Mubadalah.id – Pada masa-masa selama proses persalinan, dukungan kuat dari suami sangat diharapkan untuk mendampingi istrinya, agar istri merasa tenang dan tidak merasa berjuang sendirian.
Beberapa hal yang harus keduanya persiapkan secara fisik, mental, dan spiritual untuk menghadapi persalinan, antara lain:
Pertama, ibu harus tenang dan siap menerima kehadiran anaknya. Kedua, ibu harus dalam keadaan sehat dan kuat, karena selama proses melahirkan membutuhkan banyak tenaga, kesabaran, dan waktu yang cukup.
Ketiga, menentukan tempat persalinan apakah di rumah, klinik, atau rumah sakit. Merencanakan tempat melahirkan perlu ia lakukan dengan berbagai macam pertimbangan seperti halnya risiko kehamilan, kondisi jalan, transportasi, keuangan, dan sebagainya.
Keempat, menyiapkan keperluan ibu dan bayinya, yakni gurita ibu, korset atau stagen panjang, kain panjang, handuk, pembalut, baju, dan popok bayi. Jika melahirkan di rumah, siapkan perlengkapan mandi bayi, baskom, air hangat, dan obat-obatan yang ia perlukan.
Beberapa anjuran yang al-Qur’an anjurkan ketika menceritakan Siti Maryam melahirkan, sebagaimana dalam firman-Nya:
فَاَجَاۤءَهَا الْمَخَاضُ اِلٰى جِذْعِ النَّخْلَةِۚ قَالَتْ يٰلَيْتَنِيْ مِتُّ قَبْلَ هٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَّنْسِيًّا
Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia (Maryam) berkata, “Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan” (QS. Maryam (19): 23).
Ayat Al-Qur’an
Kemudian, Nabi Muhammad Saw ketika menyaksikan putrinya, Fathimah, melahirkan, meminta Ummu Salamah dan Zainab binti Jahsy membacakan beberapa ayat al-Qur’an, di antaranya:
لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗ وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ ۗ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Baqarah (2): 284)
اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهٗ حَثِيْثًاۙ وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرٰتٍۢ بِاَمْرِهٖٓ ۙاَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْاَمْرُۗ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ
Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas “Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam. (QS. al-A’raf (7): 54)
اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الْاَمْرَۗ مَا مِنْ شَفِيْعٍ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ اِذْنِهٖۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ
Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Yunus (10): 3). []