Mubadalah.id – Beberapa kampus di Indonesia sudah banyak menyelenggarakan Program KKN Internasional. Salah satunya kampus saya, UIN Walisongo Semarang. Untuk bisa mengikuti KKN Internasional ini melalui beberapa seleksi, mulai dari seleksi berkas sampai wawancara.
Segala tahapan agar lolos KKN International dapat saya lalui, sampai bisa menginjakan kaki di negeri gajah putih ini. Tempat KKN Internasional UIN Walisongo yakni di Malaysia dan Thailand. Dan penulis terpilih KKN Internasional di Thailand atau akrab dengan sebutan negeri gajah putih.
Lokasi KKN
Saya menginjakkan kaki di Bandara Hat Yai dan langsung disambut oleh udara panas serta keramahan masyarakat Thailand. Petualangan KKN di Negeri Gajah Putih pun dimulai. Tak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa saya akan menghabiskan satu bulan untuk belajar bahasa Thailand, mengenal budaya yang kaya, dan memberikan kontribusi bagi masyarakat setempat.
Lokasi detail KKN kami di Yala, yang mana memang penduduknya banyak yang beragama islam. Sehingga mudah sekali menemukan makanan-makanan halal. Lingkungannya pun sangat agamis, banyak yang menggunakan jilbab yang menutup dada.
Selama di Thailand, mahasiswa KKN UIN Walisongo terlibat dalam berbagai kegiatan pengabdian, seperti mengajar di sekolah-sekolah, memberikan pelatihan keterampilan, atau melakukan penelitian. Kita berharap kegiatan-kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Thailand.
Salah satu kegiatan yang paling berkesan adalah mengajar di sekolah-sekolah yang ada di daerah Yala, yakni di Shantitham School dan Thamvitya Mulniti School. Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang berbagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Bahasa Indonesia dan keterampilan hidup. Kegiatannya dilakukan di dalam kelas dan luar kelas.
Lingkungan di Yala Thailand
Masyarakat Thailand ini bagi saya sangat ramah dan baik sekali. Setiap kali kami kebingungan menanyakan jalan atau tempat yang akan kami tuju, mereka selalu membantu kami. Kami tinggal di salah satu rumah bapa asuh kami, yang sangat bagus fasilitasnya.
Tiga hari sekali kami diajak belanja kebutuhan makan kami sehari-hari. Ramahnya masyarakat Thailand itu tidak hanya dari orang dewasa, namun anak kecil pun sudah ramah sejak dini. Saya ditugaskan mengajar di salah satu sekolah tingkat dasar. Setiap harinya pasti mereka memeluk, meminta salam bahkan sesekali memberikan hadiah pada kami.
Makanan di sini pun tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, masih pas untuk lidah nusantara. Harganya Pun terhitung murah dan masih bisa terjangkau oleh kantong mahasiswa. Mulai dari gorengan seperti otak-otak, tomyam bahkan ada bakso yang rasanya enak sekali.
Kendaraan umum pun ada, terkenal dengan sebutan tuk-tuk. Seperti mobil yang memiliki bak di belakang dan di beri tempat duduk. Tarifnya tergantung jarak, sama seperti angkot yang ada di Indonesia. Selain tuk-tuk ada juga Grab, dengan tarif yang tidak jauh juga seperti di Indonesia. Transportasi umum tadi sangat berguna bagi kaum yang suka explore.
Explore di Negeri Gajah Putih
Di sisa waktu akhir pekan saya menyempatkan diri untuk mencoba jalan-jalan sekitar Yala ini, terkadang menggunakan tuk-tuk ataupun Grab. saya sangat senang jalan-jalan sendiri walau di negeri orang, karena menjadi tantangan tersendiri dan dapat menambah wawasan dan keberanian.
Tempat yang saya sudah kunjungi itu seperti pasar, cafe yang menarik dan nyaman untuk mengerjakan tugas, tempat bersejarah; seperti masjid krue se yang ada di daerah Pattani yang merupakan masjid tertua dan masjid pusat pattani.
KKN di Negeri Gajah Putih merupakan pengalaman yang luar biasa dan penuh makna. Di sana, saya belajar banyak hal, seperti bahasa Thailand, mengenal budaya yang kaya, dan memberikan kontribusi kecil kepada masyarakat setempat. Pengalaman ini telah membuka wawasan saya tentang dunia dan memperkaya hidup saya. []