Mubadalah.id – Kerja penguatan komunitas sudah lama jadi napas gerakan Fahmina Institute. Meski terdengar kecil-kecilan, dampaknya sebetulnya gak kecil sama sekali. Di berbagai kalangan, mereka menanam cara pandang bahwa perubahan harus dimulai dari komunitas yang selama ini suaranya jarang didengar.
Salah satu gerakan yang konsisten mereka kerjakan adalah penguatan imam dan khatib di wilayah tetangga, yakni Indramayu. Tak hanya itu, Fahmina juga bergerak di komunitas pesantren, mahasiswa, bahkan hingga para sopir di kawasan Cirebon Timur.
Fahmina gak berhenti di situ saja. Mereka juga gandeng komunitas yang lahir langsung dari masyarakat, mulai dari buruh migran, jaringan perempuan, hingga kelompok pendampingan korban.
Di desa dan kecamatan, nama-nama seperti Forum Warga Buruh Migran (FWBMI), Forum Keluarga Buruh Migran Indramayu (FKBMI), hingga komunitas anak muda perempuan seperti Bannati dan pendampingan korban lewat WCC Balqis, semua jadi mitra Fahmina.
Ada yang Fahmina kuatkan karena mereka rentan, kurang akses, dan banyak juga yang karena posisinya sebagai kelompok terpinggirkan.
Babak paling serius dari semua ini dimulai tahun 2007. Sejak Januari 2007, Fahmina mulai memfasilitasi berdirinya radio-radio komunitas atau yang mereka sebut Rakom.
Radio ini sebagai tempat mereka mengidentifikasi masalah bareng, cari peluang bareng, bahkan buat gotong royong solusi bareng. Pengembangannya memang mereka mulai dari enam desa/kelurahan di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan). []






































