Mubadalah.id – Persoalan HIV dan AIDS seharusnya dilihat lebih sebagai persoalan penyakit, sikap mental atau pandangan, dan sistem sosial. Penyakit ini bukan semata-mata persoalan tubuh orang. Maka, yang menjadi prioritas penyelesaian adalah mengobati penyakitnya, bukan menyalahkan pengidapnya.
Hal lain yang harus dilakukan adalah menghindari hal-hal atau perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan penyakit itu sejauh mungkin dan menghindari penyebabnya, bukan menghindari orangnya.
Dalam pandangan agama orang yang sedang ditimpa penyakit haruslah ditolong, dikasih-sayangi, dan didoakan agar segera sembuh. Berdasarkan ajaran ini, Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) adalah bagian dari manusia-manusia yang seharusnya kita tolong dan doakan. Bukan justru mengutuk atau mengasingkannya.
Sebagaimana dari para ahli kesehatan, walaupun HIV dan AIDS merupakan penyakit yang bisa menular. Akan tetapi penularan HIV dan AIDS tidak terjadi melalui udara, berjabatan tangan, berciuman, makan bersama, atau saling berbicara.
Dengan begitu keberadaan ODHA tidak sepatutnya kita jauhkan atau kita kucilkan dari kehidupan masyarakat. Bahkan mereka seharusnya kita berikan motivasi, dorongan dan semangat untuk sabar. Serta tabah menjalani kehidupan sambil terus berikhtiar dan berdoa agar segera kembali sehat.
Dari sini, masyarakat perlu kita gugah kepeduliannya agar tidak memberi stigma negatif atau bersikap diskriminatif terhadap para pengidap HIV dan AIDS.
Sebaliknya, masyarakat harus memberikan empati bahwa para pengidap HIV dan AIDS (ODHA) adalah manusia dan makhluk Allah yang memiliki hak-hak untuk kita kasihi dan beri perhatian.
ODHA Adalah Manusia
ODHA sebagaimana juga manusia lain memiliki hak-hak kemanusiaan: hak hidup, hak untuk kita hargai, hak bekerja, hak atas jaminan kesehatan, dan hak sebagai manusia (pengakuan eksistensi).
Oleh karena itu, tidak seharusnya mereka kita kucilkan, sakiti, atau rendahkan. Bahkan semakin mereka kita kucilkan, stigmatisasi, dan diskriminasi. Malah justru akan semakin sulit dalam melakukan upaya-upaya penanggulangan masalah HIV dan AIDS ini.
Hal yang lebih parah dari itu dan semakin membahayakan lagi adalah kemungkinan mereka menyebarkannya kepada orang lain dengan cara diam-diam atau dengan cara yang tidak kita ketahui atau sadari.
Pemerintah, tokoh agama, masyarakat, dan LSM sudah seharusnya menyatukan persepsi bahwa upaya pencegahan adalah lebih baik dan lebih mudah dari pada upaya pengobatan.
Implementasi dari penyatuan persepsi ini bisa dalam bentuk pernyataan sikap bersama. Bahwa upaya penanggulangan dan pencegahan penyebaran virus HIV dan AIDS merupakan agenda bersama yang tak bisa kita tunda-tunda lagi.
Semua pihak dapat bekerja sesuai dengan kapasitas dan profesi masing-masing. Tanpa upaya-upaya bersama yang kita khawatirkan bahwa HIV dan AIDS akan semakin menyebar dan selanjutnya menular tanpa kita sadari.
Pemerintah sebaiknya agar dapat menyediakan obat dalam kadar yang cukup bagi para penderita HIV dan AIDS. Marilah mengobati penyakitnya dengan tetap menyayangi orangnya. []