• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Mendongeng Tumbuhkan Sikap Humanis Anak

Nur Fitriyani Nur Fitriyani
24/03/2020
in Keluarga
0
26
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sikap memanusiakan manusia atau memandang manusia secara mendasar sama dan derajat merupakan sikap humanis. Islam dengan semboyannya “Islam Rahmatan Lil Alamin” sangat menekankan sikap humanis tertanam di setiap sanubari manusia.

Pentingnya humanis ini dipandang sebagai sikap untuk menanggulangi ekstremisme kekerasan. Perlu diketahui, eskstremisme merupakan paham yang merujuk kepada paham yang sangat kuat dan mendalam atas suatu hal.

Bahkan, dapat dikatakan sebagai suatu keadaan atau tindakan menganut paham ekstrem berdasarkan pandangan agama, politik, dan sebagainya. Sikap ekstrem tidak dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah, terutama jika menyangkut hubungan antar agama, etnis, suku, maupun antar negara.

Sikap humanis bukan dilihat dari tampilan fisiknya, bahasanya, etnisnya, bahkan agamanya. Sebaliknya, sikap humanis diperlihatkan dari penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), tidak boleh dibatasi oleh sekat-sekat primordialisme tersebut.

Primordialisme ialah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.

Baca Juga:

Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?

Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

Mewujudkan kemanusiaan yang hakiki tanpa ada rasa prasangka dan saling curiga. Sikap humanis perlu ditanamkan sejak dini. Agar sejak dini anak mulai terlatih untuk bersikap toleransi dan tenggang rasa terhadap sesama. Tindakan ­bullying yang kerap marak terjadi di institusi pendidikan menyebabkan anak baik pelaku maupun korban kehilangan rasa tepo sliro.

Dalam pitutur Jawa tepo sliro menjadi pedoman seseorang berlaku baik terhadap sesama. Sudah seharusnya pitutur tersebut menjadi kitab dalam masyarakat. Menumbuhkan sikap humanis dapat dilakukan dengan cara mendongeng.

Media mendongeng dapat dilakukan dengan menggunakan boneka tangan. Cara memainkannya pendongeng dapat mengambil tema dongeng misalnya Toleransi umat beragama. Pendongeng dapat memainkan lakon dengan boneka disesuaikan dengan suara dari pendongeng.

Perhatian anak akan terfokus pada suara, gerak boneka, dan alur cerita. Anak akan merekam setiap apa yang dilihat dan didengarnya. Deradikalisasi mendongeng dapat dikatakan sebagai program mencegah seorang anak memiliki paham radikal.

Mendongeng baik dilakukan untuk menanamkan pendidikan karakter bagi anak. Anak-anak menghadapi tantangan serius ketika pendidikan hanya sekedar menjadi industri yang memberikan keterampilan dan pengetahuan tanpa diperkuat dengan karakter.

Menurut Aloysius Budi Kurniawan dalam opininya yang berjudul “Mendidik Untuk Terampil Saja Tak Cukup”,  mengatakan bahwa menurut Filsafat Yunani Platon pendidikan karakter diperlukan untuk mendidik manusia agar merdeka dari gejolak nafsu kenikmatan daging. Ibarat kata seperti orang yang diberi pisau, tetapi tidak pernah dibertitahu bahwa pisau ini hanya diperbolehkan untuk mengupas, nantinya pisau itu bisa digunakan untuk membunuh.

Oleh karena itu, mendongeng sama hal nya sebuah gerakan memberitahu, mengajarkan, menuturkan lewat sebuar cerita, dimana cerita tersebut mengandung pesan tersirat. Mendongeng dengan boneka tangan dengan latar belakang cerita binatang dari berbagai suku yang hidup tentram dan damai karena hidup saling menghormati.

Hal ini akan merasuk pada memori anak, untuk merekam setiap ucapan yang diceritakan yang dikemas dengan baik. Peran perempuan dan laki-laki sebagai orang tua sangat diperlukan untuk lebih dekat dengan anak.

Jadi, tidak hanya sosok perempuan yang menjadi ibu namun juga sosok laki-laki sebagai figur ayah. Mengingat pendidikan pertama yang didapat anak adalah dari lingkup keluarga. Sehingga sejak dini itulah anak mulai diajarkan pendidikan karakter dengan cara didongengkan dengan cerita-cerita yang memiliki pesan sisi kemanusiaan.

Perlu diakui, anak merupakan tunas bangsa yang perlu dijaga dan dididik dengan baik. Seorang anak lahir ke dunia dan dibesarkan supaya mampu menjadi tonggak keluarga, agama, bangsa dan negara. Oleh karena itu, sedari kecil setiap orang tua harus sigap dan tepat memberikan pendidikan yang tepat. Tujuannya agar anak menjadi seorang yang memiliki sikap humanis, budi pekerti dan rasa nasionalisme. []

Nur Fitriyani

Nur Fitriyani

Terkait Posts

Najwa Shihab dan Ibrahim

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

26 Mei 2025
Program KB

KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

23 Mei 2025
Alat KB

Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB

22 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID