• Login
  • Register
Kamis, 26 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Membincang Akses Layanan Sosial dan Dunia Kerja yang Berkeadilan dalam Dialog Nasional Indonesia Inklusi

Acara ini mengundang 60 mitra kerja pemangku hak penyandang disabilitas, perempuan yang berhadapan dengan kekerasan, lansia dan orang muda rentan

Karimah Iffia Rahman Karimah Iffia Rahman
11/06/2024
in Pernak-pernik
0
Indonesia Inklusi

Indonesia Inklusi

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kita semua tentu ingin Indonesia menjadi sebuah negara dan bangsa yang mampu memastikan seluruh komponen masyarakatnya dari berbagai latar belakang dan wilayah manapun memperoleh hak dan kewajibannya secara adil. Namun cita-cita luhur ini tentunya perlu dilakukan oleh banyak pihak.

Oleh sebab itu, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis) sebuah organisasi pembangunan yang berbasis di Jakarta dan bekerja di wilayah Asia Tenggara untuk menyuarakan hak-hak dasar masyarakat marginal mengadakan program VOICE Indonesia.

Sebuah program yang telah berlangsung sejak tahun 2016 dan berkontribusi langsung bersama lebih dari 100 organisasi masyarakat sipil yang akhirnya membentuk suatu kelompok dengan sebutan Indonesia Inklusi.

Melalui gerakan ini, Pamflet sebagai fasilitator Link and Learn VOICE Indonesia mengadakan kegiatan “Dialog Nasional Indonesia Inklusi” yang berlangsung di Erasmus Huis, JL. Rasuna Said No. 3, Jakarta Selatan (4/6/24). Acara ini mengundang lebih dari 60 mitra kerja pemangku hak penyandang disabilitas, perempuan yang berhadapan dengan kekerasan, lansia dan orang muda rentan. Selain itu kelompok minoritas gender dan seksualitas, serta masyarakat adat dan etnis minoritas.

Mendorong Indonesia Inklusi

Pembukaan acara ini oleh Maresa Oosterman selaku Head of Political Affairs, Dutch Embassy Indonesia. Kayla Lapiz perwakilan dari Voice Global dan Tunggal Pawestri, Direktur Eksekutif Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial.

“Setelah banyak melakukan upaya advokasi dan pemberdayaan kelompok pemangku hak, para mitra Indonesia Inklusi mengadakan kegiatan berskala nasional ini. Yakni dengan menghadirkan berbagai pihak pemangku kepentingan. Tujuannya agar dapat membuka ruang diskusi mengenai capaian upaya yang telah berbagai aktor lakukan dalam mendorong Indonesia Inklusi.” ungkap Kayla Lapiz saat memberikan sambutan.

Baca Juga:

Belajar Nilai Toleransi dari Film Animasi Upin & Ipin

Merariq Kodek: Ketika Pernikahan Anak Jadi Viral dan Dinormalisasi

Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

Ketupat dalam Tradisi Jawa: Antara Simbol Rukun Islam dan Upaya Penyucian Diri

Selain itu tentunya tujuan kegiatan Dialog Nasional Indonesia Inklusi ini adalah menghubungkan para mitra (grantee partners) Voice satu sama lain. Yakni untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman mengenai pelibatan dan penjangkauan pemangku kepentingan (stakeholders).

Mengikuti perkembangan pelibatan dan penjangkauan mitra kepada pemangku kepentingan (stakeholders) terutama terkait dengan Lembar Rekomendasi Indonesia Inklusi. Menyediakan wadah diseminasi produk pengetahuan, cerita, hingga temuan para mitra Voice terkait Inklusi dan Interseksionalitas.

Lebih luas lagi, untuk mencapai masyarakat yang inklusif dan responsif, Tunggal Pawestri menyampaikan terdapat tiga sasaran dampak yang harus tercapai dengan menyelesaikan persoalan-persoalan kontekstual yang dihadapi oleh para pemangku hak di Indonesia antara lain:

Pertama, meningkatnya akses pemangku hak kepada sumber daya produktif dan lapangan kerja.

Kedua, meningkatnya akses pemangku hak kepada layanan sosial, secara khusus kesehatan dan pendidikan.

Ketiga, adanya ruang partisipasi politik dan pelibatan warga negara.

Dialog Nasional

Dialog Nasional terbagi menjadi dua sesi. Sesi Dialog Nasional yang pertama pada kegiatan ini bertemakan: “Sudahkah pemangku hak mendapatkan akses layanan sosial yang berkeadilan dan aksesibel?” Sebuah tema yang membahas berbagai situasi dan upaya yang masyarakat sipil dan pemerintah lakukan. Terutama dalam memastikan pemenuhan hak atas layanan sosial. Seperti pendidikan dan kesehatan yang inklusif dapat terakses seluas-luasnya.

Panelis yang membahas sesi ini antara lain, Dra. Kustini selaku Direktur Eksekutif CAI, Umbu Remi Deta, S.Kom perwakilan dari Pengurus Kepercayaan Marapu. Sjamsul Hadi, S.H.,M.M selaku Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Kemendikbudristek. Sofyan, S.Sos., SH.MH selaku Kepala Pusat Pembudayaan dan Bantuan Hukum BPHN Kementerian Hukum dan HAM serta Habibah Hasnah Hermandi sebagai moderator.

Dari sesi ini, peserta mendapatkan kesimpulan bahwa membincang akses layanan sosial yang berkeadilan dan aksesibel dapat kita mulai dari pengetahuan yang berasal dari banyak keberagaman mulai dari gender, disabilitas, dan lainnya.

Selain itu, kita memerlukan pula pengentasan stigma agar upaya-upaya yang kita rencanakan menuju Indonesia inklusi dapat terealisasi dengan optimal. Peningkatan kapasitas dan administratif juga sangat kita butuhkan untuk kegiatan inklusif yang berkelanjutan. Selain itu tentunya partisipasi dari seluruh masyarakat dan stakeholder terkait.

Mengenal Budaya dan Bahasa Tuli

Kemudian pada Dialog Nasional sesi kedua mengusung tema “Membangun Dunia Kerja yang Berkeadilan”. Tujuannya untuk membahas lebih jauh upaya membangun sistem dan budaya kerja yang adil, sehingga semua warga memiliki akses yang lebih mudah.

Sesi ini menghadirkan Luviana perwakilan dari Konde.co selaku moderator. Serta panelis yaitu Jumisih selaku Ketua Umum FSBPI dan inklusif ke sumber daya produktif dan lapangan kerja. Edy Supriyanto selaku Direktur Perkumpulan SEHATI, Wiyanto, S.H, M.Si selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Wonogiri. Selain itu Mawa Kresna perwakilan dari Project Multatuli.

Menutup sesi kedua, Luviana menyampaikan kesimpulan bahwa masih banyak peraturan di dunia kerja yang diskriminatif dan masih kita perlukan akses untuk membuka layanan publik yang dapat memberikan rasa aman dan inklusif. Selain itu aksesibel bagi seluruh masyarakat khususnya penyandang disabilitas, perempuan yang berhadapan dengan kekerasan, lansia dan orang muda rentan. Lalu kelompok minoritas gender dan seksualitas, serta masyarakat adat dan etnis minoritas.

Selain Dialog Nasional, kegiatan ini juga mengadakan talkshow Open Space dengan tema Mengenal Budaya dan Bahasa Tuli dengan mengundang perwakilan dari Gerkatin Solo sebagai narasumber. Lalu Merebut Ruang Sipil yang mengundang Suara Grina sebagai narasumber. Acara ditutup dengan penampilan stand up comedy dari Sakdiyah Ma’ruf dan live concert oleh Sal Priadi. []

Tags: Bahasa TuliBudayaDialog NasionalHivos IndonesiaIndonesia Inklusi
Karimah Iffia Rahman

Karimah Iffia Rahman

Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0 dan telah menulis lebih dari 5 buku antologi. Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui iffiarahman@gmail.com.

Terkait Posts

Fitnah Perempuan

Meluruskan Pemahaman Keliru terhadap Konsep Fitnah Perempuan

26 Juni 2025
perempuan adalah fitnah

Menimbang Ulang Makna Fitnah: Tubuh Perempuan Bukan Sumber Keburukan

26 Juni 2025
Perempuan yang rentan

Saat Fikih Menjadikan Perempuan Kelompok Paling Rentan

25 Juni 2025
Fitnah Perempuan

Mengurai Bias Fitnah Perempuan dalam Wacana Keislaman

25 Juni 2025
Khitan Perempuan

Khitan Perempuan: Upaya Kontrol atas Tubuh Perempuan

25 Juni 2025
Sehat

Membangun Kehidupan yang Sehat Dimulai dari Keluarga

24 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual

    Kekerasan Seksual Bisa Dicegah Kalau Islam dan Freud Ngobrol Bareng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iran dan Palestina: Membaca Perlawanan di Tengah Dunia yang Terlalu Nyaman Diam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menimbang Ulang Makna Fitnah: Tubuh Perempuan Bukan Sumber Keburukan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Islam, Saatnya Hijrah dari Kekerasan Menuju Kasih Sayang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nurhayati Subakat, Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Wardah
  • Menafsir Ulang Perempuan Shalihah: Antara Teks dan Konteks
  • Tawa yang Menyakiti; Diskriminasi Gender Di Balik Humor Seksis
  • Meluruskan Pemahaman Keliru terhadap Konsep Fitnah Perempuan
  • Kekerasan Seksual Bisa Dicegah Kalau Islam dan Freud Ngobrol Bareng

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID