• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Memaknai Istilah “Sefrekuensi” dalam Konsep Relasi

Nyatanya, Islam memiliki pandangan tersendiri mengenai “sefrekuensi” dalam konsep relasi

Siti Nisrofah Siti Nisrofah
13/01/2024
in Personal
0
Sefrekuensi

Sefrekuensi

2.8k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam berkawan seringkali saya mendengar istilah “sefrekuensi”. Katanya, jika tidak sefrekuensi dua orang atau lebih cenderung tidak nyambung dalam berkomunikasi, tukar pikiran, bahkan tidak menemukan kenyamanan saat bersama. Ibarat pertemuan dua kutub magnet yang sama pasti akan saling bertolak.

Sebenarnya apa yang dimaksud sefrekuensi? Makna frekuensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia cukup beragam, salah satunya yaitu jumlah getaran gelombang elektrik per detik pada gelombang elektromagnetik. Itu semua versi bakunya dalam istilah ilmu fisika. Namun, makna sefrekuensi dalam sebuah hubungan adalah kecocokan.

Istilah sefrekuensi dalam konteks relasi banyak digunakan masyarakat untuk mendeskprisikan kenyamanan suatu hubungan yang seakan-akan berada dalam radar yang sama. Hubungan yang satu frekuensi bukan sekadar memiliki kesamaan hobi, melainkan sikap saling menerima tanpa meninggalkan kegemaran satu sama lain, serta adanya perasaan saling mendukung.

Makna Sefrekuensi dalam Hadis Nabi

Belum lama ini, saya mendengar penjelasan “sefrekuensi” dari guru-guru saya dalam suatu mejelis ilmu baik formal maupun non formal. Nyatanya, Islam memiliki pandangan tersendiri mengenai “sefrekuensi” dalam konsep relasi. Hadis yang masyhur tentang istilah “sefrekuensi” adalah sebagai berikut:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ؛ الارواح جنود مجندة، فما تعارف منها…ائتلف، وما تناكر منها…اختلف. رواه مسلم من حديث ابي هريرة والبخارى تعليقا من حديث عائشة

Baca Juga:

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

Kalimat “Al-arwahu junudun mujannadah …” memiliki banyak makna melalui sudut pandang para alim ulama yang memang ahli di bidang tafsir dan hadis. Meskipun beragam, namun semuanya mengarah pada muara yang sama. Seperti yang dituliskan Imam As-Suyuthi dalam kitab Syarhus Shudurnya.

اختلف في معني قوله صلى الله عليه وسلم (( الأرواح جنود مجندة، فما تعارف منها…ائتلف، وما تناكر منها…اختلف ))، فقيل : هو اشارة الى معنى التشاكل في الخير والشر، والصلاح والفساد، وان الخير من الناس يحن الى شكله، والشرير يميل الى نظيره، فتعارف الارواح يقع بحسب الطباع التي جبلت عليها من خير او شر، فاذا اتفقت…تعارفت، واذا اختلفت…تناكرت.

Terjadi perbedaan pendapat tentang makna sabda Rosulullah Saw, “Ruh-ruh itu laksana tentara yang berkumpul, maka yang saling mengenal daripadanya niscaya menyelaraskan (mudah bergaul atau saling menyesuaikan) dan yang bertentangan daripadanya, niscaya saling menyelisihi (bersebrangan)”.

Imam As-Suyuthi menyebutkan bahwa ruh itu saling mengenal sesuai dengan kebaikan dan keburukan. Kebaikan tersebut sebagai bentuk rasa saling mengasihi, sedangkan keburukan sebagai wujud ketidaksesuaian antara keduanya. Ruh yang cocok akan saling mengenal. begitupula sebaliknya, jika tidak cocok maka akan berselisih.

(Referensi:  Kitab Syarhus Shudur, bi Syarhi Halil Mauta wal Qubur, lil Imam Jalaluddin As-Suyuthi).

Makna Kecocokan dalam Konsep Relasi

Imam Al-Ghazali menambahkan penjelasan mengenai kecocokan relasi yaitu “Tidak akan sesuai (cocok) dua orang dalam sepuluh orang, selain kepada salah seorang dari keduanya terdapat sifat (yang sesuai) dari seorang lagi. Sesungguhnya jenis-jenis manusia adalah seperti jenis-jenis burung. Dua macam burung tidak akan sepakat terbang bersama, kecuali di antara keduanya ada kesesuaian (kecocokan).”

Lalu Malik bin Dinar meneruskan dengan mengatakan bahwa pada suatu hari beliau melihat seekor burung gagak bersama seekor burung merpati, maka heranlah beliau melihat yang hal itu, lalu beliau berkata, “Keduanya itu telah sepakat dan tidaklah keduanya itu dari satu bentuk (jenis).” Kemudian kedua ekor burung itu terbang, dan rupanya kedua ekor burung itu pincang kakinya, lantas Malik berkata, “Dari segi inilah keduanya sepakat.”

Ada seorang penyair yang menyebutkan bahwa kelak kedua burung itu akan berpisah jika lukanya sudah sembuh. Artinya alasan suatu perpisahan karena sebuah kesadaran atau keinsyafan dari ketidaksesuaian bentuk (zat). Manusia itu beragam bentuk dan macamnya. Maka, yang tidak sesuai akan sulit menyesuaikan.

Penjelasan di atas mampu menguatkan istilah “sefrekuensi” dalam sebuah hubungan. Seperti halnya sunnatullah, konsep relasi bersifat natural. Toh jika pada akhirnya harus bertahan dalam suatu hubungan yang tidak cocok, saya rasa juga tidak akan bertahan lama. Selain itu, memang ada kepentingan di balik itu semua, sehingga kenyamanan bukan menjadi prioritas.

Terlepas dari itu semua, kecocokan dan kenyamanan adalah unsur yang sangat penting dalam membangun relasi. Jika merasa tersiksa, mungkin tempatmu bukan di situ. Ibaratnya puzzle, ia akan membentuk suatu makna jika posisinya tepat dan cocok. Jangan memaksakan sesuatu yang tidak senada, karena akan berujung pada sikap saling menyakiti satu sama lain. []

Tags: CintaJodohKesalinganperkawinanRelasiSefrekuensiSekufusetara
Siti Nisrofah

Siti Nisrofah

Hanya orang biasa :')

Terkait Posts

Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Humor Seksis

Tawa yang Menyakiti; Diskriminasi Gender Di Balik Humor Seksis

26 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Kekerasan Seksual Bisa Dicegah Kalau Islam dan Freud Ngobrol Bareng

26 Juni 2025
Menemani Laki-laki dari Nol

Bagaimana Mubadalah Memandang Fenomena Perempuan yang Menemani Laki-laki dari Nol?

25 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID