Membanggakan

26 Oktober 2025
Praktik P2GP
Publik

Refleksi Kegiatan Monev Alimat dalam Membumikan Fatwa KUPI tentang Penghapusan Praktik P2GP

24 Oktober 2025
Hijroatul Maghfiroh Abdullah
Figur

Kiprah Hijroatul Maghfiroh Abdullah dalam Gerakan Lingkungan di Indonesia dan Dunia

23 Oktober 2025
Ulama Perempuan Disabilitas
Aktual

Nyai Hj. Badriyah Fayumi: Ulama Perempuan Harus Menjadi Pelopor Keulamaan Inklusif dan Ramah Disabilitas

25 Oktober 2025
Periwayatan Hadis
Publik

Difabel dalam Periwayatan Hadis : Melihat Islam Inklusif di Zaman Nabi

21 Oktober 2025
Siti Ambariyah
Figur

Menelaah Biografi Nyai Siti Ambariyah; Antara Cinta dan Perjuangan

18 Oktober 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tren Sepuluh Ribu di Tangan Istri yang Tepat

    Menilik Kembali Konsep Muasyarah bil Ma’ruf: Refleksi Tren Sepuluh Ribu di Tangan Istri yang Tepat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menolak Backburner: Bahaya Relasi Menggantung dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemuda, Sustainable Living dan Keadilan Antar Generasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penyebab dan Cara Mengatasi Intoleransi Di Indonesia yang Perlu Diketahui

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Akhlak Dan Menyemai Kesalingan Dalam Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Backburner: Bahaya Relasi Menggantung dalam Islam
  • Menilik Kembali Konsep Muasyarah bil Ma’ruf: Refleksi Tren Sepuluh Ribu di Tangan Istri yang Tepat
  • Pemuda, Sustainable Living dan Keadilan Antar Generasi
  • Tidak Ada Perintah Sunat Perempuan dalam Al-Qur’an dan Hadis
  • Pendidikan Inklusif: Membuka Ruang Keadilan Bagi Penyandang Disabilitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID