Mubadalah.id – Narasi hadis perempuan adalah fitnah dan penuh pesona pernah diungkapkan Nabi Muhammad Saw. Ungkapan ini disampaikan kepada para laki-laki agar waspada dalam menjalani kehidupan.
Sayangnya, apa yang diungkapkan oleh Nabi Muhammad Saw. ini lebih banyak digunakan untuk menghambat dan melarang perempuan, dibanding menuntut laki-laki untuk menjaga diri, tanpa mengungkung dan melarang perempuan.
Jika teks Hadis ini kita maknai secara mubadalah, maka relasi sosial menjadi saling menghormati, saling mendukung satu sama lain, menghargai, dan menjaga diri.
Relasi seperti ini tidak hanya selaras dengan visi dan misi Islam. Tetapi makna fitnah menjadi lebih sesuai dengan tuntunan ayat al-Qur’an.
Teks Hadis yang kita maksud adalah:
Dari Usamah bin Zaid r.a., dari Nabi Saw., bersabda: “Tidak aku tinggalkan setelahku suatu fitnah (ujian) yang paling berat bagi laki-laki kecuali (ujian mengenai pesona) perempuan”. (Shahih al-Bukhari, Kitab al-Nikah, no. 5152).
Teks ini secara eksplisit menyapa laki-laki, dan meminta mereka untuk waspada dan menjaga diri dari kemungkinan terjerumus pada pesona perempuan.
Waspada
Permintaan untuk waspada dan menjaga diri ini berlaku juga kepada perempuan. Inilah makna mubadalah yang bisa kita munculkan dari teks ini.
Pesona atau fitnah perempuan dalam teks Hadis di atas hanya contoh salah satu saja. Pesona perempuan bisa jadi yang terberat bagi banyak laki-laki, tetapi tidak semua laki-laki.
Karena ada yang mungkin lebih terpesona oleh godaan-godaan lain, seperti kekuasaan, harta, atau ambisi-ambisi sosial.
Poinnya bukan apa pesona yang terbesar dalam hidup, tetapi bagaimana kita bisa istiqamah dalam menghadapi ujian pesona ini. Apa pun bentuknya dan dari mana pun datangnya.
Jika subjek yang kita sapa adalah perempuan, maka objek pesona atau ujiannya bisa berubah. Bisa laki-laki yang ia kejar dan inginkan. Bisa juga yang lain: harta, kekuasaan, ambisi sosial, harga diri, atau apa pun yang mungkin memesona dan menjerumuskannya dari pribadi yang baik dan istiqamah.
Poinnya sama, bukan apa dan siapa pesonanya. Namun, bagaimana seseorang bisa melewati tantangan pesona ini dengan tetap menjadi pribadi yang beriman, baik, dan memberi manfaat sebanyak mungkin kepada orang lain. []