Kamis, 18 September 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Tempat Ibadah Ramah Disabilitas

    Rektor ISIF Dorong Gerakan Tempat Ibadah Ramah Disabilitas dalam MISI ke-10

    Amal Maulid KUPI

    Amal Maulid KUPI dan Majelis Taklim di Yogyakarta Gelar Santunan untuk 120 Perempuan

    Pengaburan Femisida

    Di Balik Topeng Penyesalan: Narasi Tunggal Pelaku dan Pengaburan Femisida

    Bincang Syariah Goes to Campus

    Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

    Ulama Perempuan KUPI

    Doa, Seruan Moral, dan Harapan Ulama Perempuan KUPI untuk Indonesia

    Ulama Perempuan KUPI yang

    Nyai Badriyah Fayumi: Maklumat Ulama Perempuan KUPI untuk Menyelamatkan Indonesia

    Ekoteologi

    Forum Rektor Bersama Gusdurian Dorong Ekoteologi Kampus

    Tuntutan 17+8

    Kamala Chandrakirana: Demokrasi Indonesia Hadapi “Krisis dalam Krisis”

    Keselamatan Bangsa

    Jaringan KUPI Akan Gelar Doa Bersama dan Maklumat Ulama Perempuan Indonesia

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Bahasa Isyarat

    Membuka Ruang Inklusi: Perlunya Kurikulum Bahasa Isyarat untuk Semua Siswa

    Kerudung Pink

    Kerudung Pink Bu Ana: Antara Simbol Perlawanan dan Standar Ganda terhadap Perempuan

    Seminari dan Pesantren

    Seminari dan Pesantren: Menilik Pendidikan Calon Tokoh Agama yang Berjiwa Kemanusiaan

    Genosida Palestina

    Genosida Palestina: Luka Perempuan di Balik Kekerasan Seksual

    Menteri Lingkungan Hidup

    Menteri Lingkungan Hidup Janji Bangun Sekolah Inklusif Ramah Lingkungan: Beneran?

    Lintas Iman

    Merawat Perdamaian Lewat Nada-nada Lintas Iman

    Nepal

    Ketika Gen Z Memilih Perdana Menteri Nepal Melalui Discord

    Pesantren Ekologi

    Pesantren Ekologi: Khidmat Merawat Lingkungan

    Menikah dan Hilangnya Separuh Hidup Perempuan

    Menikah dan Hilangnya Separuh Hidup Perempuan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Ibn Arabi

    Ibn Arabi Mengaji Pada 3 Perempuan Ulama

    Imam Syafi'i

    Imam Syafi’i Mengaji Kepada Sayyidah Nafisah

    Ibn Hazm

    Ibn Hazm Mengaji Kepada Perempuan

    Pernikahan Anak

    Pemerintah Malaysia Harus Menghentikkan Praktik Pernikahan Anak

    Pinjol

    Ketika Game Online Menjerat Anak ke Dalam Jebakan Pinjol

    Adil Gender

    Membangun Masa Depan yang Setara dengan Parenting Adil Gender

    Kekerasan Terhadap Anak

    Rumah yang Tak Lagi Aman: Darurat Kekerasan terhadap Anak

    Malaysia

    SIS Forum Peringatkan: RUU Mufti 2024 Bisa Menyeret Malaysia ke Arah Otoritarianisme

    Pasca Perceraian

    SIS Forum Mari Perjuangkan Hak Finansial Perempuan Malaysia Pasca Perceraian  

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Tempat Ibadah Ramah Disabilitas

    Rektor ISIF Dorong Gerakan Tempat Ibadah Ramah Disabilitas dalam MISI ke-10

    Amal Maulid KUPI

    Amal Maulid KUPI dan Majelis Taklim di Yogyakarta Gelar Santunan untuk 120 Perempuan

    Pengaburan Femisida

    Di Balik Topeng Penyesalan: Narasi Tunggal Pelaku dan Pengaburan Femisida

    Bincang Syariah Goes to Campus

    Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

    Ulama Perempuan KUPI

    Doa, Seruan Moral, dan Harapan Ulama Perempuan KUPI untuk Indonesia

    Ulama Perempuan KUPI yang

    Nyai Badriyah Fayumi: Maklumat Ulama Perempuan KUPI untuk Menyelamatkan Indonesia

    Ekoteologi

    Forum Rektor Bersama Gusdurian Dorong Ekoteologi Kampus

    Tuntutan 17+8

    Kamala Chandrakirana: Demokrasi Indonesia Hadapi “Krisis dalam Krisis”

    Keselamatan Bangsa

    Jaringan KUPI Akan Gelar Doa Bersama dan Maklumat Ulama Perempuan Indonesia

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Bahasa Isyarat

    Membuka Ruang Inklusi: Perlunya Kurikulum Bahasa Isyarat untuk Semua Siswa

    Kerudung Pink

    Kerudung Pink Bu Ana: Antara Simbol Perlawanan dan Standar Ganda terhadap Perempuan

    Seminari dan Pesantren

    Seminari dan Pesantren: Menilik Pendidikan Calon Tokoh Agama yang Berjiwa Kemanusiaan

    Genosida Palestina

    Genosida Palestina: Luka Perempuan di Balik Kekerasan Seksual

    Menteri Lingkungan Hidup

    Menteri Lingkungan Hidup Janji Bangun Sekolah Inklusif Ramah Lingkungan: Beneran?

    Lintas Iman

    Merawat Perdamaian Lewat Nada-nada Lintas Iman

    Nepal

    Ketika Gen Z Memilih Perdana Menteri Nepal Melalui Discord

    Pesantren Ekologi

    Pesantren Ekologi: Khidmat Merawat Lingkungan

    Menikah dan Hilangnya Separuh Hidup Perempuan

    Menikah dan Hilangnya Separuh Hidup Perempuan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Ibn Arabi

    Ibn Arabi Mengaji Pada 3 Perempuan Ulama

    Imam Syafi'i

    Imam Syafi’i Mengaji Kepada Sayyidah Nafisah

    Ibn Hazm

    Ibn Hazm Mengaji Kepada Perempuan

    Pernikahan Anak

    Pemerintah Malaysia Harus Menghentikkan Praktik Pernikahan Anak

    Pinjol

    Ketika Game Online Menjerat Anak ke Dalam Jebakan Pinjol

    Adil Gender

    Membangun Masa Depan yang Setara dengan Parenting Adil Gender

    Kekerasan Terhadap Anak

    Rumah yang Tak Lagi Aman: Darurat Kekerasan terhadap Anak

    Malaysia

    SIS Forum Peringatkan: RUU Mufti 2024 Bisa Menyeret Malaysia ke Arah Otoritarianisme

    Pasca Perceraian

    SIS Forum Mari Perjuangkan Hak Finansial Perempuan Malaysia Pasca Perceraian  

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Sastra

Yu Marni

Ghufron Ibnu Masud Ghufron Ibnu Masud
3 Agustus 2020
in Sastra
0
Yu, Marni

(sumber foto piqsels.com)

20
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sudah menjadi semacam rutinitas bagi warga kampung Kajen, tiap Jum’at sore mendengarkan pengajian keagamaan di kediaman Kyai Shadiq. Rumah joglo yang hampir seluruh dindingnya terbuat dari kayu dengan ruangan yang cukup luas di tambah teras yang lumayan lebar akan senantiasa dijejali jemaah ibu-ibu.

Mereka sangat antusias mengikuti ceramah Kyai Shadiq karena ia satu-satunya tokoh agama di desa itu. Tak heran bila warga sangat menyanjung dan menghormatinya.

Namun sore itu lain. Sebagian jamaah yang masih ngobrol di teras dikejutkan kehadiran sesosok perempuan. Yu Marni namanya. Mereka mempelototi Yu Marni yang mengenakan pakaian kebaya muslimah lengkap. Salah seorang, Bu Karti menghampirinya.

“Sepertinya Yu Marni salah alamat, atau sampean sudah tidak punya malu lagi, lebih baik cepat angkat kaki dari sini!”

“Benar, jangan paksa kami mengusirmu…..,” seorang lagi menimpali.

“Dasar pelacur…”

“Dasar wanita murahan…”

“Dasar najis….’

“Dasar wanita tak tahu diri…..”

“Dasar laknat, perusak rumah tangga orang lain….”

Segala cibiran yang menyakitkan itu kontan muntah dari mulut mereka. Belum lagi mereka yang ada di dalam, mendengar ada keributan di luar, tak pelak mereka langsung terkejut dan mengeluarkan berbagai cibiran pedas lainnya.

Yu Marni hanya menunduk. Segala caci maki terhadapnya terpaksa diterima, meskipun hati kecilnya meronta sakit. Dengan gugup, ia beranikan diri untuk bicara.

“Biarkan aku bertemu Kyai…”

“Heh, asal tahu saja ya, Kyai kita itu orang suci, bukan lelaki hidung belang yang mudah kau rayu untuk tidur denganmu, “ hardik Bu Harti saking sewotnya.

‘Masyaallah, bukan, bukan itu maksudku, aku…”, sela Yu Marni yang kemudian di potong.

“…Halah pakai nama Tuhan segala pelacur ini. Bagaimana kalau kita usir aja perempuan laknat ini.’

“Ya usir saja…,” gemuruh jamaah menyetujui.

Kini Yu Marni benar-benar terjepit.Tubuhnya gemetar. Keringatnya mulai mengucur. Matanya terlihat mulai menitikkan kristal bening. Dan perlahan mengalir membasahi pipinya yang sepi dari jerawat. Mendengar ada keributan Kyai Shodiq bergegas keluar, memecah keramaian dan sebentar menyulapnya suasana menjadi tenang.

“Tenang ibu-ibu, tenang,” ucapnya penuh karisma seraya mengangkat jari telunjuknya ke arah bibir, isyarat agar semua jamaah diam. Melihat Kyai Shodiq, Yu Marni langsung menghampirinya.

“Assalamu’alaikum, Kyai.”

“Wa’alaikumsalam,” jawab Kyai Shodiq terkejut melihat Yu Marni.

“Saya minta ijin ikut ngaji disini, Kyai,” ucapnya memelas sambil menyeka air matanya yang belum juga mengering. Mendengar hal itu jamaah terheran-heran, saling pandang tak percaya, sambil memonyong-monyongkan bibir mereka.

“Sudah tobat, sudah tobat,” bisik-bisik kecil jamaah. “Kalau Yu Marni punya tekad bulat, ya rumah ini masih terbuka untukmu Yu,” kata Kyai Shodiq meyakinkan.

Para jamaah saling berbisik. Ada nada kecewa dari mereka atas keputuan Kyai. Tempat ini akan tercemari oleh kehadiran pelacur. Jangan-jangan ia hanya ingin buat keributan. Semua hal negatif keluar dari bisik-bisik jamaah.

“Maaf pak Kyai, bukan kami lancang terhadap Kyai, tapi kalau Yu Marni ikut ngaji di sini jelas kami tidak terima,” tegaas Bu Harti memprotes.

“Iya, tapi dia kan sudah bertobat. Apa salahnya jika memberi kesempatan baginya untuk memperbaiki jalannya yang keliru,” sahut Kyai.

“Sudahlah Kyai, saya memang kotor, tak pantas di tempat ini.”

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Yu Marni bergegas pergi dengan air mata berlinang dan sesenggukan. Kesedihan seorang yang tak berdaya di tengah hinaan dan cercaan. Kyai Shodiq pun hanya menghela nafaas.

Kyai Shodiq jadi serba salah. Krentek hatinya ingin menuntun seorang pelacur pada jalan yang lurus, tapi desakan dari jamaahnya yang menolak Yu Marni terpaksa disetujui.

Kejadian sore itu langsung menjadi buah bibir warga. Di rumah-rumah, warung-warung, masjid maupun musholla. Seperti berita aktual di media massa. Yu Marni ada dalam setiap obrolan mereka. Dan yang pasti, kata-kata tak sedap juga terlontar dari mulut-mulut mereka.

******

Yu Marni,adalah seorang dari sekian banyak perempuan yang terjerembab dalam lereng kegelapan pelampiasan nafsu laki-laki yang hanya sekedar iseng-iseng saja, atau pelarian dari suami yang sudah bosan terhadap istrinya. Ya.. barangkali dianggap tidak cantik lagi, gembrot atau kurang puas dengan pelayanan sang isteri.

Keadaan ekonomilah yang memaksa Yu Marni menyandang status seperti itu. Status yang membawa aib dan luka bagi ia dan anak-anaknya. Memang, semenjak kematian suaminya, ia yang menanggung kebutuhan keluarga sehari-hari. Ia buka warung kecil-kecilan. Tapi Yu Marni tetap tercekik dalam memenuhi kebutuhan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. Ya maklum di desa.

“Lalu siapa yang aku mintai pertolongan. Apa hanya dengan doa semuanya akan terselesaikan?” keluhnya dalam hati setiap setiap menjelang tutup warung. Kedua orang tuannya sudah meninggal sejak ia masih kecil, sedangkan sanak familinya kebanyakan mencari nafkah di daerah lainnya.

Katanya ikut transmigrasi. Ada yang menjadi buruh migran di luar negerilah. Tapi entah dimana sekarang mereka. Yang ada hanya ia sendiri dan tanggungan ketiga anaknya. Kemiskinan memang sangat menyakitkan, mempermainkan nasib seorang kapan saja. Dan manusia hanya bisa meratapinya.

Lalu ia mengambil jalan pintas, jalan penuh kegelapan dan bertabur kemaksiatan. Ya, ia serahkan tubuhnya untuk ditukar dengan rupiah. Sebuah perjalanan pahit dalam mengarungi kehidupan.

Senja baru saja berlalu. Kini giliran malam menggelar selimut kegelapan. Perlahan kerlip bintang-gemintang muncul bersamaan dengan bulan merah. Kyai Shodiq terlihat berjalan menyibak keremangan malam. Ia menuju rumah Yu Marni.

“Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikum salam,” jawab Yu Marni dari dalam sambil bergegas meraih pintu. “Kyai!,” ia terkejut. Tak mengira kalau temunya Kyai Shodiq. Lalu ia mempersilakan Kyai masuk.

“Ada apa Kyai, kok sepertinya penting?,” tanya Yu Marni.

“Ah kebetulan saya tadi dari rumah kang Trimo, mau saya suruh memperbaiki pagar belakang, nggak ada salahnya kan Yu, kalau saya mampir ke sini?.”

“Terima kasih Kyai, ternyata Kyai masih peduli dengan kami.”

“Dalam menjaga silaturohmi kita mesti saling mengasihi, tidak perlu mempersoalkan status, kedudukan, pangkat, bahkan agama sekalipun. Karena pada hakekatnya Islam itu mengajarkan perdamaian, silaturohmi, persaudaraan dan kasih sayang .” tandas Kyai.

“Begini Yu, mengenai sikap warga kemarin sore itu, saya juga memakluminya, tapi sampeyan jangan patah semangat dulu. Yakinlah bahwa Allah mengetahui perbuatan setiap hamba-Nya, jika niat kita tulus, pasti Allah akan menunjukkan hidayah-Nya.”

“Saya mengerti, Kyai,” sela Yu Marni seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Syukurlah kalau begitu, tapi maaf lho Yu, bukan maksud saya mengingatkan masa lalu Yu Marni, apa sih sebenarnya yang membuat Yu Marni kembali kepada jalan Agama?” selidik Kyai.

“Eee…begini ceritanya Kyai, ketika pergi ke pasar saya bertemu bekas langganan saya, namanya pak Bronto. Ia seorang duda yang lumayan kaya. Tapi sekarang sudah beristri wanita yang solikhah. Bahkan tahun lalu dia dan istrinya sudah sempat naik Haji.

Dia berusaha menyadarkan saya akan hidup yang terhormat, tidak menjadi sampah masyarakat. Nasihatnya itu yang mengingatkan saya akan masa depan keluarga, maksud saya nasib anak-anak saya. Kemarin ia menawari saya pekerjaan sebagai penjaga tokonya di pasar tersebut.

Dan sekarang malah tokonya itu diserahkan saya. Dari situ, setelah sampai di rumah saya memikirkan kembali ucapannya. Saya pikir mungkin inilah waktu yang tepat untuk merubah kehidupan saya dan keluarga, mencoba kembali hidup layak di masyarakat,” papar Yu Marni.

Kyai Shodiq merasa terharu dengan kisah Yu Marni. Ia berpikir bahwa Yu Marni adalah seorang yang sangat tabah dan berhasil melawan kesesatan yang selama ini menyelimutinya.

“Maha besar Allah atas kuasa-Nya,telah membuka hati hamba-Nya untuk kembali ke jalan-Nya, jalannya orang-orang yang bertaubat dan berserah diri,” ucap Kyai Shodiq lega.

*****

Hati Yu Marni semakin mantap. Meskipun banyak suara sumbang, ia tetap mengikuti pengajian Jum’at sore itu dan pada setiap kesempatan pengajian itu Kyai Shodiq selalu menceramahi jamaahnya agar mau menerima seorang yang sudah taubat . Tapi sikap jamaah tetap sama, menolak kehadiran bekas pelacur.

Sebulan kemudian warga kampung Kajen dikejutkan dengan adanya berita bahwa Jum’at depan Kyai Shadiq, duda tanpa anak itu hendak memperistri Yu Marni. []

Ghufron Ibnu Masud

Ghufron Ibnu Masud

Terkait Posts

Bahasa Isyarat
Publik

Membuka Ruang Inklusi: Perlunya Kurikulum Bahasa Isyarat untuk Semua Siswa

17 September 2025
Ibn Arabi
Pernak-pernik

Ibn Arabi Mengaji Pada 3 Perempuan Ulama

17 September 2025
Kerudung Pink
Publik

Kerudung Pink Bu Ana: Antara Simbol Perlawanan dan Standar Ganda terhadap Perempuan

17 September 2025
Imam Syafi'i
Hikmah

Imam Syafi’i Mengaji Kepada Sayyidah Nafisah

17 September 2025
Seminari dan Pesantren
Publik

Seminari dan Pesantren: Menilik Pendidikan Calon Tokoh Agama yang Berjiwa Kemanusiaan

17 September 2025
Ibn Hazm
Hikmah

Ibn Hazm Mengaji Kepada Perempuan

17 September 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Genosida Palestina

    Genosida Palestina: Luka Perempuan di Balik Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membuka Ruang Inklusi: Perlunya Kurikulum Bahasa Isyarat untuk Semua Siswa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kerudung Pink Bu Ana: Antara Simbol Perlawanan dan Standar Ganda terhadap Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ibn Arabi Mengaji Pada 3 Perempuan Ulama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menikah dan Hilangnya Separuh Hidup Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membuka Ruang Inklusi: Perlunya Kurikulum Bahasa Isyarat untuk Semua Siswa
  • Ibn Arabi Mengaji Pada 3 Perempuan Ulama
  • Kerudung Pink Bu Ana: Antara Simbol Perlawanan dan Standar Ganda terhadap Perempuan
  • Imam Syafi’i Mengaji Kepada Sayyidah Nafisah
  • Seminari dan Pesantren: Menilik Pendidikan Calon Tokoh Agama yang Berjiwa Kemanusiaan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID