Covid 19 telah menyukseskan revousi industri 4.0. Semenjak diberlakukan adanya Work From Home (WFH), banyak kegiatan-kegiatan yang bersifat tatap muka langsung seperti kegiatan belajar mengajar, rapat pertemuan, seminar online, dialog interaktif yang biasanya cenderung diadakan disuatu tempat dengan banyak orang berkumpul menghadiri acara tersebut kini beralih virtual.
Istilah-istilah seminar online (semol), web seminar (webminar), podcast, live streaming, meeting zoom, hingga kuliah whatsapp (kulwap) kini menjadi lumrah dan sering berseliwiran untuk menggantikan kegiatan-kegiatan perkumpulan tersebut. Seperti halnya yang dilakukan oleh PC IPPNU Kabupaten Magelang yang sukses menggelar Workshop Jurnalistik NU IPPNU Magelang (17/6) via kulwap.
Acara ini berlangsung pukul 20.00 WIB dengan mengundang Musthofa Asrori sebagai narasumber dan dimoderatori oleh Vinanda Febriani Departemen Jaringan Komunikasi PC IPPNU Kabupaten Magelang. Karena digelar secara online, oleh karena itu 74 peserta yang mengikuti kulwap ini pun berasal tidak hanya dari pelajar NU Magelang, melainkan juga dari berbagai daerah dan instansi.
Berita
Gus Ova, sapaan Jurnalis NU Online ini menjelaskan materi dengan sangat rinci via audio. Beliau menjelaskan bahwa menulis dan membaca adalah kegiatan yang sudah diajarkan sejak seseorang berada di usia dini. Setiap orang yang bisa membaca pasti bisa menulis begitu juga sebaliknya. Namun menulis dalam kulwap ini tidak hanya sekedar menulis curahan hati atau unek-unek di media sosial, melainkan menulis sesuai kaidah jurnalistik yang baik dan benar agar dapat dijadikan sebuah berita.
Berita adalah sajian informasi yang dikemas dalam tulisan dan lisan yang memenuhi kaidah penulisan dengan unsur what, where, who, why, when and how (5W1H). Berita haruslah sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat, aktual (masih hangat dibicarakan dalam kurun waktu satu pekan), serta unik.
Berita bisa didapat melalui liputan langsung, liputan khusus, dan liputan tidak langsung serta wawancara eksklusif. Misalnya talkshow, dialog interaktif, ataupun cerita dan obrolan dengan tokoh penting dan inspiratif. Dari sumber-sumber ini dapat dijadikan berita dengan topik ataupun tema yang sesuai dengan apa yang ingin kita sajikan kepada masyarakat.
Untuk menarik peminat pembaca, pemateri yang juga Pimpinan Redaksi Majalah LIDIK memaparkan bahwa seseorang harus membuat sebuah berita dengan kemasan yang apik dan rangkaian kata yang mudah dicerna pembaca. Judul tentu menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Judul berita haruslah menarik dan menggelitik. Judul tidak perlu panjang-panjang, minimal 8-9 kata. Tentu juga harus mencerminkan isi berita.
Judul yang menarik atau kemeklik seperti istilah yang dipakai oleh Gus Ova sangat penting dalam menarik minat pembaca agar tulisan yang ditulis menjadi berita yang unik dan ramai dibicarakan oleh masyarakat. Sehingga berita yang ditulis menjadi berita yang aktual.
Feature
NU Online sebagai wadah literasi keislaman memiliki banyak rubrik diantaranya tentang ideologi, agama, sosial, politik, budaya, pertahanan, tokoh, khutbah, hikmah, opini dan tentu saja berita. Dalam kulwap ini, pemateri tidak hanya membahas tentang berita, beliau juga membahas tatacara menulis dalam rubrik feature.
Ilmu jurnalistik menyebutkan bahwa feature merupakan salah satu bentuk tulisan non-fiksi yang menampilkan sisi human interest dengan kuat. Feature juga tidak harus selalu mengikuti kaidah 5W1H. Kontributor Mubaadalah biasanya menyebut feature dengan refleksi dari sebuah berita aktual.
Perbedaan antara feature dan berita adalah feature tidak harus ditulis dalam kurun waktu sepekan, ia bisa ditulis kapan pun karena bersifat timeless. Namun jika ditulis ketika masih menjadi berita yang hangat diperbincangkan, tentu feature akan menjangkau pembaca lebih banyak. Meski begitu, tidak dipungkiri bahwa feature tentu memiliki peminatnya tersendiri.
Biasanya feature dibaca dengan santai oleh penikmatnya, tidak seperti berita yang dengan membaca cepat pun pembaca akan tahu isi berita tersebut. Mengingat feature adalah berita yang memperbolehkan unsur opini di dalamnya, maka gaya bahasa feature pun biasanya mengandung unsur sastra, namun tetap memaparkan informasi sesuai dengan fakta yang diberitakan.
Penutup
Kelas workshop jurnalistik ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang berakhir pada pukul 00.00 WIB. Dari 74 peserta yang mengisi absensi, diambil 5 penanya tercepat mengingat malam semakin larut namun tidak terasa karena antusiasme peserta mengikuti materi yang disampaikan oleh Gus Ova.
Seperti kulwap pada umumnya yang menyediakan sesi berbagi doorprize, doorprize dalam kulwap ini adalah mengirim tulisan kepada panitia dan berkesempatan diunggah di laman Pelajar Teladan serta di laman PCNU Kabupaten Magelang.
Sebelum kulwap ini berakhir, Gus Ova berpesan agar setiap peserta terus berlatih menulis dan membaca. Karena tanpa berlatih, materi kepenulisan tidak akan bisa diaplikasikan sampai kapanpun. Beliau juga berpesan untuk banyak membaca agar tidak bersumber kepada satu sumber saja untuk meminimalisir berita yang tidak valid atau hoax. []