Selasa, 9 Desember 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Bencana di Sumatera

    Bencana Alam di Aceh dan Sumatera Harus Ditetapkan sebagai Bencana Nasional

    Ayat Ekologi

    Dr. Faqih: Ayat Ekologi Menjadi Peringatan Tuhan atas Kerusakan Alam

    Bencana

    Agama Harus Jadi Rem: Pesan Dr. Faqih atas Terjadinya Bencana di Aceh dan Sumatera

    Bencana di Aceh dan

    Dr. Faqih Bongkar Gagalnya Kontrol Agama dan Negara atas Bencana di Aceh dan Sumatera

    Bencana Sumatera

    Ketika Rakyat Membayar Kerusakan, Korporasi Mengambil Untung: Kritik WALHI atas Bencana Berulang di Sumatera

    Bencana di Aceh

    WALHI Desak Evaluasi Total Izin Usaha di Aceh dan Sumatera untuk Hentikan Siklus Bencana

    Bencana di Aceh

    WALHI Tegaskan Banjir dan Longsor di Aceh dan Sumatera adalah Akumulasi Kebijakan Buruk

    Kerusakan Ekologi

    Ini Pola, Bukan Bencana: WALHI Ungkap Akar Kerusakan Ekologi Aceh dan Sumatera

    Energi Bersih

    Dakwah Energi Bersih Umi Hanisah: Perlawanan dari Dayah di Tengah Kerusakan Ekologis Aceh Barat

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Relasi Difabel

    Relasi Difabel dan Jurnalisme: Antara Representasi, Sensasi, dan Keadilan Narasi

    Skizofrenia

    Skizofrenia: Bukti Perjuangan Disabilitas Mental

    Kerusakan Ekologi

    Kerusakan Ekologi dan Tanggung Jawab Agama: Refleksi Tadarus Subuh ke-173

    Dunia Digital

    Menguatkan Kesehatan Mental dan Psikososial Anak di Dunia Digital Bersama Para Pakar

    Manusia dan Alam

    Alam Bukan Objek: Nyatanya Manusia dan Alam Saling Menghidupi

    HAKTP

    Praktik HAKTP dalam Jurnalisme Algoritmik

    Teodise

    Di Tengah Bencana, Di Mana Tuhan? Teodise dan Hikmah Kemanusiaan

    Ekoteologi Islam

    Ekoteologi Islam: Membangun Etika Lingkungan di Era Antroposen

    Suara Korban

    Ketika Suara Korban Terkubur oleh Kata ‘Asusila’

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    Surga

    Ketika Surga Direduksi Jadi Ruang Syahwat Laki-Laki

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Bencana di Sumatera

    Bencana Alam di Aceh dan Sumatera Harus Ditetapkan sebagai Bencana Nasional

    Ayat Ekologi

    Dr. Faqih: Ayat Ekologi Menjadi Peringatan Tuhan atas Kerusakan Alam

    Bencana

    Agama Harus Jadi Rem: Pesan Dr. Faqih atas Terjadinya Bencana di Aceh dan Sumatera

    Bencana di Aceh dan

    Dr. Faqih Bongkar Gagalnya Kontrol Agama dan Negara atas Bencana di Aceh dan Sumatera

    Bencana Sumatera

    Ketika Rakyat Membayar Kerusakan, Korporasi Mengambil Untung: Kritik WALHI atas Bencana Berulang di Sumatera

    Bencana di Aceh

    WALHI Desak Evaluasi Total Izin Usaha di Aceh dan Sumatera untuk Hentikan Siklus Bencana

    Bencana di Aceh

    WALHI Tegaskan Banjir dan Longsor di Aceh dan Sumatera adalah Akumulasi Kebijakan Buruk

    Kerusakan Ekologi

    Ini Pola, Bukan Bencana: WALHI Ungkap Akar Kerusakan Ekologi Aceh dan Sumatera

    Energi Bersih

    Dakwah Energi Bersih Umi Hanisah: Perlawanan dari Dayah di Tengah Kerusakan Ekologis Aceh Barat

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Relasi Difabel

    Relasi Difabel dan Jurnalisme: Antara Representasi, Sensasi, dan Keadilan Narasi

    Skizofrenia

    Skizofrenia: Bukti Perjuangan Disabilitas Mental

    Kerusakan Ekologi

    Kerusakan Ekologi dan Tanggung Jawab Agama: Refleksi Tadarus Subuh ke-173

    Dunia Digital

    Menguatkan Kesehatan Mental dan Psikososial Anak di Dunia Digital Bersama Para Pakar

    Manusia dan Alam

    Alam Bukan Objek: Nyatanya Manusia dan Alam Saling Menghidupi

    HAKTP

    Praktik HAKTP dalam Jurnalisme Algoritmik

    Teodise

    Di Tengah Bencana, Di Mana Tuhan? Teodise dan Hikmah Kemanusiaan

    Ekoteologi Islam

    Ekoteologi Islam: Membangun Etika Lingkungan di Era Antroposen

    Suara Korban

    Ketika Suara Korban Terkubur oleh Kata ‘Asusila’

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    Surga

    Ketika Surga Direduksi Jadi Ruang Syahwat Laki-Laki

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Rujukan Ayat Quran

Tafsir Bismilah dari Perspektif Mubadalah

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
6 Desember 2022
in Ayat Quran
0
Bismillah dari Perspektif Mubadalah

Kalgrafi Bismilah (sumber: kindpng.com)

600
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bagaimana menjawab pertanyaan jika ditanya tentang tafsir bismillah dari perspektif mubadalah? Bismillahirrahmanirrahim biasa disebut kalimat Basmalah, atau dikenal di Indonesia sebagai Bismillah. Ia termasuk kalimat yang paling banyak diucapkan umat Islam. Pada momen-momen ritual seperti shalat, kegiatan sosial, maupun kebiasan individual sehari-hari. Jika kita asumsikan hanya 5% dari jumlah total umat Islam Indonesia yang taat secara ritual, Bismilah bisa dibaca sebanyak 250 juta kali dalam sehari. Di seluruh dunia, sebanyak 1,7 miliar kali diucapkan dalam sehari, jika hanya 2% saja dari jumlah total umat Islam dunia yang taat ritual.

Lafaz Bismillah dalam Al-QUran

Bismilah terdiri dari lima kata. Satu kata sambung (baa’), dua kata benda (Ism dan Allah) dan dua kata sifat (ar-Rahman dan ar-Rahim). Dalam tulisan yang lazim, tanpa huruf alif setelah huruf baa’ di awal, Bismilah terdiri dari sembilan belas huruf. Sebuah jumlah yang sama dengan tentara-tentara Allah Swt, sembilan belas malaikat, yang disebut Surat al-Muddatsir (QS. 74: 30). Sebagaimana tentang para malaikat ini, yang penting bukanlah jumlah angka maupun hurufnya, tetapi pelajaran yang bisa dipetik bagi kita. “Hal itu, tidak lain, kecuali untuk pelajaran bagi manusia”, kata QS. Al-Muddatstsir, 74: 31.

Pelajaran, atau kata “dzikrā” (ذكرى)  dalam ayat ini, asalnya berarti ingatan dan memori. Lalu diartikan peringatan dan pelajaran, karena menjadi sesuatu yang dirujuk sebagai ingatan bersama. Demikianlah yang ingin kita dapatkan dari kalimat Bismilah ini. Sebuah makna yang bisa menjadi pelajaran, atau panduan ingatan kita bersama dalam mengarungi kehidupan ini. Ingatan pada makna-makna yang sesungguhnya terkandung dalam kalimat Bismilah itu sendiri.

Tafsir Bismillah

Bismillaahirrahmaanirrahiiim (بسم الله الرحمن الرحيم). Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ini terjemahan yang biasa kita dengar. Kita sering mengucapkan Bismilah ini dan kita memahami terjemahannya. Tetapi apa maknanya ketika kita ucapkan? Harapan apa yang terbersit dalam hati ketika kita mengungkapkan kalimat ini? Rasa apa yang terpatri ketika kita menyatakan kalimat ini?

Tepatnya, ingatan (dzikraa) apa yang kita tanamkan dalam otak, hati, maupun perilaku sehar-hari agar ia menjadi panduan kita dalam mengelola kehidupan ini, untuk mewujudkan kebaikan-kebaikan dan kebahagiaan?

Inilah yang lebih penting dari sekedar rangkaian huruf, kata, maupun ucapan. Sebuah dzikraa dalam kehidupan yang memandu kita agar selalu berbuat sesuatu yang membuat kita bersama-sama memperoleh kebaikan dunia (hasanah fid dunyaa) dan kebaikan akhirat (hasanah fil akhirah). Seperti yang disarankan Allah Swt dalam doa kita sehari-hari: rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah (QS. Al-Baqarah, 2: 201).

Baa’ (ب) di awal Bismilah sendiri dalam Bahasa Arab bukan kata, tetapi huruf jarr (yang membuat kata setelahnya dibaca jarr). Bahasa Indonesia menterjemahkanya menjadi “dengan”, yaitu kata sambung antara kata sesudahnya (ismullaah) dengan kata sebelumnya yang implisit (misalnya: saya memulai). Di antara makna implisit, menurut Imam asy-Syawkani (w. 1250 H/1839 H) dalam Tafsir Fath al-Qadir, adalah makna isti’anah dan mushahabah (Fath al-Qadir, juz 1: 13).

Isti’anah berarti meminta tolong kepada Allah Swt yang memiliki sifat-sifat yang tersebut dalam Bismilah. Saya meminta tolong kepada Allah Swt dengan Nama-Nya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sunan Abu Dawud mengisahkan sebuah kejadian tentang hal ini. Ada seorang sahabat yang untanya mogok tidak mau berjalan. Lalu ia kesal: “Dasar setan jahat”, umpatnya. Nabi Saw mendengar, menoleh, dan memberi saran: “Kalau kamu lihat untamu mogok, jangan berkata demikian. Karena hal itu justru akan membuatmu tambah berat dan untamu tambah sulit berjalan. Baiknya bacalah: bismillahirrahmanirrahim, insya Allah akan lebih ringan, dan untapun mau kembali berjalan”. (Sunan Abu Dawud, no. hadits: 4984).

Mushahabah berarti mempertemukan (mushāhabah) antara apa yang akan dilakukan dengan apa yang diucapkan di dalam Bismilah. Kita tahu seseorang mengucpakan Bismilah ketika mau melakukan sesuatu. Nah, mushahabah berarti mengaitkan antara makna-makna yang terkandung di dalam Bismilah tersebut dengan yang kita lakukan sehari-hari, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, bahkan pikiran.

Setidaknya ada dua makna utama dalam Bismilah. Yaitu kasih dan sayang. Ini terkandung dalam kata “ar-Rahman” (Maha Pengasih) dan kata “ar-Rahim” (Maha Penyayang) sebagai dua sifat Allah Swt. Satu makna lagi terkandung dalam kata “ismun” (اسم), yang biasa diterjemahkan “nama”. “Ismullah”  (اسم  الله) berarti nama Allah Swt. Dalam bahasa Arab, kata ini berasal dari kata “wa-s-mun” (وسم) yang berarti tanda atau nama. Tetapi juga bisa dari kata “su-mu-wun” (سمو) yang berarti keagungan. Jika makna kedua yang dipakai, maka ada tiga makna dalam Bismilah. Keagungan, kasih, dan sayang.

Satu kata lagi adalah “Allah” itu sendiri yang merupakan nama dari Tuhan yang kita sembah, yang memiliki ketiga sifat tersebut, Agung, Pengasih dan Penyayang. Jika ketiga makna ini kita resapi dalam diri kita, akal kita, sikap dan perilaku kita, maka artinya adalah sebuah doa agar kita selalu dilindungi Allah Swt yang Maha Agung, Pengasih dan Penyayang.

Bismillah dalam Konteks Doa

Dalam konteks doa kepada Allah Swt untuk kebaikan kita di dunia dan akhirat, Bismilah adalah permohonan agar Allah Swt menurunkan sebagian dari ketiga sifat ini dalam kehidupan kita sehari-hari dan untuk kehidupan akhirat nanti. Ditolong dengan kekuatan-Nya. Dimuliakan oleh keagungan-Nya. Dikasihi dari kasih-Nya. Juga disayangi dari sayang-Nya. Pertolongan, keagungan, kasih dan sayang, untuk kebaikan kita di dunia (fid dunya hasanah) dan akhirat (fil akhirah hasanah).

Melalui Bismillah, kita berharap agar kehidupan kita penuh keagungan dan kemuliaan. Memiliki martabat dan kehormatan. Tidak direndahkan, dihina, atau dilecehkan. Tentu saja harapan kita ini, baru relevan, dalam perspektif mubadalah, jika kita sendiri juga melakukan hal-hal yang bermartabat dan terhormat. Baik kepada diri kita maupun kepada orang lain. Jika kita ingin dihormati siapapun, kita juga harus menghormati orang lain. Jika kita tidak ingin disakiti siapapun, dihina siapapun, dicaci siapapun, dari kelompok, golongan, bangsa, atau agama manapun, maka kita juga tidak melakukanya kepada siapapun.

Kita juga berharap memperoleh kasih dan sayang-Nya. Jika konsisten dengan harapan ini, kita juga harus selalu mewujudkan tatanan kehidupan dan relasi sosial antar sesama dengan nilai dan prinsip kasih sayang. Kita siap untuk disayangi dan bersedia untuk menyayangi. Kata-kata, sikap, perilaku, bahkan kebijakan sosial politik kita harus benar-benar mencerminkan nilai dan prinsip kasih sayang. Kita tidak bisa berharap atau menuntut pada orang lain, komunitas, atau bangsa lain untuk berbuat baik pada kita, sementara kita sendiri tidak mau melakukannya kepada mereka.

Ketika sahabat Mu’adz bin Jabal ra bertanya kepada Rasulullah Saw: Amal apakah yang merupakan representasi keimanan yang paling sempurna? Rasul Saw menjawab: “Cintailah sesuatu yang baik bagi semua manusia, sebagaimana kamu mencintai sesuatu yang baik bagi dirimu, dan bencilah sesuatu yang memperburuk mereka, sebagaimana kamu membenci sesuatu yang memperburuk dirimu”. (Musnad Ahmad bin Hanbal, no. hadits: 2258 dan 22560).

Dalam riwayat lain, saling mencintai sesama manusia ini disebut Rasul Saw sebagai amal yang akan memudahkan kita masuk surga dan menjauhkan kita dari neraka. Ia dideretkan bersama shalat, zakat, puasa, dan haji. Seakan menjadi bagian dari rukun Islam (Musnad Ahmad bin Hanbal, no. hadits: 16130).

Tafsir Bismilah dari Perspektif Mubadalah

Dus, Bismilah adalah soal ingatan pada keagungan, kehormatan, dan kasih sayang. Kita mengucapkannya berkali-kali dalam berbagai momen kehidupan, agar makna-makna ini menjadi energi positif yang ikut mendorong berbagai kekuatan melahirkan kebaikan-kebaikan dalam kehidupan kita bersama. Kita mengucapkanya agar mengingatnya. Kita mengingatnya agar menjadi panduan hidup kita. Kita mengucapkanya agar kita melakukanya. Kita melakukanya agar makna-makna keagungan dan kasih sayang benar-benar wujud dalam kehidupan kita.

Seseorang yang mengawali ikatan pernikahan dengan bismilah, ia tidak hanya berharap dihormati, disayang dan dicintai. Tetapi juga mengerahkan seluruh kemampuannya untuk selalu menghormati pasangannya, menyayangi dan mencintai. Laki-laki kepada istrinya, dan perempuan kepada suaminya.

Seseorang yang mengawali bismilah dala transaksi bisnisnya, tidak hanya berharap memperoleh  keuntungan dan kebaikan, tetapi juga memberikan hal yang terbaik kepada mitra bisnisnya. Begitupun ketika kita membuat pernyataan tertentu, melakukan tindakan tertentu, atau melahirkan kebijakan tertentu. Bismalah adalah panduan yang mengingatkan kita agar selalu berbuat yang bisa melahirkan kehormatan dan kebaikan bersama, serta saling menyayangi satu sama lain.

Bismilah menjadi peringatan (dzikra) bagi kita semua, agar pernyataan yang kita ucapkan, status Facebook yang kita tuliskan, atau komentar yang kita pasang terhadap pernyataan orang lain, tidak mengandung kebencian, kedengkian, caci maki, umpatan, dan segala perkataan buruk yang bertentangan dengan nilai kehormatan dan kasih sayang. Begitupun segala perbuatan kita, dimana kita disarankan untuk selalu membaca bismilah, adalah untuk memastikannya kembali pada kebaikan kita dan semua orang di sekeliling kita dan penduduk dunia, termasuk untuk alam semesta (rahmatan lil ‘alamin).

Bismilah akan bemakna dalam hidup kita, jika kita benar-benar saling mengasihi, saling menyayangi, dan saling menghormati. Baik dalam kehidupan keluarga, antara suami (laki-laki) dan istri (perempuan), antara orang tua dan anak, atau antara saudara, dan seluruh anggota keluarga. Begitupun dalam kehidupan bermasyarakat, antara berbagai kelompok yang berbeda posisi sosial, kelompok, golongan, suku, maupun agama. Saling menghormati dan saling menyayangi adalah kunci untuk bisa bahagia dan membahagiakan. Di dunia maupun akhirat. Wallahu a’lam.

Tags: Makna AyatMetode MubadalahTafsir Bismillah
Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Founder Mubadalah.id dan Ketua LP2M UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Terkait Posts

Metode Mubadalah
Rekomendasi

Aplikasi Metode Mubadalah dalam Memaknai Hadits Bukhari tentang Memerdekakan Perempuan Budak

24 Oktober 2025
Metode Mubadalah
Hukum Syariat

Beda Qiyas dari Metode Mubadalah: Menjembatani Nalar Hukum dan Kesalingan Kemanusiaan

25 April 2025
Insecure
Hikmah

Sering Insecure? Mari Memahami Makna QS At-Tin Ayat 4 Dengan Cermat!

27 November 2023
surat Yusuf ayat 28
Personal

Memaknai Surat Yusuf Ayat 28 “Perempuan Godaan Terbesar” dalam Perspektif Mubadalah

5 Oktober 2023
metode mubadalah
Hikmah

Metode Mubadalah Menggunakan Prinsip Dasar yang Menyapa Laki-laki dan Perempuan

27 Januari 2023
metode, Mubadalah
Publik

Mubadalah dalam Bisnis

26 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Relasi Difabel

    Relasi Difabel dan Jurnalisme: Antara Representasi, Sensasi, dan Keadilan Narasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Skizofrenia: Bukti Perjuangan Disabilitas Mental

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dr. Faqih: Ayat Ekologi Menjadi Peringatan Tuhan atas Kerusakan Alam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bencana Alam di Aceh dan Sumatera Harus Ditetapkan sebagai Bencana Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Kesehatan Mental dan Psikososial Anak di Dunia Digital Bersama Para Pakar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Relasi Difabel dan Jurnalisme: Antara Representasi, Sensasi, dan Keadilan Narasi
  • Bencana Alam di Aceh dan Sumatera Harus Ditetapkan sebagai Bencana Nasional
  • Skizofrenia: Bukti Perjuangan Disabilitas Mental
  • Dr. Faqih: Ayat Ekologi Menjadi Peringatan Tuhan atas Kerusakan Alam
  • Kerusakan Ekologi dan Tanggung Jawab Agama: Refleksi Tadarus Subuh ke-173

Komentar Terbaru

  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID