• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Melihat Kerjasama Muslim dan Non-Muslim Pada Masa Dinasti Islam Berdiri di Baghdad

Berkat proses keterbukaan ilmiah dan kerjasama kebudayaan antarbangsa dan keterlibatan orang-orang dengan latar belakang agama yang berbeda-beda itu dunia Islam kemudian mencapai kemajuan yang gemilang

Redaksi Redaksi
13/01/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Kerjasama

Kerjasama

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada masa lampau, ketika dinasti-dinasti Islam berdiri di Baghdad, Andalusia, atau Turki, kaum Muslimin menjalin kerjasama pertukaran ilmu pengetahuan dan kebudayaan dengan bangsa-bangsa asing. Terutama Yunani, India, dan Tiongkok.

Para khalifah mengundang para sarjana, cendekiawan, filsuf, dan para ahli bahasa asing ke istananya untuk menerjemahkan karya-karya intelektual asing itu.

Para khalifah tidak sekadar menjadikan mereka penerjemah kekhalifahan. Tetapi juga mengangkat mereka sebagai penasihat, dokter, dan teman berdiskusi para khalifah serta para pembantunya.

Beberapa orang asing yang sering disebut untuk kepentingan tersebut adalah Hunain bin Ishaq penganut Nasrani dari Suriah Ibnu Muqaffa yang beragama Majusi, dan Gergorius Bakhtisyu yang merupakan penganut Nestorian.

Berkat proses keterbukaan ilmiah dan kerjasama kebudayaan antarbangsa dan keterlibatan orang-orang dengan latar belakang agama yang berbeda-beda itu dunia Islam kemudian mencapai kemajuan yang gemilang. Zaman mereka disebut sebagai The Golden Age (Zaman Keemasan Islam).

Baca Juga:

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina

Al-Kindi, filsuf Arab terkemuka, mengatakan:

“Seyogianya kita tidak merasa malu menerima suatu kebenaran dan menjaganya dari mana pun ia berasal, meski dari bangsa-bangsa yang jauh dan berbeda dari kita.”

Ibnu Rusyd, seorang filsuf dan ahli fiqh terkemuka, juga mengatakan:

“(Jika kita) menemukan ada sesuatu yang benar dari mereka (yang berbeda dari kita), kita (sepatutnya) menerima dengan gembira dan menghargainya. Namun, jika tidak sesuai, kita mengingatkan, memperingatkan, dan memaafkannya.”

Imam al-Ghazali, sang Hujjatul Islam (Argumentator IslamSunni), mengatakan:

“Bukalah pikiran lebar-lebar karena rahmat Tuhan sungguh mahaluas. Jangan kalian ukur hal-hal yang berhubungan dengan ketuhanan dengan ukuran yang sempit dan formalistis.”

Ukuran-ukuran yang sempit dan formalistis adalah cara pandang terhadap sesuatu secara hitam-putih. Juga termasuk menunggalkan kebenaran sendiri, dan tidak mau menerima atau menghargai pandangan orang lain. Cara pandang seperti ini acap kali mereduksi akal sehat serta mengabaikan solidaritas sosial dan toleransi. []

Tags: BaghdadBerdiriDinastiislamkerjasamamasamelihatmuslimnon muslim
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID