Mubadalah.id – Ketua Majelis Musyawarah Keagamaan (MM) Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, menegaskan bahwa relasi antara laki-laki dan perempuan dalam Islam telah diatur dengan penuh keadilan. Hal ini disampaikan dalam ceramahnya di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, beliau menyoroti kiprah para sahabat, khususnya perempuan, dalam periwayatan hadis dan pembentukan hukum Islam.
“Tanpa mereka, kita tidak akan mengetahui banyak hukum, banyak akhlak, serta banyak hal tentang relasi antara laki-laki dan perempuan dalam hadis Nabi. Oleh karena itu, kita perlu membacakan manakib dan memberikan apresiasi kepada mereka. Radhiallahu anhum ajma’in,” ujarnya.
Menurut Nyai Badriyah, sejak awal turunnya Islam, baik di Makkah maupun di Madinah, perempuan telah memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan beragama. Mereka tidak hanya aktif dalam dakwah, tetapi juga dalam proses pembentukan hukum Islam dan penetapan akhlak.
“Perempuan telah memberikan teladan yang luar biasa. Nabi sendiri telah menunjukkan bagaimana merespons, memberi ruang, serta menawarkan solusi kepada perempuan dengan sesuatu yang membawa maslahat bagi laki-laki maupun perempuan sekaligus,” jelasnya.
Ia pun menekankan bahwa perempuan Muslimah masa kini harus meneladani para sahabiat. Menurutnya, mereka harus menjadi perempuan yang mencintai ilmu, memiliki keteguhan iman, kokoh dalam prinsip. Bahkan siap berjuang dan berjihad di jalan kebaikan. Selain itu, perempuan juga harus kritis, peduli, dan berani menyuarakan aspirasi mereka, sebagaimana para sahabiat di masa lalu lakukan.
“Kita harus menjadi perempuan yang kuat dan berani menyuarakan aspirasi kaum kita, sebagaimana para sahabiat dahulu menyuarakan aspirasi mereka,” tegasnya. []