• Login
  • Register
Senin, 2 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Terima Kasih Papa, Telah Mendukungku

Selamat Hari Ayah Nasional, bagi seluruh Ayah di Indonesia. Terima kasih karena telah memberikan yang terbaik bagi anak-anak, isteri, keluarga dan masyarakat luas. Terima kasih, meski dengan kikuk akhirnya memeluk anak perempuanmu. Terima kasih, karena bekerja seharian penuh lelah namun pulang dengan wajah tanpa kesah.

Wanda Roxanne Wanda Roxanne
15/11/2020
in Kolom, Personal
0
visi keluarga muslim

visi keluarga muslim

124
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Hari ini diperingati sebagai hari Ayah Nasional. Saya ingin menuliskan apresiasi saya untuk Papa dan semua laki-laki di Indonesia, melalui cerita tentang Papa. Saya pernah berdikusi dengan seorang teman lelaki tentang diskriminasi terhadap perempuan. Kemudian dia merespon, “Kamu ini, seperti Papa kamu bukan lelaki saja”. Justru karena Papaku lelaki, aku tahu bahwa masih banyak lelaki yang tidak mendiskriminasi dan merasa superior hanya karena menjadi lelaki.

Jika teman-teman perempuan dan laki-laki di sekitar saya lebih dekat dengan Ibunya, saya lebih dekat dengan Papa. Saya bisa membicarakan semua hal dengan Papa. Baik tentang kehidupan pribadi, tentang agama, isu sosial, politik, pendidikan hingga mimpi-mimpi saya.

Saya merasa memiliki hubungan yang setara sebagai anak dan orangtua dengan Papa. Ada kalanya Papa belajar dari saya, pendapat saya didengarkan dan dipahami dengan baik tanpa celaan. Papa tidak melarang saya untuk melakukan ini-itu karena keperempuanan saya. Justru Papa adalah salah satu penyemangat saya dalam mengeksekusi keinginan saya.

Seingat saya, Papa tidak pernah memukul atau menghardik saya. Tidak pula memukul pada Mama dan adik saya. Papa begitu sabar dan lembut. Papa dapat mengekspresikan kelima bahasa cinta seperti teori Love Languages Gary Chapman. Sampai sekarang Papa masih mencium kening saya dan merangkul saya. Papa akan bilang, “Papa sayang Nda” tidak hanya di hari ulang tahun saya. Papa akan memberikan kado yang saya inginkan. Kami selalu meluangkan waktu untuk “kencan” berdua.

Sejak saya kecil, Papa menghadiahi saya banyak buku hingga sekarang. Karena itu saya menjadi suka membaca. Saya ingat, ketika ulang tahun ke-17, saya meminta kado ulang tahun berupa buku teenlit yang saya pilih sendiri. Papa membaca sampul belakang buku dan membelikannya untuk saya.

Baca Juga:

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

Alarm Kekerasan Terhadap Anak Tak Lagi Bisa Diabaikan

Kafa’ah yang Mubadalah: Menemukan Kesepadanan dalam Moral Pasutri yang Islami

Saat ulang tahun saya yang ke-18, Papa menghadiahi saya buku “Bahagia Dunia-Akhirat” karya Habib Husein Anis Habsyi. Buku itu berisi kumpulan renungan, motivasi dan inspirasi untuk meraih kebahagiaan abadi. Dengan bangga Papa bilang, “Ini buku bagus, penulisnya itu Guru Papa”. Yang mana berarti Guru saya juga.

Berikut salah satu kutipan yang saya sukai sewaktu, “Jangan kau anggap persahabatanmu dengan seseorang biasa-biasa saja. Syukurilah teman-teman baikmu, karena suatu hari mungkin kau bangun dari tidur dan menyadari bahwa kau telah kehilangan mutiara karena terlalu sibuk mengumpulkan batu.”

Di lain kesempatan, Papa akan membelikan buku puisi Rendra dan yang lain. Di lain waktu, Papa akan memberikan kitab Bukhari Muslim. Atau meminta saya mencarikan terjemahan ‘Uqala al-Majanin karya Abu Al-Qasim An-Naisaburi. Yang mana saja juga akhirnya membeli untuk saya sendiri karena saya merantau.

Papa selalu memberi saya semangat agar saya memiliki pendidikan setinggi-tingginya. Terus membesarkan hati saya saat saya gagal dan terpuruk. Termasuk ketika saya gagal dalam ujian. Bulan lalu saya menghadapi hari yang berat, kemudian saya segera menghubungi Papa yang berada di luar kota. Saya menceritakan apa yang terjadi pada saya lalu Papa bilang, “Coba buku Al-Hikam dan bukan halaman random. Biasanya apa yang tertulis di sana akan menguatkan.”

Setelah menyudahi obrolan yang melegakan dengan Papa, saya buka Al-Hikam sesuai yang Papa anjurkan. “Ketika Dia membukakan pintu pemahaman kepadamu tentang mengapa kau tidak diberi, hal itu merupakan bentuk pemberian.” Dan ternyata benar, kalimat ini memberikan saya kekuatan sekaligus pemahaman baru.

Di tengah-tengah masyarakat yang memisahkan perempuan dan laki-laki berdasarkan peran sosial, Papa melakukan semua hal tanpa batasan gender. Saat Mama belum bisa memandikan saya sewaktu bayi, Papa yang memandikan saya. Jika pengasuhan dibebankan kepada Ibu, Papa juga melakukan pengasuhan yang baik.

Meski Papa adalah tulang punggung keluarga, Papa tidak pernah bosan mengatakan bahwa Nenek saya adalah wanita yang kuat dan berdaya. Bahwa saya sebagai perempuan harus berdaya dan mandiri secara ekonomi. Pun dapat melakukan hal-hal baik yang saya senangi dan menebar semangat seluas-luasnya.

Banyak hal yang dikaitkan dengan maskulinitas atau kejantanan yang dipatahkan oleh Papa. Tidak ada batasan dari Papa bahwa perempuan tidak boleh begini atau begitu, dan laki-laki harus begini dan begitu. Jadi ketika ada laki-laki yang membatasi saya, secara alami saya akan menganggap itu sebagai keanehan.

Papa adalah laki-laki yang membawa sapu tangan dan tissue. Di saat laki-laki dianggap cuek atau bahkan tidak menganggap kebersihan sebagai hal penting. Papa akan meminta maaf pada saya, anaknya, jika tidak bisa menepati janjinya. Papa yang akan berterima kasih dalam obrolan sehari-hari. Di saat Ayah teman saya sungkan mengatakan “terima kasih” apalagi “maaf”.

Papa tidak ringan tangan, saat sebagaian masyarakat mengamini bahwa laki-laki susah mengontrol emosinya dan menormalisasi laki-laki untuk melakukan kekerasan. Papa penyabar dan penuh kelembutan, di orang lain mengatakan bahwa “words of affirmation” bukan bahasa cinta laki-laki, bahwa laki-laki tidak bisa ekspresif dan gensi menunjukkan emosinya.

Saya juga menemui laki-laki yang baik, yang melampaui apa yang dikotak-kotakkan dalam masyarakat. Yang mendobrak narasi bahwa laki-laki harus A-Z dan wanita tidak boleh ini-itu.

Tapi, juga banyak perempuan yang dikelilingi oleh laki-laki yang menempatkan mereka pada kelas dua dan mengecilkan kemampuan mereka sebagai perempuan. Kita tidak bisa memilih untuk dilahirkan dan besar dalam keluarga seperti apa, tapi kita bisa memilih untuk berbagi waktu dan energy dengan siapa.

Selamat Hari Ayah Nasional, bagi seluruh Ayah di Indonesia. Terima kasih karena telah memberikan yang terbaik bagi anak-anak, isteri, keluarga dan masyarakat luas. Terima kasih, meski dengan kikuk akhirnya memeluk anak perempuanmu. Terima kasih, karena bekerja seharian penuh lelah namun pulang dengan wajah tanpa kesah.

Terima kasih karena telah ikut menjadi anak-anak saat kami masih kanak. Terima kasih karena diam-diam telah begitu khawatir saat anak-anakmu jauh. Terima kasih karena telah berdoa setiap saat untuk keselamatan keluarga. Terima kasih, telah memberikan yang terbaik meski kadang kami tak henti berkeluh. []

Tags: anakHari AyahkeluargaKesalinganorang tua
Wanda Roxanne

Wanda Roxanne

Wanda Roxanne Ratu Pricillia adalah alumni Psikologi Universitas Airlangga dan alumni Kajian Gender Universitas Indonesia. Tertarik pada kajian gender, psikologi dan kesehatan mental. Merupakan inisiator kelas pengembangan diri @puzzlediri dan platform isu-isu gender @ceritakubi, serta bergabung dengan komunitas Puan Menulis.

Terkait Posts

Perbedaan Feminisme

Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

2 Juni 2025
Teknologi Asistif

Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

2 Juni 2025
Kurban

Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

2 Juni 2025
Ketuhanan

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

1 Juni 2025
Pandangan Subordinatif

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

31 Mei 2025
Perempuan Penguasa

Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

31 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Teknologi Asistif

    Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab Menurut Pandangan Ahli Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jilbab Menurut Ahli Tafsir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan
  • Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis
  • Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?
  • Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar
  • Jilbab Menurut Ahli Tafsir

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID