Selasa, 30 Desember 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Peran Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Punya Peran Strategis Menyebarkan Islam Moderat

    Tahun Baru

    Apa yang Baru dari Tahun Baru?

    Budaya Patriarki

    Ulama Perempuan Hadapi Tantangan Budaya Patriarki dalam Menangkal Radikalisme

    Wanita Mahal

    Memahami Konsep “Wanita Mahal” yang Sering Disalah Pahami

    Femisida

    Bahaya Femisida dan Kekerasan terhadap Perempuan dalam Relasi Pacaran

    Gen Z

    Gen Z, Kebijakan Negara, dan Perjuangan Menjaga Bumi

    Media Sosial

    Mengapa Radikalisme Mudah Menyebar di Media Sosial?

    Monogami

    Perselingkuhan, Kuasa, dan Mengapa Monogami Pernah Diperjuangkan

    Tunanetra

    Aksesibilitas Braille: Hak Dasar Tunanetra yang Masih Diabaikan

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Peran Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Punya Peran Strategis Menyebarkan Islam Moderat

    Tahun Baru

    Apa yang Baru dari Tahun Baru?

    Budaya Patriarki

    Ulama Perempuan Hadapi Tantangan Budaya Patriarki dalam Menangkal Radikalisme

    Wanita Mahal

    Memahami Konsep “Wanita Mahal” yang Sering Disalah Pahami

    Femisida

    Bahaya Femisida dan Kekerasan terhadap Perempuan dalam Relasi Pacaran

    Gen Z

    Gen Z, Kebijakan Negara, dan Perjuangan Menjaga Bumi

    Media Sosial

    Mengapa Radikalisme Mudah Menyebar di Media Sosial?

    Monogami

    Perselingkuhan, Kuasa, dan Mengapa Monogami Pernah Diperjuangkan

    Tunanetra

    Aksesibilitas Braille: Hak Dasar Tunanetra yang Masih Diabaikan

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Tumbler: Antara Komitmen Jaga Bumi atau Gaya Hidup Masa Kini

Tumbler yang awalnya menjadi solusi untuk langkah kecil jaga bumi, kemudian menjelma menjadi tantangan yang tak terelakkan

Sofia Ainun Nafis Sofia Ainun Nafis
15 November 2025
in Publik
0
Tumbler

Tumbler

1.8k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dewasa ini, membawa tumbler menjadi pemandangan yang lazim kita jumpai di semua lini kehidupan. Mulai dari kampus, ruang kelas, ruang kerja, hingga dalam cafe sekalipun tumbler sudah menjadi benda yang gampang kita lihat.

Tumbler seolah menjelma menjadi salah satu bagian dari berjalannya kehidupan. Fenomena ini mulai lumrah ketika spirit kampanye krisis iklim telah menggema dalam realitas sosial. Tumbler menjadi salah satu alternatif untuk mewujudkan zero waste di tengah tumpukan sampah plastik yang mengancam keselamatan bumi.

Forum Ekologi dan Simbolisme Tumbler

Telah banyak sekali forum-forum yang membahas isu-isu ekologi. Entah berbentuk formal seperti seminar akademik atau diskusi kebijakan; semi formal seperti webinar pemerhati isu iklim; hingga menjadi bahan diskusi di tongkrongan.

Tak jarang setelah ada acara seminar mengenai isu iklim, tumbler menjadi salah satu souvenir paling laris. Seolah hal tersebut juga menjadi semacam kalimat persuasif untuk mengurangi minum air dari botol plastik. Ketika peserta pulang dengan membawa tumbler di tangan, seperti terbawa pula “komitmen hijau” untuk mendukung keselamatan alam. 

Tetapi yang hal yang terkadang membuat ironis, seminar atau lokakarya yang membahas isu ekologi, dalam acaranya sendiri belum benar-benar menerapkan zero waste. Dalam hal bungkus snack misalnya, masih menggunakan berbagai macam plastik. bukan hanya itu, alih-alih menyediakan dispenser untuk isi ulang tumbler, penyelenggara lebih memilih menyediakan air kemasan plastik.

Barangkali penyelenggara memang lebih mengutamakan efisien untuk kebutuhan sesaat ketimbang memikirkan komitmen jangka panjang terhadap lingkungan. Meski pada akhirnya substansi dalam seminar untuk menyebarluaskan kesadaran jaga lingkungan menjadi tidak tersampaikan. Kabur bersama sampah plastik yang tersumbang setelah acara usai.

Saya kemudian membayangkan, jika tumbler menjadi tren souvenir di acara-acara seminar bagaimana dampak jangka panjangnya? Apakah nantinya akan menumpuk menjadi sampah juga? Di mana bahan produksi tumbler adalah metal atau plastik yang tebal. Sampah botol plastik hanya berkurang sedikit, malah ditambah sampah tumbler yang kian menukik.

Dari Jaga Bumi Menuju Tren Konsumsi

Keresahan tersebut kemudian menyambung atas pertanyaan: apakah tumbler benar-benar mengandung makna menjaga bumi? Atau malah menjadi salah satu simbol mengikuti trend gaya hidup masa kini? Lebih jauh lagi apakah tumbler menjadi gaya hidup karena dikomodifikasi dengan narasi-narasi “jaga bumi” oleh kapitalisme dengan sedemikian rupa?

Logika pasar tentu saja membaca tren-tren yang sedang booming dibicarakan untuk kemudian menungganginya menjadi produk jualan. Termasuk dalam hal tumbler sebagai salah satu cara mengurangi botol plastik. Kapitalisme akan mempelajari kritik terhadap krisis iklim untuk kemudian mereka kembangkan dengan cara yang lebih halus. Mereka berlomba memproduksi tumbler sesuai dengan logika pasar. Yakni, lebih banyak pilihan maka lebih banyak model. Lebih banyak model, maka lebih banyak keinginan.

Di sini sosial media yang telah menjadi bagian dari kehidupan juga memainkan perannya. Banyak sekali konten-konten promosi dengan dengan judul “Tahta Tertinggi Tumbler”. Dengan menggunakan permainan bahasa yang menyentuh emosi, pada akhirnya konsumen bukan semata-mata membeli karena nilai guna. Tetapi membeli untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya.

Ditambah lagi dengan narasi-narasi “ramah lingkungan dan mengurangi sampah plastik”, orang akan membeli tumbler dengan kesadaran palsu. Kesadaran yang dibangun kapitalisme lewat narasi-narasi bombastis tentang zero waste. Karena dengan membeli tumbler akan merasa seolah sudah turut menjaga bumi.

Selangkah lebih maju untuk kembali menuju keseimbangan alam. Padahal jika ditelisik kembali, hal tersebut boleh jadi sebuah kerakusan yang terbungkus ilusi kepedulian. Ilusi yang diciptakan oleh produsen tumbler agar produknya laris manis di pasaran.

Ekoteologi:Titik Balik Mengeratkan Hablum minal ‘Alam

Tumbler yang awalnya menjadi solusi untuk langkah kecil jaga bumi, kemudian menjelma menjadi tantangan yang tak terelakkan. Maka dari itu, butuh membangun ulang kesadaran untuk menjaga hubungan dengan alam.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, umat muslim mengenal tiga konsep etika interaksi. Yakni hablum minallah (hubungan dengan Allah), hablum minannas (hubungan dengan sesama manusia), dan hablum minal ‘alam (hubungan dengan alam). Sejalan dengan aktivis lingkungan, Kementerian Agama juga sedang gencar berkampanye isu lingkungan dengan mengembangkan konsep ekoteologi dalam Al-Qur’an sebagai penguatan hablum minal ‘alam.

Ekoteologi  merupakan gabungan antara kata ekologi dan teologi. Secara terminologis ekoteologi adalah telaah atau refleksi teologis mengenai hubungan antara Tuhan, manusia, dan alam. Ekoteologi mengacu pada pemahaman dan interpretasi terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang memposisikan alam sebagai bagian dari sistem ketuhanan yang utuh. Kemudian sistem ini terhubung dengan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi.

Pendekatan ekoteologi dalam pemahaman al-Qur’an membangun kesadaran bahwa krisis lingkungan bukan hanya berbicara tentang persoalan teknis atau kebijakan semata. Tetapi lebih dari itu, ekoteologi membahas tentang persoalan etika, spiritualitas dan cara pandang manusia terhadap alam.

Artinya perspektif ekoteologi menawarkan fondasi spiritual dan moral dalam membangun relasi manusia dengan alam. Dengan begitu internalisasi ekoteologi bukan hanya melalui pendekatan teknokratik atau regulasi, tetapi menyentuh akar kesadaran yang dibangun melalui pendekatan spiritual. Yakni memahami alam bukan hanya sebagai habitat atau sumber daya, tetapi sebagai amanah yang di dalamnya melekat tanggung jawab manusia,

Bukan Sekedar Membawa Tumbler Sebagai Gaya Hidup

Dengan begitu, gagasan ekoteologi menekankan bahwa menjaga alam bukan sebuah gaya hidup atau sekedar Fear of Missing Out (FOMO) tren yang sedang viral saja. Tetapi bagian dari etika spiritual. Menyadari bahwa keberlanjutan untuk menjaga lingkungan bukan hanya berhenti pada produk-produk yang kita konsumsi. Tetapi merasuk pada nilai yang termanifestasi pada perilaku sehari-hari. 

Pendekatan ekoteologi pada dasarnya membangun pola pikir bahwa melestarikan alam bukan hanya gerakan modern atau menjadi tren sesaat saja. Tetapi praktik atau lelaku kehidupan yang berlandaskan ajaran dalam al-Qur’an. Memposisikan alam sebagai sesama ciptaan Tuhan yang memiliki martabat. Di mana keberadaannya juga harus dihormati. []

Tags: EkoteologiIsu LingkunganKeadilan EkologisMenjaga BumiTumbler
Sofia Ainun Nafis

Sofia Ainun Nafis

Terkait Posts

Meruwat Bumi
Publik

Dari Merawat ke Meruwat Bumi: Jalan Spiritualitas Ekoteologis

23 Desember 2025
Akal Sehat
Publik

Seni Merawat Alam Dengan Akal Sehat

22 Desember 2025
Ibu Pertiwi
Publik

Merawat Bumi, Merawat Ibu Pertiwi

20 Desember 2025
Reboisasi Relasi
Publik

Reboisasi Relasi: Menghijaukan Kembali Cara Kita Memandang Alam

14 Desember 2025
Keadilan Ekologis
Publik

Keadilan Ekologis di Ambang Krisis

4 Desember 2025
Penghayat Sapta Darma
Publik

Iman (Re)resik: Refleksi TAB VI dan Semangat Penghayat Sapta Darma

1 Desember 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Monogami

    Perselingkuhan, Kuasa, dan Mengapa Monogami Pernah Diperjuangkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Radikalisme Mudah Menyebar di Media Sosial?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aksesibilitas Braille: Hak Dasar Tunanetra yang Masih Diabaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Nilai Asasi Agama dari Peringatan Haul Gus Dur dan Natal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bahaya Femisida dan Kekerasan terhadap Perempuan dalam Relasi Pacaran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ulama Perempuan Punya Peran Strategis Menyebarkan Islam Moderat
  • Apa yang Baru dari Tahun Baru?
  • Ulama Perempuan Hadapi Tantangan Budaya Patriarki dalam Menangkal Radikalisme
  • Memahami Konsep “Wanita Mahal” yang Sering Disalah Pahami
  • Bahaya Femisida dan Kekerasan terhadap Perempuan dalam Relasi Pacaran

Komentar Terbaru

  • dul pada Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan
  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Account
  • Home
  • Khazanah
  • Kirim Tulisan
  • Kolom Buya Husein
  • Kontributor
  • Monumen
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Rujukan
  • Tentang Mubadalah
  • Zawiyah
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID