Mubadalah.id – Mempunyai tubuh kurus atau berisi dua-duanya tidak akan lepas dari penilaian orang lain, yang bertubuh berisi seringkali melakukan diet dan menginginkan tubuh kurus, begitupun sebaliknya yang bertubuh kurus tak jarang berusaha menaikan berat badannya. Aku kebetulan bertubuh kurus yang tidak jarang orang lain menganggapku gizi buruk, kurang makanan yang bernutrisi, mengabaikan istirahat dan gangguan kesehatan lain sebagainya.
Padahal tanpa mereka tahu, aku amat berusaha memberikan yang terbaik pada tubuhku sendiri, dan tidak jarang aku merasa sedih kalau timbanganku berkurang lagi, ke kiri lagi, merasa bersalah, merasa dzalim pada diri sendiri. Perlahan segala macam perasaan-perasaan bersalah tadi sedikit-sedikit terobati setelah aku mengikuti Kelas Intensif Ramadan 1442 H yang diadakan oleh media Mubadalah.id yang bekerja sama dengan Rahima dan Fahmina Institute
20 hari bersama 20 ulama perempuan Nusantara kursus keluarga bahagia berbasis kitab Manb’aus Sa’adah. Kitab yang ditulis langsung oleh Dr. Faqihuddin Abdul Kodir ini, sudah berlangsung sejak tanggal 16 April lalu, yang dibuka langsung oleh Nyai Badriyah Fayumi selaku ketua pengarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).
Tema di awal pertemuan sampai hari ke dua kelas intensif yakni Hak tubuh. Yang mana pada hari pertama kelas intensif “Hak Tubuh mengkonsumsi makanan sehat dan halalan thayyiban” disampaikan oleh Hj Rahmi Kusbandiyah, yang menjelaskan bahwa berdasarkan kitab Manba’us Sa’adah mengkonsumsi makanan yang halal dan thayyiban serta menjauhi berlebih-lebihan (isrof) merupakan bentuk dari hak tubuh.
Makanan halal ialah makanan yang diperbolehkan dan tidak dilarang syariat. Sedangkan halal sendiri memiliki tiga kriteria, yakni halal berdasarkan; dzatnya wujud dari benda itu sendiri, cara mendapatkannya, dan terakhir cara pengolahannya. Kemudian thayyib ialah makanan baik dan bergizi yang apabila dikonsumsi membuat tubuh kita sehat dan dikatakan thayyib, apabila baik dikonsumsi dibutuhkan tubuh tidak berlebihan maupun kekurangan.
Selain makanan sehat, halal dan thayyib hendaknya makanan yang kita konsumsi juga cocok dan sesuai dengan tubuh kita sendiri. Yang bertubuh berisi tidak perlu diet ekstrim gantilah diet dengan niat karena Allah untuk tubuh sehat, agar mempermudah ibadah kepada Allah Swt. Mau bertubuh kurus atau berisi yang terpenting sudah menunaikan dan memberikan hak-hak kepada tubuh karena merupakan wujud dari implementasi mencintai diri sendiri.
Begitupun “Hak Tubuh Hak atas Istirahat yang Cukup” disampaikan langsung oleh Dr. Mufliha Wijayanti di hari kedua kelas intensif yang masih terkait dengan materi di hari pertama. Dijelaskan bahwa istirahat bukan hanya sekedar tentang tidur tetapi mengenai bentuk-bentuk relaksasi lain, yang tergantung pada kebiasaan setiap orang. Bisa saja yoga, bersepeda atau hobi-hobi lain yang dapat membuat tubuh menjadi relaks dan jeda, bisa juga dengan istilah lain disebut “Me Time.”
Sekalipun tidak bisa dipungkiri tidur merupakan salah satu bentuk istirahat yang paling nikmat luar biasa yang diberikan oleh Allah Swt dengan fungsi dan manfaat, adapun fungsi dari tidur ialah; menumbuhkan semangat baru, memenuhi kebutuhan tubuh untuk rehat, penenang jiwa dari hiruk-pikuk duniawi. Sedangkan manfaat dari tidur antara lain; mengeluarkan racun-racun dari tubuh, membantu otak dalam berkonsentrasi, mengurai persoalan hidup sekalipun sesaat.
Jadi, berbahagialah bagi orang yang diberi nikmat tidak kesulitan tidur. Dan terpenuhinya makanan sehat, halal dan thayyiban serta mendapat istirahat yang cukup tidak ditentukan oleh bertubuh kurus atau berisi melainkan adanya perbedaan yang tergantung pada kebutuhan, karena setiap orang tidak sama.
Pada kesempatan itu juga Kiai Faqih memberi ijazah amalan yang bisa dilakukan sebagai ikhtiar untuk mempermudah istirahat dalam hal ini tidur. Yang berbunyi;
اللهم اجعل ليلي لباسا، ونومي سباتا، ونهاري نشورا ونشاطا. اللهم ارزقني رحمتك وفضلك وارحمني واجعلني من الشاكرين
Dalam praktiknya, kehidupan ini selalu mengedepankan prinsip Mubadalah bahkan dalam kegiatan yang paling sederhana. Entah itu dalam menyediakan makanan, yang bukan hanya tugas seorang perempuan, melainkan laki-laki pun harus mengambil posisi tersebut karena merupakan tanggung jawab bersama dalam keluarga. Begitu pula hak tubuh berupa istirahat sangatlah berkaitan erat dengan kebahagiaan. Kebahagiaan diri sendiri maupun bagi orang lain. []