Mubadalah.id – Pandemi Covid-19 mengakibatkan perubahan pola aktivitas pada seluruh sektor kehidupan manusia pada saat ini. Pemerintah memberlakukan aturan yaitu Work From Home (WFH). Kebijakan ini berdampak langsung pada orang tua untuk memberikan pembelajaran, dan pendidikan untuk menemani anak di rumah setiap hari.
Tentu terjadi berbagai pendapat mengenai hal ini, banyak orang tua yang mengungkapkan bahwa mereka merasa keberatan ketika anak belajar di rumah, karena di rumah anak merasa bukan waktunya belajar namun mereka cenderung menganggap di rumah waktu untuk berlibur dan tidak terbiasanya orang tua untuk menemani anak belajar di rumah karena setiap harinya anak – anak menjalani rutinitas pendidikan di sekolah.
Allah SWT sebenarnya telah mengingatkan hambanya bahwasannya pendidikan pertama bermula dari rumah yang merupakan kewajiban ayah dan ibu untuk membina dan mengarahkan anaknya agar tidak melakukan tindakan yang mengarahkan ke dalam keburukan.
Dari sinilah nantinya akan terbentuk keluarga yang selalu dekat dengan Allah yang dapat memberikan ketentraman, keharmonisan, dan ketenangan bagi anggota keluarganya sehingga dari keluarga kecil inilah akan terbentuknya generasi penerus cita – cita bangsa yang akan membangun kualitas bangsa menjadi lebih baik dan selalu menjawab setiap tantangan ke depannya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q. S At- Tahrim ayat 6 yang artinya Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Pandemi ini memberi arti penting bagi para orang tua untuk mengedepankan pendidikan yang bermula dari keluarga. Karena pada zaman sekarang, banyak terjadi pergaulan beresiko pada remaja, kekerasan pada anak dan perempuan oleh karena itu dibutuhka bimbingan, didikan dari para orang tua agar dapat menyelamatkan keluarganya dari bahaya di dunia maupun di akhirat seperti kandungan yang tersirat dalam Q. S At- Tahrim ayat 6.
Berikut penulis akan memberikan strategi dalam penerapan nilai – nilai pendidikan Al- Qur’an kepada anak di tengah pandemi ini. Strategi ini dapat disingkat dengan TAUHID yakni
Tanamkan kebahagiaan bagi para orang tua. Orang tua pada masa pandemi ini merupakan pondasi dan tombak terhadap keberhasilan rumah tangga dan anak. Maka orang tua wajib untuk memberikan kesan terbaik dengan menciptakan kenangan indah atau golden memori melaui kerjasama antara orang tua yang baik.
Suami harus memaksimalkan dan memastikan istri untuk mendapatkan emosi yang positif, dan menghasilkan suasana yang hati yang penuh bahagia dan suka cita. Istri dan suami harus berusaha untuk membangun rumah dengan berlandaskan baiti jannati, penghuni rumah memberikan kesan bahagia, tawa , senyuman dan menghasilkan ciri-ciri penduduk surga. Ciri- ciri penduduk surga terdapat dalam Q.S Abasa ayat 38-39 yang artinya Banyak muka pada hari itu berseri-seri, (38) tertawa dan gembira ria (39).
Setiap pagi suami mengambil alih tugas harian istri seperti mengkondisikan anak seperti membangunkan anak dan menanyakan kepada anak tentang mimpi indah semalam. Pada saat ini sang ayah harus mentrasfer energi positif kepada anak agar anak bersemangat untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Sementara istri mempersiapkan emosi dan suasana hati yang positif untuk membimbing anak selama di rumah.
Ajarkan Ketahudian, Adab dan Akhlak Kepada Anak. Metode yang digunakan dalam masa pandemi ini untuk anak yaitu sebelum memulai aktivitas sehari – hari ajarkan anak shalat subuh tepat waktu dan dilakukan secara berjamaah. Ajarkan kalimat tauhid dan berikan pemahaman yang mudah di mengerti kepada anak. Allah pencipta langit dan bumi, tidak ada yang menandingi kekuasannya serta ajarkan asmaul husna dan sifat – sifat wajib Allah. Seperti dalam surat Al Ikhlas ayat 1-4.
Ajarkan dan ceritakan kepada anak kisah – kisah seseorang yang beriman, yang tetap berpegang teguh kepada ajaran Allah meskipun banyak sekali penawaran kenikmatan dunia yang diberikan kepada seseorang.
Usahakan membuat jadwal kegiatan bagi anak selama di rumah. Ajarkan anak untuk memahami pentingnya waktu, jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan mendapatkan kerugian baik kerugian materi di dunia maupun dalam urusan akhirat.
Berikan jadwal untuk anak dalam mendengarkan atau menonton kisah – kisah cendekiawan muslim, dan ilmuwan yang inspiratif, yang dapat mengapresisasi hidup mereka dalam urusan perkembangan ilmu pengetahuan untuk kemajuan umat manusia di dunia, namun tidak melupakan hal-hal kebaikan. Hal ini dilakukan agar anak terinspirasi dan selalu mengisi hari – hari di rumah untuk berkarya dan mengembangkan kreativitas dan minat bakat mereka.
Hidup Sehat dan Bersih. Pertama, anak diajak diskusi untuk membahas apa itu virus corona, berasal dari mana dan bagaimana gejalanya. anak diajarkan sikap untuk menghadapi virus corona bahwasanya virus ini dapat dicegah dengan mengenalkan konsep karantina di rumah, selalu mencuci tangan, tetap menggunakan masker dan menjaga pola makan yang sehat dan bergizi. Selain itu orang tua juga mengajarkan pentingnya menjaga wudhu dan cara berwudhu yang hikmahnya tidak hanya mengampuni dosa tetapi dapat mencegah datangnya virus corona ke tubuh kita, karena dengan berwudhu dapat menghilangkan bakteri dan virus di setiap sela- sela tubuh.
Diskusi dan Refleksi Harian Bersama Keluarga. Setelah seharian penuh melakukan aktivtias bersama di rumah, ajak anak untuk mengobrol santai bersama keluarga yang dilakukan pada malam hari seperti saat menjelang tidur. Orang tua akan memberi pertanyaan kepada anak seperti menanyakan perasaan, kendala atau permasalahan yang nantinya akan dicarikan solusi bersama sehingga anak akan berani berpikir kritis dan mengeluarkan pendapatnya. Pada saat bercengkrama bersama keluarga, anak akan merasa lebih diperhatikan, disayangi sehingga sang anak akan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap masalah.
Selain itu jangan lupa untuk memberi apresiasi kepada anak terhadap setiap kebaikan dan prestasi yang telah dilakukannya. Jika hal ini dilakukan secara rutin nantinya anak akan merasa diharga sehingga anak akan terus berbuat baik dan menjadi kebiasaan positif serta selalu ingat untuk menghindari perbuatan maksiat. []