• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Refleksi Hari Santri 2024: Pentingnya Melahirkan Ulama Perempuan Ahli Fikih

Gus Islah menekankan pentingnya mendorong perempuan untuk menjadi ahli fikih agar suara mereka terdengar dalam perumusan hukum.

Mahmudah Mahmudah
25/10/2024
in Publik
0
Hari Santri 2024

Hari Santri 2024

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saya merasa beruntung dapat menghadiri peringatan Hari Santri Nasional 2024 yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat.

Acara peringatan Hari Santri 2024 ini diadakan di Gedung Bale Rame Soreang, Kabupaten Bandung. Salah satu momen paling mengesankan bagi saya adalah orasi kebangsaan yang disampaikan oleh Gus Islah Bahrawi dari Madura.

Gus Islah mengangkat isu krusial yang sering terabaikan, yakni kurangnya ahli fikih perempuan dalam Islam. Selama ini, hukum-hukum yang mengatur kehidupan perempuan disusun, dibahas, dan diputuskan oleh laki-laki.

Akibatnya, banyak perempuan menjadi korban ketidakadilan. Gus Islah menekankan pentingnya mendorong perempuan untuk menjadi ahli fikih agar suara mereka terdengar dalam perumusan hukum.

Dalam orasinya, Gus Islah menyebutkan Prof. Dr. Azizatul Hibri, seorang ahli fikih perempuan asal Amerika Serikat, yang menjadi inspirasi. Ia adalah salah satu dari sedikit perempuan yang menguasai fikih dan tafsir Al-Qur’an.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada perempuan yang berprestasi, masih banyak ruang yang perlu perempuan isi, terutama dalam dunia fikih.

Pentingnya representasi perempuan dalam hukum Islam tak bisa diabaikan. Dalam diskusi-diskusi yang diadakan, sering kali perempuan tidak memiliki suara. Gus Islah menekankan bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan setara, memberikan kesempatan yang sama dalam hak sosial, politik, dan ekonomi.

Oleh karena itu, setiap anak perempuan yang berkeinginan untuk belajar harus kita dorong dan berikan kesempatan.

Krisis Kepercayaan

Krisis kepercayaan terhadap Tuhan di kalangan generasi muda. Terutama di negara-negara seperti Arab Saudi, juga menjadi perhatian Gus Islah.

Ia menjelaskan bahwa banyaknya buku yang mengajarkan ketidakpercayaan kepada Tuhan berkontribusi terhadap fenomena ini. Perempuan yang hidup dalam sistem patriarki yang ketat sering kali menjadi yang paling tertekan, membuat mereka meragukan iman mereka.

Gus Islah juga mengingatkan bahwa tidak ada alasan untuk meragukan eksistensi Allah. Jika kita tidak mendidik generasi muda dengan pemahaman yang benar, kita berisiko kehilangan kepercayaan mereka.

Dalam konteks ini, sangat penting untuk melahirkan ulama perempuan yang tidak hanya memahami fikih, tetapi juga mampu menyuarakan kepentingan perempuan.

Dengan memperhatikan realitas ini, kita harus bersama-sama mendorong anak-anak perempuan untuk mengejar pendidikan. Menjadi ahli fikih perempuan bukan hanya akan memperkaya pemikiran keagamaan kita. Tetapi juga akan memastikan bahwa hukum-hukum yang kita terapkan lebih adil dan inklusif. Di era modern ini, pengetahuan adalah senjata untuk melawan ketidakadilan.

Penting untuk diingat, bahwa melahirkan ulama perempuan yang ahli fikih adalah tanggung jawab kita semua. Jika kita ingin Nahdlatul Ulama (NU) menjadi lebih relevan. Maka kita harus memajukan ilmu pengetahuan dan memastikan bahwa suara perempuan terdengar dalam setiap aspek kehidupan beragama.

Mari kita dukung langkah ini demi masa depan yang lebih baik bagi semua, terutama bagi generasi mendatang. []

Tags: ahlifikihHari Santri 2024melahirkanRefleksiulama perempuan
Mahmudah

Mahmudah

Mahmudah adalah Alumni Pondok Pesantren Buntet, Cirebon.

Terkait Posts

Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID