Mubadalah.id – Masa pubertas yang dialami anak pada rentang usia 10 hingga 15 tahun biasanya ditandai dengan berbagai perubahan yang cukup drastis. Misalnya pertumbuhan tinggi badan semakin pesat, rambut mulai tumbuh di ketiak maupun area kemaluan, wajah lebih berminyak hingga muncul jerawat. Serta perubahan suara yang khas pada anak laki-laki.
Sedangkan pada remaja perempuan, perubahan bisa kita lihat dari bentuk payudara yang membesar dengan rasa nyeri atau bahkan bentuknya tidak sama besar.
Pada masa pubertas ini, memberikan informasi yang benar mengenai fungsi dan kesehatan reproduksi menjadi sangat penting. Sebab, hal ini sangat terkait dengan pola kesehatan mereka dan perubahan yang terjadi pada organ reproduksi yang harus anak sadari sejak dini. Baik pada perubahan yang terlihat ataupun tidak.
Perubahan yang tidak terlihat yang ada di dalam tubuh anak-anak menjelang remaja adalah kelenjar-kelenjar otak yang mengeluarkan zat kimia, yang ia sebut hormon.
Hormon estrogen dan progesteron dimiliki perempuan yang diproduksi oleh indung telur yang akan menimbulkan siklus haid. Sedangkan hormon testosteron diproduksi oleh testis yang dimiliki pria, yang dapat menyebabkan mimpi basah. Hormon ini yang akan memengaruhi perubahan emosi.
Perubahan Emosi
Perubahan emosi ini akan memengaruhi hasrat seksual pada diri remaja. Hal ini dapat kita lihat dari membesarnya payudara pada perempuan atau ereksi pada penis yang remaja laki-laki alami.
Rasa emosi yang muncul biasanya karena mereka mulai merasa ingin orang-orang hargai, mendapat perlakuan istimewa, dan ingin tahu tentang seksualitas. Sedangkan hasrat seksual yang muncul berupa ingin berdekatan secara fisik dengan seseorang.
Hasrat tersebut biasanya muncul dengan sendirinya, sehingga sangat sulit mereka pahami. Semua proses peralihan dari masa kanak-kanak ke remaja tersebut dapat menimbulkan konflik diri. Di satu sisi, remaja menikmati perubahan tersebut. Tetapi di sisi lain ada rasa takut dan ragu, apakah hal yang sama orang lain alami juga.
Karena itu, perlu dijelaskan kepada anak-anak bahwa akibat tidak memelihara kesehatan reproduksinya bisa berakibat fatal terhadap seksualitasnya pada masa dewasa.
Setelah remaja, laki-laki mengalami mimpi basah dan menstruasi bagi perempuan, berarti organ reproduksi mereka sudah berfungsi. Yakni, apabila remaja laki-laki (yang sudah balig) berhubungan seks dengan remaja perempuan (yang sudah pernah haid) dalam masa subur dapat menyebabkan kehamilan. []