Mubadalah.id – Saat ini perempuan muslim sudah mulai berani menunjukkan kontribusinya lewat berbagai karya dan bidang. Tentu saja ini adalah milestone yang baik untuk mencetak perempuan muslim hebat di berbagai bidang, khususnya sains dan matematika.
Seperti yang diketahui, jika sains dan matematika identik dengan bidang laki-laki, karena sterotype yang salah perihal laki-laki yang lebih pandai daripada perempuan. Padahal Allah menciptakan manusia baik laki-laki dan perempuan dengan akal yang utuh. Jika kita mengoptimalkan anugrah Tuhan tersebut pastinya perempuan pun punya kesempatan yang sama untuk menguasai bidang yang sama dengan laki-laki.
Jika kita menarik garis sejarah ke belakang. Selama ribuan tahun silam, dalam peradaban muslim rupanya perempuan telah meninggalkan jejak mereka di masyarakat. Ikut andil dalam mengubah jalannya sejarah pada waktu tertentu, bahkan memberikan pengaruh yang signifikan pada kehidupan orang lain.
Kisah inspiratif perempuan muslim di masa lalu, serta kepribadian dan tekad mereka untuk berkontribusi pada berbagai bidang, terutama sains dan matematika layak dijadikan role model bagi perempuan muslim masa kini. Nama mereka harus terus digaungkan, agar semangatnya bisa mengalir memasuki jiwa kita untuk bisa seperti mereka juga.
- Fatima al-Fihri
Yang pertama adalah Fatima al-Fihri, perempuan muslim asal Qayrawan-Tunisia yang kemudian bermigrasi ke Fez-Maroko bersama ayahnya Mohamed al-Fihri. Lahir pada tahun 800 M dan meninggal sekitar tahun 880 M. Ia juga dikenal sebagai Umm al-Banayn yang artinya ibu dari anak-anak Fez.
Fatima tumbuh dalam keluarga terpelajar yang menyukai ilmu fiqh dan hadis. Ia mewarisi sejumlah besar uang ayahnya yang kemudian ia gunakan untuk membangun masjid sekaligus universitas yang diberi nama Qarawiyin. Didirikan pada tahun 859 dan tercatat sebagai universitas tertua di dunia. Para siswa dari seluruh dunia banyak melakukan kunjungan ke sana untuk mempelajari tentang Islam, astromoni, bahasa, dan sains. Bahkan angka Arab mulai diperkenalkan di Eropa melalui universitas ini.
- Sutayta al-Mahmali
Sutayta merupakan perempuan muslim asal Baghdad yang unggul dalam banyak bidang, seperti sastra arab, hadist, fikih, serta matematika. Ia juga ahli dalam ilmu hisab/falak yang mempelajari benda-benda langit dan ilmu faraid yang memepelajari pembagian harta waris, keduanya merupakan cabang praktis matematika yang berkembang dengan baik pada masanya.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia juga menemukan solusi persamaan matematika yang kemudian dikutip oleh matematikawan lain. Kemampuannya ini semakin mengukuhkan dirinya jika bakatnya dalam matematika tidak sekedar sesederhana melakukan perhitungan. Meski dikenal sebagai ilmuwan matematika masyhur, namun ia tetap dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan memiliki moralitas dan reputasi yang baik. Sutayta meninggal pada tahun 377 H/ 987 M.
- Labana
Labana berasal dari Cordoba, Spanyol yang lahir pada sekitar abad ke-10. Ia adalah salah satu dari sedikit matematikawan perempuan muslim yang dikenal namanya. Ia dikenal fasih dalam ilmu eksakta, dan bisa memecahkan masalah geometris dan aljabar paling kompleks yang dikenal pada masanya.
Labana sering berjalan di sepanjang jalan-jalan Cordoba untuk mengajar persamaan matematika kepada anak-anak. Anak-anak tersebut akan mengikutinya hingga dinding pembatas istana Cordoba sambil membaca tabel perkalian yang diajarkan Labana. Beberapa sumber menuliskan sosok Labana dengan nama Labna atau Lubna dari Cordoba. Tidak ada sumber terkait yang menyebutkan nama lengkapnya. Meski namanya hampir terlupakan dalam peradaban islam, namun sumbangsihnya pada ilmu pengetahuan sangat besar.
Bersama Hasdai bin Shaprut, Labana menjadi inisiator pembangunan perpustakaan yang sangat terkenal saat itu, Madinah az-Zahra (berarti kota Kembang). Karena pergaulannya yang luas dengan dunia literatur umum membuatnya mendapatkan pekerjaan penting sebagai sekretaris pribadi Khalifah Umayyah dari Spanyol Islam, al-Hakam II.
- Mariam Al-‘Ijliya
Mariam Al-Ijliya atau dikenal sebagai Mariam Al-Astrolabi adalah perempuan Muslim asal Aleppo-Suriah yang menjadi salah satu ilmuwan di bidang astronomi pada abad ke-10. Ia merupakan pembuat Astrolab, instrumen astronomi klasik yang digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan waktu, posisi matahari serta bintang. Dalam dunia Islam, astrolab berfungsi untuk menemukan arah kiblat, menentukan waktu shalat, serta hari Ramadhan dan Idul Fitri.
Ia lahir dari keluarga insinyur terkenal yang mengembangkan astrolab. Dari ayahnya Mariam kemudian mengulik rasa keingintahuan terhadap Astrolab secara mendalam. Pada akhirnya, ia membuat Astrolab dengan versinya sendiri. Mariam membuat perhitungan matematis yang rumit dan presisi untuk desain Astrolab versinya. Kontribusinya tersebut secara resmi diakui ketika asteroid sabuk utama ditemukan oleh Henry E Holt di Observatorium Palomar pada 1990 dan dinamai “7060 Al-Ijliya”.
Selama ribuan tahun beberapa perempuan muslim tersebut telah ikut berkontribusi dalam membangun budaya dan peradaban Islam, khususnya dalam sains dan matematika. Tentu saja kisah mereka tidak boleh sekedar dijadikan dongeng tidur belaka.
Dalam dunia milenial yang serba digital ini, harapannya semakin banyak perempuan yang mampu menorehkan sejarah dalam dunia sains dan matematika, megikuti jejak para perempuan muslim dari ribuan lalu. Perempuan muslim berdaya bersama karya-karyanya adalah wujud peradaban Islam yang sebenarnya. []