• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Siasat Generasi Milenial Merawat Keberagaman

Generasi milenial harus memiliki sikap bijak dalam menghadapi adanya provokasi di media sosial yang mengarah pada perpecahan bangsa.

Khoniq Nur Afiah Khoniq Nur Afiah
19/01/2021
in Kolom, Publik
0
Generasi Milenial

Generasi Milenial

115
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Konflik keberagaman yang terus bertambah menjadi informasi yang begitu menyedihkan saat didengar bagi generasi milenial. Media sosial sebagai ruang berkembangnya informasi juga begitu mengkhawatirkan. Sebab, masyarakat hari ini dibanjiri oleh berbagai informasi yang sulit untuk dibedakan valid atau tidaknya. Hal yang dikhawatirkan adalah informasi yang coraknya memprovokasi dan berorientasi pada perpecahan.

Media sosial menjadi instrumen yang strategis bagi oknum-oknum yang bertujuan memprovokasi pada orang lain. Dalam situasi ini, generasi milenial harus memiliki sikap bijak dalam menghadapi adanya provokasi di media sosial yang mengarah pada perpecahan bangsa.

Tulisan ini lahir dari refleksi materi yang di sampaikan oleh Prof Amin Abdullah (Guru Besar Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga) dalam acara kuliah umum Sekolah Lintas Iman (SLI) yang di selenggarakan oleh Interfidei Yogyakarta. Semoga tulisan ini bisa menjadi alternatif langkah generasi milenal dalam menghadapi fenomena menyedihkan hari ini demikian:

Pertama, perkuat literasi multiluktural. Literasi multikultural di era kemajuan teknologi sangat berkembang dan mudah diakses. Generasi milenial sudah semestinya memiliki kesempatan yang luas untuk memperkuat literasi sebagai salah satu upaya untuk merawat keberagaman.

Kedua, menyadari bahwa setiap manusia memiliki multi identitas. Generasi milenial sudah harus pada level menyadari bahwa identitas seorang manusia bukan hanya tunggal. Contohnya seseorang memiliki identitas sebagai umat Islam, suku batak, perempuan dan identitas yang lain. Nah, hal tersebut yang harus dipahami oleh generasi milenial.

Baca Juga:

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Awet Muda di Era Media Sosial: Perspektif dan Strategi Perempuan

Pesan Toleransi dari Perjalanan Suci Para Biksu Thudong di Cirebon

Ketiga, hindari sikap su’udzon. Sifat ini sering kali merusak hubungan antar sesama karena lahirnya praduga terhadap seseorang yang tidak jelas dasarnya atau biasanya terjadi sebelum mengenal mendalam orang lain. Generasi muda sudah semestinya menanggalkan sikap tersebut pada orang lain, sebab hal tersebut memicu kerusakan hubungan antar sesama.

Sikap su’udzon dalam Islam juga telah diterangkan dalam surat Al Hujurot ayat 12:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ  اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (Al-Hujurot (49) : 12)

Ayat tersebut menjadi landasan bahwa su’udzon diharamkan serta bagi umat Islam yang baik. Anjuran untuk meninggalakan sifat tersebut sebagai usaha untuk membentuk lingkungan yang nyaman dan tentram tanpa konflik sesama manusia.

Keempat, pegang erat slogan “cinta Tuhan dan cinta sesama”. Generasi muda harus memahami bahwa mencintai tuhan juga mencintai sesama. Sehingga, menyakiti sesama adalah bukti mencintai Tuhan. Generasi milenial harus memahami bahwa menyakiti sesama bukan hal yang disukai oleh Tuhan, menyebarkan kasih sayang adalah bagian ciri yang perlu dilestarikan oleh generasi milenial dalam konteks hari ini.

Kutipan Gus Baha yang di pos oleh akun Instagram @nuonline_id “Kalau kamu ingin Allah tidak diumpat, Islam tidak disakiti, kamu jangan menyakiti agama lain, itu bagian dari mencintai Islam”. Kutipan KH. Bahaudin Nursalim cukup mendasari  pentingnya sikap mencintai sesama guna menciptakan lingkungan yang tentram.

Keempat, menjunjung tinggi etika. Generasi milenial perlu menjunjung tinggi etika ditengah hiruk pikuk fenomena menyedihkan ini. Budaya lokal sebagai kearifan lokal semestinya memiliki konsep tersebut, dan generasi milenial perlu mengenalnya sebagai alat pertahanan di era sekarang. Kearifan lokal sebagai khazanah budaya memiliki peran yang penting sebagai alternatif pertahanan yang relevan digunakan generasi milenial di era ini.

Kelima, memperbanyak ruang perjumpaan. Generasi milenial harus aktif mengikuti beberapa hal berkaitan dengan perjumpaan dalam berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi atau yang lain. perjumpaan tersebut tentu berkaitan dengan multikultural. Tidak berhenti hanya disitu, lebih baik apabila generasi milenial memiliki relasi antar sesama lintar iman dan suku. Sebab, melalui hal tersebut generasi milenial bisa mengenal satu sama lain, tanpa ada prejudice (suudzon).

Poin-poin yang telah diuraikan diatas semoga menjadi wawasan tambahan para generasi milenial dalam menghadapi gejolak isu keberagaman di Indonesia. Semoga guru-guru kita selalu diberikan kesehatan dan kita semua selalu berkesempatan menimba ilmu pada siapapun, sehingga mampu dengan bijak menghadapi segala fenomena yang terjadi hari ini. Sekian. []

Tags: Generasi Milenialkeberagamanmedia sosialPerdamaiantoleransi
Khoniq Nur Afiah

Khoniq Nur Afiah

Santri di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek R2. Tertarik dengan isu-isu perempuan dan milenial.

Terkait Posts

Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kehamilan Tak Diinginkan

    Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version