Mubadalah.id – Sebelum saya mengulas tentang peran orang tua sebagai sahabat bagi anak-anaknya, saya kan berbagi pengalaman terkait judul di atas. Suatu ketika, seorang teman pernah menguji tes psikologi padaku. Saya diminta memejamkan mata lantas membayangkan seorang diri berada di sebuah hutan belantara dalam keadaan gelap gulita. Kemudian di tengah hutan tersebut terdapat sebuah rumah tua, di situ saya diberi pilihan untuk membayangkan apakah rumah tua itu pintunya dalam kondisi terbuka atau tertutup?
Dari ilustrasi sederhana di atas, memberikan sebuah gambaran tentang kepribadian seorang anak. Hutan belantara dengan kondisi gelap gulita menggambarkan sebuah kehidupan yang penuh dengan beragam persoalan, ada pelik, sukar, berat, rumit dan ada pula rasa suka, senang, serta bahagia. Semua perasaan itu silih berganti mengisi ruang hati setiap manusia.
Sedangkan rumah tua di tengah hutan tergambarkan sebagai seorang ibu. Kenapa rumah kita filosofikan sebagai seorang ibu? sebab rumah layaknya seorang ibu, tempat untuk pulang yang paling nyaman. Bahkan seberapa jauh seorang anak pergi, pulang adalah sebuah kerinduan, ibu adalah tujuan.
Pilihan tentang pintu rumah apakah terbuka atau dalam kondisi tertutup? Jawabannya adalah, ketika kita melihat pintu rumah tua terbuka, artinya kita terbiasa bersikap terbuka dengan ibu. Yaitu adanya kedekatan dan komunikasi yang intensif. Anak juga terbiasa curhat/bercerita berbagai persoalan hidup yang menimpa. Karena dengan hal ini akan membentuk ikatan batin seorang anak dengan ibu bahkan hingga dewasa. Jika pintu tertutup maka kita filosofikan seorang anak yang kurang memiliki kebiasaan melakukan komunikasi secara intensif kepada ibunya.
Peran Ayah dan Ibu
Seorang perempuan yang akan menjadi ibu akan merasa bangga karena sejatinya peran kehidupan akan ia mulai. Al-Ummu madrasah al-ula, kunci utama pendidikan di lingkungan keluarga adalah ibu. Di mana ibu layaknya samudera luas yang cinta dan kasih sayang tidak akan habis sepanjang massa. Namun hal itu tidak boleh hanya kita titikberatkan kepada seorang ibu. Karena peran seorang ayah juga sangat penting dalam membangun relasi keluarga antara orang tua dan anak secara harmonis dan intensif.
Adanya komunikasi orang tua dan anak yang efektif yaitu manakala di antara keduanya mempunyai hubungan yang dekat. Saling menyukai, memahami dan terbuka sehingga komunikasi di antara keduanya berlangsung menyenangkan.
Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal yang namanya model interaksional yaitu model yang menganggap manusia jauh lebih aktif. Interaksi yang terjadi antar individu tidak sepihak tetapi saling aktif, reflektif, dan kreatif dalam memaknai dan menafsirkan pesan yang tersampaikan. Semua keluarga aktif dan dinamis dalam relasi yang harmonis. Suasana dialogis lebih terbuka dengan penyampaian pesan tertentu yang tidak hanya dari orang tua kepada anak. Tetapi juga dari anak kepada orang tua. Bagaimana orang tua bisa menjadi sahabat bagi anak.
Membangun Kebiasaan Baik Anak
Untuk membangun kebiasaan anak dalam melakukan komunikasi secara intensif bisa kita mulai sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan. Bisa kita lakukan dengan mendongeng. Di mana manfaatnya anak akan belajar dan mengumpulkan kosa kata sejak masih balita. Tidak hanya ibu yang melakukannya, tapi seorang ayah juga boleh memberikan kebiasaan membacakan cerita dongeng pengantar tidur kepada anak. Dengan kemampuan komunikasi orang tua dan anak, akan menjadikan hubungan emosional batin antar keduanya sangat dekat.
Selain itu ajarilah anak untuk berpikir, memberinya ruang kebebasan berpendapat secara merdeka. Melibatkan anak dalam memutuskan hal-hal yang sederhana juga merupakan salah satu cara orang tua menjadi sahabat bagi anak. Selain itu, membangun komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak. Orang tua juga harus melakukan komunikasi dengan penuh kasih sayang, menghargai potensi anak, dan menerima anak apa adanya.
Perlakukan anak layaknya orang dewasa, bicaralah yang sering dengan pengucapan yang jelas kepada anak, sebagaimana bicara kepada orang dewasa. Jangan anggap remeh kemampuan memahami anak. Bahkan apabila kemampuan memahami anak masih rendah, maka cara yang harus dilakukan adalah dengan melatih komunikasi yang banyak dengannya sehingga cepat melatih potensi diri pada anak.
Peran sebagai orang tua baik ibu maupun ayah untuk membangun komunikasi secara intensif terhadap anaknya sangatlah penting. Sehingga hal-hal seperti di atas yang sudah disebutkan perlu untuk kita lakukan, agar tercipta hubungan yang baik dan harmonis antara anak terhadap orang tuanya. []