• Login
  • Register
Rabu, 9 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Nyai Umnia Labibah : Negara Wajib Berikan Perlindungan Kepada Perempuan

Negara harus memastikan bahwa peraturan perundangan yang telah ada yang menjadi daya dukung hak-hak perempuan dapat diimplementasikan oleh aparatur negara

Redaksi Redaksi
16/08/2022
in Aktual, Hikmah
0
negara

negara

412
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jaringan Ulama KUPI Muda, Nyai Umnia Labibah menegaskan bahwa negara harus hadir dalam memberikan perlindungan bagi terselenggaranya hak-hak perempuan.

Negara harus memastikan bahwa peraturan perundangan yang telah ada yang menjadi daya dukung hak-hak perempuan dapat diimplementasikan oleh aparatur negara.

“Negara juga semestinya memberikan pemahaman dan pendidikan seluas-luasnya tentang prespektif keadilan perempuan yang telah tertulis dalam undang-undang sebagai kelompok rentan,” katanya, saat Mubadalah.id hubungi, pada Senin, 15 Agustus 2022.

“Karena jika aparatur pemerintah lemah prespektifnya juga akan berpengaruh terhadap upaya perlindungan perempuan,” tambahnya.

Sementara itu, pengurus Jam’iyyah Pengasuh Pesantren Putri dan Mubalighah (JP3M) Jawa Tengah menceritakan kisah menarik terkait kemerdekaan.

Baca Juga:

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

Berikut kisahnya :

Di bulan kemerdekaan, temen saya kerap kali curhat bahwa ketika pulang dari kantor, dia tidak pernah mendapat senyum suami.

Sebaliknya setiap suami pulang kerja dari luar kota, sebagai istri ia harus memberikan pelayanan terbaik.

Teman saya ini, merasakan adanya ketidak adilan dan ketidak seimbangan relasi di mana suami hanya menuntut istrinya sementara hak istrinya sekedar mendapatkan kebahagiaan dari senyum suami saja tidak.

Di kasus lain, teman saya sebelum menikah sangat aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Tetapi setelah menikah, suaminya melarang sepenuhnya ia untuk beraktifitas di laur pekerjaan. Kini teman saya tersebut bak hilang di telan bumi.

Di sisi lain di bulan kemerdekaan saya juga pernah mendapati anak didik saya, ia perempuan, terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena faktor sosial ekonomi.

“Persoalan-persoalan ini adalah realitas kecil dari kehidupan yang masih kuat di lingkupi bias norma laki-laki (patriarkhi), dan masih lebih banyak kasus lagi ada di sekitar kita,” ucapnya.

“Oleh sebab mari para perempuan untuk bangkit dan tebarkan kesalingan dan keadilan,” tukasnya. (Rul)

Tags: anakHadirHak-hak perempuanhut ri kkemerdekaanlaki-lakiMerdekaNegaraperempuanperlindungan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perjanjian Pernikahan

Perjanjian Pernikahan

8 Juli 2025
Kemanusiaan sebagai

Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

8 Juli 2025
Kodrat Perempuan

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

8 Juli 2025
relasi laki-laki dan perempuan yang

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

8 Juli 2025
IBu

Kasih Sayang Seorang Ibu

7 Juli 2025
Kasih Sayang Orang Tua

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nikah Massal

    Menimbang Kebijakan Nikah Massal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perjanjian Pernikahan
  • Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional
  • Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia
  • Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak
  • Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID