Senin, 22 Desember 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

    sikap ambivalen

    Julia Suryakusuma Soroti Ancaman Kekerasan Seksual dan Sikap Ambivalen terhadap Feminisme

    Feminisme

    Julia Suryakusuma: Feminisme Masih Dibutuhkan di Tengah Krisis Multidimensi Indonesia

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Sawit

    Dampak Ekspansi Tambang dan Sawit terhadap Lingkungan

    Bahasa Masih Membatasi Disabilitas

    Ketika Bahasa Masih Membatasi Disabilitas

    Perempuan Mollo

    Perempuan Adat Mollo Pimpin Perlawanan terhadap Tambang Marmer

    Mitokondria

    Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan

    Masyarakat Mollo

    Kosmologi Masyarakat Adat Mollo dalam Melawan Tambang

    Akal Sehat

    Seni Merawat Alam Dengan Akal Sehat

    Masyarakat Adat Mollo

    Perjuangan Masyarakat Adat Mollo Menjaga Gunung Batu dari Tambang Marmer

    Mother Wound

    Dear Perempuan, Belajar Tidak Mewariskan Luka Mother Wound, Yuk!

    Stigma Penyandang Disabilitas

    Mengapa Stigma Negatif terhadap Penyandang Disabilitas Masih Banyak Terjadi?

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    Surga

    Ketika Surga Direduksi Jadi Ruang Syahwat Laki-Laki

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

    sikap ambivalen

    Julia Suryakusuma Soroti Ancaman Kekerasan Seksual dan Sikap Ambivalen terhadap Feminisme

    Feminisme

    Julia Suryakusuma: Feminisme Masih Dibutuhkan di Tengah Krisis Multidimensi Indonesia

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Sawit

    Dampak Ekspansi Tambang dan Sawit terhadap Lingkungan

    Bahasa Masih Membatasi Disabilitas

    Ketika Bahasa Masih Membatasi Disabilitas

    Perempuan Mollo

    Perempuan Adat Mollo Pimpin Perlawanan terhadap Tambang Marmer

    Mitokondria

    Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan

    Masyarakat Mollo

    Kosmologi Masyarakat Adat Mollo dalam Melawan Tambang

    Akal Sehat

    Seni Merawat Alam Dengan Akal Sehat

    Masyarakat Adat Mollo

    Perjuangan Masyarakat Adat Mollo Menjaga Gunung Batu dari Tambang Marmer

    Mother Wound

    Dear Perempuan, Belajar Tidak Mewariskan Luka Mother Wound, Yuk!

    Stigma Penyandang Disabilitas

    Mengapa Stigma Negatif terhadap Penyandang Disabilitas Masih Banyak Terjadi?

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    Surga

    Ketika Surga Direduksi Jadi Ruang Syahwat Laki-Laki

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Makna Hari Ibu Dalam Refleksi Peringatan Hari Gerakan Perempuan 22 Desember

Kita merayakan Hari Ibu ini dengan penuh rasa hormat dan terus menyalakan api juang gerakan perempuan untuk terus berani mendobrak tembok patriarki

Indi Ardila Indi Ardila
12 Desember 2025
in Featured, Personal
0
Makna Hari Ibu

Makna Hari Ibu

981
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di negara kita (Indonesia), ada peringatan hari Ibu di setiap 22 Desember. Di mana peringatan ini tidak terlepas dari nilai-nilai serta hak dan keterlibatan perempuan sebagai makhluk yang setara dengan laki-laki. Untuk itu, peringatan ini tidak hanya bermakna sebagai bentuk kasih sayang dari anak untuk Ibu dan dari ibu untuk anak, atau mother’s day seperti di negara lain.

Tetapi hari Ibu di negara kita adalah upaya untuk memperingati bangkitnya kaum perempuan dari ketertindasan dan diskriminasi. Yakni melalui kuatnya gerakan-gerakan perempuan yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan Indonesia, agar menjadi perempuan yang lebih maju dan layak. Demi tercapainya bangsa yang adil dan merdeka.

Sejarah Hari Ibu 22 Desember

Peringatan untuk Ibu di tanggal 22 Desember merupakan acuan dari pelaksanaan kongres perempuan Indonesia I pada 22 sampai 25 Desember 1928 di Yogyakarta. Beberapa minggu setelah kongres Pemuda II. Sebelum ditetapkan secara yuridis formal, melalui dekrit Presiden, tanggal 22 Desember 1959. Ada dua kongres lagi yaitu, kongres perempuan II pada tanggal 22 Desember 1935 di Jakarta, dan kongres perempuan III pada 22 Desember 1938 di Bandung. Di mana dari kongres perempuan III menghasilkan keputusan bahwa tanggal 22 Desember tersebut ditetapkan sebagai Hari Ibu Nasional.

Mengapa Hari Ibu, Bukan Hari Gerakan Perempuan?

Mungkin hal yang lumrah kalau banyak orang yang masih memaknai Ibu adalah seorang perempuan yang sudah mempunyai anak atau yang sudah berumah tangga. Tapi menurut pendapat pribadi, makna Ibu tidak hanya sebatas itu, karena Ibu adalah manifestasi Tuhan.

Jadi Ibu itu ibarat ladang , untuk cinta dan kasih sayangnya, ladang untuk belaian yang menumbuhkannya, ladang pengetahuan, ladang perjuangan, ladang kelembutan hati dan ladang perhatian. Dan unsur-unsur itu semua ada dalam setiap jiwa perempuan yang mampu membuat dan membawa perubahan.

Mungkin Iya kalau dalam KBBI, Ibu adalah seorang perempuan yang sudah memiliki anak, tapi kata “Ibu” hanya netralitas kata saja. Nyatanya, setiap perempuan adalah Ibu, dan setiap Ibu pasti perempuan. Setiap perempuan akan menjadi Ibu, terlepas dari apapun statusnya, atau pekerjaannya.

Karena di dalam jiwa perempuan terdapat banyak unsur Keibuannya juga sifat dan sikapnya yang selalu mengadakan dan menghasilkan. Itulah mengapa tidak di sebutkan sebagai hari kebangkitan atau gerakan perempuan, karena setiap perempuan adalah Ibu dengan segala perjuangannya.

Tujuan Adanya Kongres Perempuan

Tujuan diadakannya kongres perempuan adalah untuk menumbuhkan kesadaran terhadap masyarakat luas juga terhadap perempuan itu sendiri, bahwa setiap perempuan mampu memperbaiki nasib bangsa, yakni bangsa kita Indonesia. Karena lebih dari tiga abad negara kita dijajah oleh negara lain, sehingga nasib bangsa tak hanya dalam genggaman laki-laki, tetapi kaum perempuan juga mampu menjadi tonggak keberhasilan bangsa dan negara ini.

Perempuan- perempuan yang hadir dari seluruh pelosok negeri merasa bahwa perempuan selama ini telah diinjak-injak harkat dan martabatnya tak hanya oleh bangsa lain tetapi oleh pemikiran orang-orang di bangsa sendiri, yakni orang-orang yang menganut budaya patriarki.

Bahkan kaum perempuan pun merasa telah lama terbelenggu oleh adat dan penindasan kaum feodal. Sehingga adanya Kongres Perempuan, penyuaraan dan penyadaran terhadap hak-hak perempuan bisa terealisasikan, bahwasannya perempuan tak hanya mampu bekerja di sektor domestik saja.

Hegemoni Domestik Terhadap Perempuan Pada Masa Orde Baru

Kalau kita menilik sejarah, tumbuhnya kesadaran para perempuan di masa-masa sebelum orde baru, banyak gerakan perempuan yang berhasil didirikan. Salah satunya seperti gerakan Gerwani. Di mana gerakan ini menjadi gerakan paling terkenal di masa itu.

Gerakan ini berdiri pada tanggal 4 Juni 1950 yang awal mulanya bernama GERWIS (Gerakan Wanita Istri Sedar) tetapi mengalami perubahan menjadi Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) yang di dalamnya berisi perjuangan-perjuangan perempuan terhadap isu-isu kesetaraan dan hak untuk mendapatkan pendidikan.

Hanya saja pada masa orde baru tiba, gerakan tersebut diberangus karena di jadikan kambing hitam. Lalu dimusnahkan sampai pada penghilangan fakta sejarah, sehingga kongres perempuan dengan segala gerakannya sempat dihilangkan. Masa orde baru memang masa-masa paling suram bagi perempuan.

Meskipun perempuan sudah berkontribusi dalam ranah-ranah sosial seperti ekonomi, politik dan budaya lewat pemikiran dan kerja-kerja dalam pembangunan, rezim ini menjadikan para perempuan kembali terkungkung dalam ranah domestik.

Karena itu, perempuan mengalami hegemoni domestik, sehingga kehidupan perempuan hanya sibuk dengan sektor domestik saja. Yakni hanya diperbolehkan dalam urusan memasak, mencuci, mengurus rumah, hanya boleh merawat anak, melahirkan dan memenuhi kebutuhan seksual laki-laki, terkhusus perempuan yang sudah berumah tangga.

Hal tersebut tentu sebagai bentuk penindasan terhadap perempuan dan menjadikan posisi perempuan semakin inferior (Di bawah laki-laki). Kondisi ini tak ayal menjadikan sebagian perempuan akhirnya merasa nyaman. Meskipun hanya berkontribusi di ranah domestik saja, tanpa membutuhkan aktualisasi.

Dan hilangnya kesadaran akan kemampuan diri untuk berkontribusi di ranah publik. Sikap otoriter orde baru akhirnya menjadi masalah baru bangsa ini, karena telah melumpuhkan tonggak keberhasilan bangsa. Hal ini terjadi karena masih menormalisasi budaya patriarki.

Refleksi Peringatan Hari Ibu 22 Desember

Meskipun begitu kelamnya sejarah gerakan perempuan di Indonesia pada masa orde baru, kita tetap bisa melihat sangat kuatnya perlawanan gerakan-gerakan dan peran perempuan sampai pada masa rezim tersebut berakhir. Di mana negara banyak melakukan tindakan represif terhadap gerakan perempuan. Sehingga adanya peringatan Hari Ibu ini sebagai refleksi kita untuk mengangkat citra luhur perempuan yang menjadi sumber kehidupan. Dan seluruh gerakannya yang menjadikan bangsa lebih bermartabat dan kuat. Namun yang perlu kita perbaharui adalah cara memposisikan makna Ibu kedalam konteks yang lebih luas.

Bahwa setiap perempuan adalah Ibu. Baik dengan subjek Ibu secara nyata melampaui unsur-unsur ibuisme, maupun setiap perempuan dengan apapun peran dan statusnya. Dan peran Ibu saat ini sudah banyak korelasinya di ranah publik. Seperti Ibu yang menjadi seorang nelayan, petani, buruh, pelajar-mahasiswi, penari adat, pencipta karya, sampai dengan perempuan politisi, pemimpin daerah, dan pekerjaan serta peran lainnya.

Berangkat dari situasi tersebut di atas hendaknya kita merayakan Hari Ibu ini dengan penuh rasa hormat dan terus menyalakan api juang gerakan perempuan untuk terus berani mendobrak tembok patriarki. Lalu merealisasikan harapan akan kehidupan yang setara tanpa diskriminasi, marjinalisasi, dan ketidakadilan lainnya.

Atau merefleksikan hari ini secara spesial dan penuh rasa cinta kita terhadap orangtua. Khususnya seorang perempuan yang telah melahirkan kita. Karena ia tak hanya menjadi Ibu bagi seorang anaknya atau sosok pembawa peradaban, entah untuk agama maupun sebuah bangsa. Tetapi ia Ibu bagi setiap aspek kehidupan.

Karena setiap Ibu, hidupnya penuh pengabdian terhadap kemajuan dalam berbangsa, bernegara maupun beragama. Juga penuh perjuangan menuju kehidupan yang jauh lebih baik.

Untuk para Ibu yang bekerja, yang memilih mengurus rumah tangga, yang menjadi orangtua, ataupun Ibu yang memilih tidak menjadi orangtua, dan peran-peran Ibu lainnya. Semua berhak mendapatkan penghargaan dan peringatan Hari Ibu. Karena setiap perempuan adalah Ibu. []

 

Tags: 22 DesemberHari IbuHari Pergerakan Perempuan IndonesiaKasih IbuMakna Ibu
Indi Ardila

Indi Ardila

Bukan apa dan siapa tidak sekedar apalagi sebagai. Satu yang nyata, aku cuma seseorang yang suka melahap.

Terkait Posts

Mitokondria
Publik

Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan

22 Desember 2025
Mother Wound
Keluarga

Dear Perempuan, Belajar Tidak Mewariskan Luka Mother Wound, Yuk!

22 Desember 2025
Kekerasan di Kampus
Aktual

Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

21 Desember 2025
Lagu Jumbo
Pernak-pernik

Dari Nada ke Makna: Tafsir Relasi Ibu dan Anak dalam Lagu Jumbo

17 April 2025
Hari Ibu
Featured

Hari Ibu: Refleksi Pengasuhan Bukan Hanya Tugas Ibu!

12 Desember 2025
Sayyidah Fatimah
Hikmah

Kitab Iqdulul: Sayyidah Fatimah Teladan Bagi Ibu dan Perempuan

24 Desember 2024

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mitokondria

    Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Adat Mollo Pimpin Perlawanan terhadap Tambang Marmer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Bahasa Masih Membatasi Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dampak Ekspansi Tambang dan Sawit terhadap Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perjuangan Masyarakat Adat Mollo Menjaga Gunung Batu dari Tambang Marmer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dampak Ekspansi Tambang dan Sawit terhadap Lingkungan
  • Ketika Bahasa Masih Membatasi Disabilitas
  • Perempuan Adat Mollo Pimpin Perlawanan terhadap Tambang Marmer
  • Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan
  • Kosmologi Masyarakat Adat Mollo dalam Melawan Tambang

Komentar Terbaru

  • биф казино бонус pada Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan
  • 21luckybet Casino pada Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan
  • tlovertonet pada Menelusuri Metodologi KUPI: Dari Nalar Teks hingga Gerakan Sosial Perempuan
  • tlover tonet pada Hari Santri dan Kisah Perempuan Ulama Pengarang Kitab Kuning
  • xxx गुणसूत्र विकार pada Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID