• Login
  • Register
Kamis, 5 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Menulis, Jalan Sunyi Menuju Keabadian

Tidak ada jalan lain bagi kita sebagai orang yang biasa-biasa saja, kecuali meninggalkan karya tulisan. Dengan menulis kita akan selalu dikenang sehingga umur kita selalu “panjang”. Panjang umur dengan menulis

Abdus Salam Abdus Salam
18/12/2021
in Pernak-pernik
0
Manusia

Manusia

202
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa minggu lalu, Gus Ayang Utriza Yakin, dalam seminar Santri, Naskah dan Kajian Teks menyampaikan bahwa, jika kita ingin dikenang dan menuju keabadian saratnya dua yakni, pertama, ditulis, dan, kedua, menulis. Untuk yang pertama, menurutnya, agak sulit kalau kita harus ditulis oleh orang lain karena untuk ditulis kita harus menjadi seorang tokoh atau pun memberikan kontribusi dalam sebuah gagasan tertentu. Karena cukup berat, lanjutnya, pilihan kedua adalah hal yang paling mungkin untuk kita kerjakan yaitu menulis. Sebab, menulis tidak harus menjadi tokoh. Sarat tersebut berlaku untuk siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Tidak lama berselang, di beranda facebook lewat sebuah status cukup menggelitik. Status tersebut berbunyi “Saya lihat banyak sekali pelatihan menulis, itu bagus. Tetapi belum ada sama sekali pelatihan (tahan) membaca. Lah, gimana mau menulis kalau tidak tahan membaca”. Status tersebut diunggah oleh Pak Suhadi Cholil melalui akun facebooknya dengan berbagai komentara dari para pembaca.

Penulis jadi teringat sebuah buku tidak terlalu tebal ditulis oleh seorang ulama produktif dan penyair yaitu KH. Husein Muhammad. Ulama asal Cirebon tersebut menulis buku dengan judul “Ulama-Ulama yang Menghabiskan Hari-Harinya untuk Membaca, Menulis, dan Menebarkan Cahaya Ilmu Pengetahuan”. Isi bukunya adalah biografi para ulama yang hari-harinya dihabiskan untuk mengarang sehingga lahir berbagai masterpiece yang berjilid-jilid.

Salah satu ulama yang ditulis oleh Buya Husein, sapaan akrab KH. Husein Muhammad, adalah Syaikh Izuddin bin Abdissalam. Seorang ulama asal Damaskus yang lahir pada tahun 577 H/1181 M. Ia dikenal sebagai ulama yang ahli dalam banyak ilmu keislaman seperti: tafsir, hadits, bahasa, fiqh, ushul fiqh, dan lain-lain (2020: 112) Saking produktifnya, pada suatu kesempatan, Syekh Izuddin bin Abdissalam berkata, “Selama 30 tahun, aku tidak tidur, sampai aku sudah melewati pintu-pintu pengetahuan itu memasuki pemikiran dan jiwaku” (2020: 116).

Menulis, ya, kudu Membaca toh

Baca Juga:

Membaca Novel Jodoh Pasti Bertemu dalam Perspektif Mubadalah

Membaca Ulang Makna Aurat dalam Al-Qur’an

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu

Sebagaimana telah disinggung di atas, membaca adalah modal penting serta perisai untuk mengetahui cakrawala keilmuan serta modal sebelum kita menulis. Ibarat dua sisi koin ia tidak bisa dipisahkan. Membaca juga, selain menambah cakrawala pengetahuan, sekaligus menambah diksi dan kosa kata baru. Sebab, tidak ada modal lain bagi seorang penulis selain membaca, membaca, dan membaca. Dibutuhkan ketekunan, keuletan, dan ketelatenan dalam membaca dan menulis.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana ulama terdahulu mengarang dengan berbagai puluhan, ratusan atau bahkan ribuan refrensi. Betapa mereka kuat membaca juga menganalisa teks-teks keagamaan yang semuanya menggunakan bahasa Arab. Jangan jauh-jauh, ambil contoh saja Pak Quraish Shihab, dengan magnum opusnya Tafsir Al-Misbah. Di dalamnya terdapat berbagai refrensi seperti Ibnu ‘Asyur, Thaba’thaba’i, serta berbagai kitab tafsir lainnya. Tentu saja bukan hal yang mudah.

Menulis: Jalan Sunyi dalam Berjihad

Menulis adalah jalan sunyi yang tidak ada seorangpun tahu kecuali sang penulis dan Allah yang mengetahui. Begitu menurut Ajengan Ginanjar Sya’ban dalam sebuah kesempatan. Sebab, menulis tidak hanya melontarkan huruf abjad belaka tetapi juga berfikir, menganalisa dan menuangkannya. Butuh kerja-kerja serius dan sungguh-sungguh dalam menjalankannya.

Ada adigium sekaligus memotivasi yang pernah penulis dengar yakni wala tamutunna illa wa antum katibun (janganlah engkau mati kecuali dengan meninggalakan karya). Tidak ada jalan lain bagi kita sebagai orang yang biasa-biasa saja, kecuali meninggalkan karya tulisan. Dengan menulis kita akan selalu dikenang sehingga umur kita selalu “panjang”. Panjang umur dengan menulis.

Imam Ibn Jarir Ath-Thabari, Seykh Fakhruddin Ar-Razi, Imam Abu Hamid al-Ghazali, Imam Nawawi al-Bantani, Kiai Hasyim Asy’ari, dan ulama-ulama lainnya boleh jadi sudah tiada. Tetapi umurnya selalu “panjang” dengan berbagai karyanya. Tidak pernah berhenti dikaji dan dibaca oleh setiap generasi ke generasi. Mereka menyinari setiap zaman dengan sinaran cinta kasih ilmunya. Mereka hidup dalam keabadian.

Mereka telah mencontohkan dengan menulis berbagai karya, dan selalu akan abadi sepanjang masa. Tidak pernah lapuk termakan oleh usia. Sebagai akhir penutup dari tulisan ini, saya ingin mengutip perkataan mulia dari Syekh Mutawalli Sya’rawi dalam bukunya Buya Husen (hlm. 18), beliau mengatakan bahwa “Hidup tidak akan menjadi cepat tua bagi jiwa-jiwa yang rajin membaca”, tentu jangan lupa menuliskannya, tambahan dari saya. Selamat panjang umur dengan menulis. Wallahu ‘alam bish-showab. []

 

 

Tags: bukuliterasimembacamenulis
Abdus Salam

Abdus Salam

Penikmat kopi dan kisah nabi-nabi. Bisa disapa di twitter: @salampeih atau IG: @salampeih

Terkait Posts

Fikih Ramah Difabel

Menggali Fikih Ramah Difabel: Warisan Ulama Klasik yang Terlupakan

5 Juni 2025
Batas Aurat Perempuan

Dalil Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Aurat Perempuan

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

4 Juni 2025
Batasan Aurat Perempuan

Batasan Aurat Perempuan dalam Tinjauan Madzhab Fiqh

4 Juni 2025
Fiqh Aurat Perempuan

Ragam Pendapat Ahli Fiqh tentang Aurat Perempuan

4 Juni 2025
Menutup Aurat

Tafsir Perintah Menutup Aurat dalam al-A’raf Ayat 31

3 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ibadah Kurban

    Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Batasan Aurat Perempuan dalam Tinjauan Madzhab Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ragam Pendapat Ahli Fiqh tentang Aurat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Mubadalah dari Keluarga Ibrahim As

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menggali Fikih Ramah Difabel: Warisan Ulama Klasik yang Terlupakan
  • Dalil Batas Aurat Perempuan
  • Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  
  • Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh
  • Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID