• Login
  • Register
Rabu, 25 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Tahun Baru Islam, Saatnya Hijrah dari Kekerasan Menuju Kasih Sayang

Hijrah berarti bergerak bersama-sama untuk membangun sistem hukum yang berpihak pada korban dan memperkuat layanan pemulihan bagi penyintas

Ahmad Zakki Baehaki Ahmad Zakki Baehaki
25/06/2025
in Publik
0
Hijrah

Hijrah

436
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tanggal 28 Juni 2025 nanti, umat Islam akan memasuki 1 Muharram 1447 Hijriah, menandai tahun baru dalam kalender Islam. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Muharram bukan hanya soal peringatan sejarah hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Lebih dari itu, Muharram adalah momentum spiritual yang mendalam tentang ajakan untuk berhijrah dari kegelapan menuju cahaya, dari ketidakadilan menuju keadilan, dari kekerasan menuju kasih sayang.

Di tengah berbagai krisis kemanusiaan yang kita hadapi hari ini, satu persoalan yang masih terus menjadi luka kita semua adalah kekerasan seksual terhadap perempuan. Ironisnya, kekerasan ini justru sering kali terjadi dalam ruang-ruang yang seharusnya aman: rumah, sekolah, tempat ibadah, dan bahkan dunia maya.

Merujuk data Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan 2024, terdapat 445.502 kasus kekerasan terhadap perempuan. Jumlah ini meningkat sekitar 9,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat 401.975 kasus.

Dari angka tersebut, 330.097 kasus merupakan kekerasan berbasis gender yang terjadi di ranah personal, termasuk kekerasan seksual dalam relasi rumah tangga dan pacaran.

Paling Rentan

Fakta ini menunjukkan bahwa perempuan masih menjadi kelompok paling rentan dalam sistem sosial yang patriarkal dan tidak ramah pada korban.

Baca Juga:

Kasus Francisca Christy: Ancaman Kekerasan di Era Digital itu Nyata !!!

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Saatnya Mengakhiri Tafsir Kekerasan dalam Rumah Tangga

Maka dari itu, momen 1 Muharram adalah waktu yang tepat bagi umat Islam untuk melakukan refleksi mendalam. Jika hijrah Nabi dahulu adalah langkah strategis untuk menyelamatkan kehidupan dan menegakkan nilai-nilai keadilan. Maka hari ini kita perlu mendefinisikan ulang hijrah dalam konteks kekinian yakni hijrah dari budaya membiarkan kekerasan seksual terus berlangsung.

Sehingga, kita perlu berhijrah dari budaya menyalahkan korban menuju budaya yang berpihak pada penyintas. Bahkan kita juga harus meninggalkan cara berpikir yang menormalisasi kekerasan dengan dalih aib keluarga atau urusan privat. Bukankah Islam sejak awal hadir untuk menegakkan kehormatan dan martabat manusia?

Lebih jauh lagi, negara dan masyarakat perlu memastikan ruang-ruang aman bagi perempuan. Pendidikan seks dan kesehatan reproduksi harus mulai dibicarakan secara serius di sekolah dan keluarga, bukan dianggap tabu.

Bahkan, lembaga keagamaan pun harus lebih proaktif menyuarakan bahwa kekerasan seksual bukan hanya pelanggaran hukum. Tapi juga dosa kemanusiaan yang mencederai nilai-nilai Islam itu sendiri.

Perkuat Layanan Pemulihan bagi Penyintas

Sehingga, dalam konteks ini, hijrah tidak cukup hanya dimaknai secara spiritual dan individual. Ia harus dibawa ke ranah sosial dan struktural. Hijrah berarti bergerak bersama-sama untuk membangun sistem hukum yang berpihak pada korban, memperkuat layanan pemulihan bagi penyintas. Serta menciptakan ekosistem yang mendorong budaya saling menjaga, bukan saling menghakimi.

Oleh karena itu, tahun baru Islam harus menjadi awal bagi komitmen baru bahwa tidak ada tempat bagi kekerasan seksual dalam masyarakat yang mengaku beriman.

Maka inilah saatnya kita menjadikan hijrah bukan sekadar ritual. Tetapi gerakan nyata untuk menciptakan kehidupan yang lebih aman, adil, dan bermartabat bagi semua. Terutama bagi perempuan yang selama ini paling banyak menanggung luka dan trauma. []

 

Tags: Hijrahkasih sayangkekerasanTahun Baru Islam
Ahmad Zakki Baehaki

Ahmad Zakki Baehaki

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Menjaga Ekosistem

Apa Kepentingan Kita Menjaga Ekosistem?

25 Juni 2025
Simbol Keadilan

Sebutir Nasi sebagai Simbol Keadilan

25 Juni 2025
Etika Berbagi

Berbagi dan Selfie: Mengkaji Etika Berbagi di Tengah Dunia Digital

24 Juni 2025
Digital

Kasus Francisca Christy: Ancaman Kekerasan di Era Digital itu Nyata !!!

24 Juni 2025
Wahabi Lingkungan

Pentingkah Melabeli Wahabi Lingkungan?

24 Juni 2025
Korban KBGO

Korban KBGO Butuh Dipulihkan Bukan Diintimidasi

23 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Menjaga Ekosistem

    Apa Kepentingan Kita Menjaga Ekosistem?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Mubadalah Memandang Fenomena Perempuan yang Menemani Laki-laki dari Nol?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sebutir Nasi sebagai Simbol Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Khitan Perempuan: Upaya Kontrol atas Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengurai Bias Fitnah Perempuan dalam Wacana Keislaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tahun Baru Islam, Saatnya Hijrah dari Kekerasan Menuju Kasih Sayang
  • Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa
  • Saat Fikih Menjadikan Perempuan Kelompok Paling Rentan
  • Apa Kepentingan Kita Menjaga Ekosistem?
  • Mengurai Bias Fitnah Perempuan dalam Wacana Keislaman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID