Mubadalah.id – Hubungan psikologis antara anak dan ayah ibunya sudah terjalin sejak anak belum memiliki kesadaran tentang realitas, bahkan sejak bayi dalam kandungan.
Pada usia sekolah, kedudukan orang tua disaingi oleh guru. Terkadang seorang anak lebih memperhatikan apa kata guru dibandingkan dengan apa kata ibunya di rumah.
Ketika seseorang meningkat menjadi remaja, tokoh identifikasinya berubah kepada tokoh-tokoh terkenal. Baik artis, olahragawan, atau tokoh yang melambangkan kehebatan dan keterkenalan.
Mereka suka memasang poster tokoh yang menjadi idolanya di kamar tidur, meniru gaya rambutnya, mode pakaiannya, dan aksesoris lainnya. Pada umumnya, dalam psikologis anak usia remaja mereka mengambil tokoh idola tanpa memahami substansi kehebatan tokoh idolanya.
Ketika seseorang dalam usia mahasiswa, sudah bisa berpikir logis, bisa membandingkan berbagai aliran pemikiran dari literatur yang dibaca, tokoh idola yang dipilih pada umumnya adalah tokoh yang memiliki gagasan yang kuat, khas, menonjol, melawan arus atau yang telah membuktikan mampu melahirkan karya-karya besar, baik orang itu masih hidup atau sudah menjadi catatan sejarah.
Mahasiswa
Bagi orang dewasa seusia mahasiswa, tokoh idola sangat berperan dalam membangun cita-cita masa depan. Pemikiran besar dari orang besar itu mengilhami orang muda untuk berpikir besar.
Orang besar adalah orang yang ruang lingkup pemikirannya luas melampaui ruang sosial, geografis. Serta zaman ketika orang besar itu hidup. Tokoh-tokoh besar dunia yang banyak ia jadikan idola pemuda, antara lain Hitler, Napoleon, Gamal Abdel Nasser, Soekarno, Imam Khomeini, Khadafi, dan yang lainnya.
Mengenali orang besar itu bisa kita lakukan dengan membaca biografinya atau mengunjungi jejak sejarah tokoh tersebut. Penulisan biografi dari pelaku sejarah pun sangat kita perlukan.
Di Indonesia, misalnya, perlu kita sebarluaskan kepada generasi muda, biografi dari para pahlawan nasional Indonesia, biografi dari tokoh bisnis, tokoh pemuda, dan tokoh keilmuan.
Dari biografi itu, generasi muda dapat mengetahui bagaimana para pendahulu mengalami pasang surut kehidupan, merespons perkembangan, dan berpikir menembus ruang dan waktu. Sehingga mereka kita kenal sebagai tokoh.
Orang besar adalah orang yang bisa “bermimpi” tentang suatu hal yang mustahil, tapi kemudian bisa mewujudkan impiannya dalam kenyataan. Semua karya besar pada mulanya secara sinis dipandang oleh orang-orang sebagai impian kosong.
Kajian tentang tokoh juga perlu kita sampaikan dalam bentuk seminar, penelitian mahasiswa untuk penulisan skripsi, tesis, atau disertasi. []