• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pintu Ijtihad Ditutup, dan Dunia Jadi Stagnan Lalu Meredup

Aku bilang stagnasi terjadi penutupan pintu Ijtihad oleh Musta'shim ( bukan Mu'tashim)ۢ billah, dari dinasti Abasiyah di Baghdad.

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
25/05/2021
in Hikmah
0
Ijtihad

Ijtihad

685
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kemarin malam aku kedatangan serombongan tamu, laki-laki dan perempuan, dalam rangka silaturrahim. Diantara mereka aku melihat seorang pemuda yang wajahnya aku kenal. Dia mengaku berasal dari daerah Lubuklinggau. Sumatera Selatan, tetapi lama tinggal di Jawa dan mesantren di Jawa Timur. Dia seorang budayawan muda sekaligus peminat tarekat dan sastra. Konon dia tengah menulis buku sejarah Tarekat-tarekat di Indonesia.

Sesudah ramah tamah dan celoteh ringan dengan semua, perbincangan berlangsung antara aku dan dia. Tamu yang lain menjadi pendengar yang baik. Aku bicara tentang geneologi keilmuan masyarakat pesantren. Dia menyebutnya “Sanad”. Ini khas model keilmuan pesantren. Aku menyebutnya khas masyarakat tradisional.

Lalu bicara soal Islam masuk ke Indonesia berikut fase-fasenya. Gus Dur menyebutnya gelombang-gelombang. Dari Islam Sufistik ala Wihdah al Wujud, Ibn Arabi, lalu Fiqih Sufistik, ala al-Ghazali, lalu Fiqih plural dan kini tengah menghadapi Fiqih Tunggal ala Wahabisme.

Selanjutnya aku lebih fokus bicara tentang Tasawuf atau Sufisme Islam. Aku bilang Sufisme Islam mendapat pengaruh hampir sepenuhnya dari filsafat Neoplatonisme, gagasan Plotinus. Adalah Khalid bin Yazid, cucu pendiri dinasti Umayyah di Damaskus, yang membawa ajaran itu sesudah belajar di Iskandaria, Mesir.

Plotinus lahir di kota itu lalu ke Athena, kembali dan menyusuri jejak manusia spiritualis di Syam, khususnya di Siria, lalu ke Persia. Petualangannya meninggalkan jejak pikiran-pikiran Platon dan Aristo di komunitas muslim dengan sangat mengesankan. Jejak Filsafat dan Tasawuf, Mistisisme Timur. Keduanya menarik hati para pelajar muslim di Syam, sebuah daerah yang kemudian menjadi pusat pertemuan peradaban dunia.

Baca Juga:

Di hadapan Ribuan Jamaah Salat Tarawih di Masjid Istiqlal, Nyai Badriyah Jelaskan Peran Perempuan dalam Sejarah Islam

Membincangkan Sejarah Muslim Tionghoa dalam Penyebaran Islam di Nusantara

Teungku Fakinah Ulama Perempuan dan Panglima Perang

Kisah-kisah Tak Terungkap Perempuan Pemberani dalam Sejarah Islam yang Terlupakan

Terakhir aku bicara soal stagnasi dan kemunduran kaum muslim. Aku bilang stagnasi terjadi penutupan pintu Ijtihad oleh Musta’shim ( bukan Mu’tashim)ۢ billah, dari dinasti Abasiyah di Baghdad.

Aku mengutip Dr. Abdul Hadi. Ia mengatakan dalam bukunya “Sulthah al Nash”:

لقد اغلق باب الاجتهاد (رسميا) منذ قرار الخليفة المستعصم بالله عندما امرعلماء الفقه فى المدرسة المستنصرية ان يتوقفوا عن تدريس اي فكر خلاف اقوال الائمة الاربعة . ورغم رفض البعض لهذا القرار بقولهم : شيوخنا رجال ونحن رجال الا ان تاريخ الفكر الاسلامى منذ ذلك الحين وحتى الآن ساقط فى هفوة الحفظ والترديد دون النقد او التمحيص. وكأنما سقط عن المسلمين التكليف .

“Pintu kreatifitas intelektual ditutup/ dilarang sejak dikeluarkannya keputusan Politik oleh khalifah Musta’shim. Isinya memerintahkan kepada para ulama fiqih menghentikan pengajaran produk pikiran ulama selain mazhab empat. Meski banyak orang menentang keputusan tersebut dengan mengatakan :ۢ Para ulama pendahulu kita adalah para tokoh besar. Kami juga para tokoh besar. Tetapi sejarah intelektualisme Islam sejak saat itu, bahkan sampai hari ini, telah jatuh dan tenggelam dalam arus mainstream menghafal dan mengulang- ulang, tanpa kritisisme dan penelitian. Seakan-akan kaum  muslimin tak ada beban.”

Musta’shim Billah (bahasa Arab: المستعصم بالله) lahir 1213 M – 20 Februari 1258 M. Ia adalah khalifah terakhir Bani Abbasiyah

di Baghdad; berkuasa dari 1242 hingga 1258.

Dilantik sebagai khalifah setelah kematian ayahnya. Pada masanya, wilayah Kedaulatan Islam sedang terancam penyerbuan bangsa Mongol, bahkan beberapa wilayah Kedaulatan Islam telah jatuh ke tangan Bangsa Mongol. Sementara di Andalusia, wilayah kedaulatan Islam sudah menyempit, sehingga akhirnya tinggal Granada dan Andalusia, di Spanyol saja yang tersisa. Tak lama kemudian luluh lantak juga.

Begitulah obrolan singkat nan sederhana dan tak mendalam. []

Tags: AndalusiaIjitihadKhalifah AbbasiyahKhazanah Kebudayaan DuniaSejarah Islam
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Surah Al-Ankabut Ayat 60

Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

28 Mei 2025
Etika Sosial Perempuan 'Iddah

Etika Sosial Perempuan dalam Masa ‘Iddah

28 Mei 2025
Kehidupan

Fondasi Kehidupan Rumah Tangga

27 Mei 2025
Sharing Properti

Sharing Properti: Gagasan yang Berikan Pemihakan Kepada Perempuan

27 Mei 2025
Meneladani Noble Silence

Meneladani Noble Silence dalam Kisah Bunda Maria dan Sayyida Maryam menurut Al-Kitab dan Al-Qur’an

24 Mei 2025
ihdâd

Ihdâd: Pengertian dan Dasar Hukum

24 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an
  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID