Orang bijak berkata : “Hidup akan lebih tenteram jika kita menjalaninya dengan penuh toleransi dan rukun.”
Mubadalah.id – Sebelum membahas tentang betapa kuatnya getaran kerukunan beda agama, saya akan berbagi cerita. Alkisah di sebuah kota terdapat bangunan gedung yang menjulang tinggi. Di halaman gedung dan ruang lobi kelihatan penuh sesak anak-anak muda yang membawa map. Mereka berdesak-desakan antri untuk mendaftarkan diri melamar kerja di perusahaan tersebut.
Di seberang jalan yang tak jauh dari gedung itu ada seorang wanita muda yang membawa tas dan map yang berjalan kelihatan agak terburu-buru menuju gedung. Di mana banyak anak-anak muda yang sedang antri mendaftarkan diri tersebut.
Namun sesampai di halaman yang sangat luas itu dia melihat ibu setengah baya terjatuh dengan buku berserakan di sekitarnya, dan dia melihat ibu setengah baya itu kelihatan menahan sakit. Dengan hati merasa iba melihat ibu itu, sang wanita muda tadi akhirnya lebih memilih menolongnya daripada ikut barisan antri. Dengan berusaha menolong membantu ibu setengah baya tadi untuk duduk sambil mengurut kakinya yang terkilir.
Setelah ia merasa agak cukup kemudian sang wanita muda itu mengumpulkan buku-buku yang berserakan dan hatinya agak terkejut karena di antara buku-buku yang berserakan itu ia menjumpai tanda salib. Setelah buku-buku itu terkumpul kemudian ia berikan kepada ibu setengah baya tadi. Lalu ia tuntun untuk berdiri dan berjalan pelan-pelan menuju gedung itu. Dan selanjutnya wanita muda yang membawa map tadi ikut antri mendaftar diri. Sedangkan wanita setengah baya tadi langsung masuk ke dalam gedung.
Indahnya Kerukunan Beda Agama
Kemudian setelah beberapa hari berlalu tibalah saatnya perusahaan yang dilamar wanita muda itu mengadakan test interview. Seperti hari-hari ketika pembukaan pendaftaran sebelumnya, d ilobi gedung banyak anak-anak muda yang duduk antri menunggu panggilan test interview. Dan akhirnya tibalah sampai giliran wanita muda yang menolong wanita setengah baya beberapa waktu lalu.
Setelah mendengar suara memanggil, kemudian wanita muda itu masuk ke sebuah ruangan interview. Begitu membuka pintu ruangan interview dan melihat di depan ada seorang wanita setengah baya yang duduk dengan tenang menunggu kedatangannya. Betapa terkejutnya wanita muda itu setelah melihat wanita setengah baya yang duduk di depannya ternyata adalah wanita yang pernah ia tolong di halaman gedung.
Dengan suara lembut wanita itu mempersilakan wanita muda yang membawa map itu untuk duduk. Dan segera ia hampiri sambil berkata,“wahai anak muda yang baik hati, perusahaan ini hanya membutuhkan orang sepertimu, jujur, lemah lembut, peduli terhadap siapapun tanpa memandang suku. Agama, ras dan golongan, maka mulai saat ini dengan bangga saya mengangkatmu menjadi pegawai tetap di perusahaan saya ini.” Dengan senang hati wanita muda itu sujud syukur. Kemudian berdiri menjabat tangan dan mencium tangan wanita setengah baya itu.
Berkaca dari peristiwa tersebut di atas, maka kerukunan beda agama merupakan sesuatu yang sangat indah dan harus terus kita sampaikan ke semua kalangan umat beragama. Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi agama. Toleransi agama adalah suatu sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya dalam hal agama.
Penting untuk Kedamaian Negeri
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kedamaian dan kesejahteraan di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki keberagaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk agama.
Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, ada beberapa agama lain yang juga dianut seperti Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam beribadah. Perbedaan seperti ini bukanlah alasan untuk terpecah belah. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, maka kita harus menjaga kerukunan beragama di Indonesia agar negara ini tetap menjadi satu kesatuan yang utuh.
Kerukunan umat beragama merupakan bagian penting dalam setiap masyarakat yang ada di Indonesia. Apabila mengabaikan persoalan ini maka akan berakibat fatal bagi kelangsungan hidup manusia. Manusia harus menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman penganut agama yang ada di Indonesia. Karena dengan hidup rukun maka sudah ikut berpartisipasi untuk menjaga keutuhan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia.
Keberanekaragaman suku yang tersebar di setiap pulau, penganut agama pun tersebar di antara pulau-pulau. Misalnya penganut agama Islam mayoritas di pulau Jawa, Sumatera, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Lombok, Sumbawa, dan Maluku Utara. Lalu agama Kristen mayoritas di pulau Irian (Irian Jaya) dan Katolik di pulau Flores, dan Hindu di pulau Bali.
Keberagaman Indonesia
Keanekaragaman suku, bahasa, adat istiadat dan agama tersebut merupakan suatu kenyataan yang harus kita syukuri sebagai kekayaan bangsa. Keanekaragaman itu apabila dikelola dengan baik maka akan menjadi kekuatan bagi bangsa kita. Namun apabila kemajemukan atau keanekaragaman itu tidak dikelola dengan baik maka akan berpotensi yang cukup besar akan memunculkan konflik kepentingan antar kelompok yang berbeda-beda itu dan pada akhirnya bisa mengancam keutuhan dan persatuan bangsa kita.
Berbagai upaya telah pemerintah lakukan untuk menggalang persatuan dan kesatuan bangsa. Di antara upaya tersebut adalah pembinaan kerukunan antar umat beragama melalui program peningkatan kerukunan hidup umat beragama. Sikap seorang muslim maupun non-muslim akan tercipta kerukunan apabila mereka benar-benar paham tentang agamanya. Karena semua agama mengajarkan tentang kebaikan, bahwa setiap manusia beragama memilki rasa saling ingin mengetahui satu sama lain. Baik dari adat istiadat, bahasa, dan agamanya.
Agama memuat norma-norma yang menjadi pedoman oleh pemeluknya dalam bersikap. Norma tersebut mengacu pada pencapaian nilai- nilai luhur kepada pembentukan kepribadian, dan keserasian hubungan sosial dalam upaya memenuhi ketaatan kepada Dzat yang supranatural.
Beragama dan Refleksi Kebaikan
Beragama adalah bagaimana cara untuk memperbaiki hubungan dengan yang supranatural, namun juga harus dengan sikap objektif terhadap agama. Dalam masyarakat beragama di mana hubungan antar anggota sangat akrab, kegiatan berjalan sangat sederhana. Yaitu segalanya praktis dapat kita lakukan bersama. Pada kelompok agama yang secara alamiah atau spesifik semacam itu terdapat adanya suatu integrasi pelbagai kegiatan dan persekutuan yang berjalan di bawah inspirasi keagamaan.
Sikap yang baik adalah refleksi dari pemahaman agama yang baik. Karena banyaknya umat beragama yang ada di Indonesia tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan yang signifikan dari penganutnya dalam memahami ajaran agamanya masing-masing. Oleh karena itu, sangat penting bagi Penyuluh Agama, Pemuka atau tokoh-tokoh agama yang moderat terus mensosialisasikan tentang pentingnya hidup rukun, damai dan cinta kasih di antara sesama manusia.
Dan jika Tuhan memberiku cinta dengan berbungkus agama, maka akan aku jaga agamaku tanpa menyakiti agama orang lain. Dan jika Tuhan memberiku rasa yang terbalut dengan toleransi, maka akan ku hargai pendapat orang lain. Jika masih ada yang mempermasalahkan dua hal itu, dia manusia amatir“.- Sukrad. []