Mubadalah.id – Dalam ajaran Islam keluarga merupakan instansi kecil yang memiliki fungsi untuk menghadirkan kebaikan, kemaslahatan, kasih sayang dan ketenangan.
Fungsi keluarga ini sebaiknya dapat diwujudkan oleh setiap anggota keluarga, baik oleh ayah, ibu maupun anak-anak. Dengan begitu, fungsi keluarga yang menginginkan keluarga sakinah, mawadah, wa rahmah itu benar-benar dapat dirasakan oleh setiap anggota keluarga.
Lebih dari itu, dalam buku Fondasi Keluarga Sakinah yang ditulis oleh Adib Machrus dkk memberikan tujuh fungsi keluarga yang dapat dijadikan rujukan oleh setiap anggota keluarga.
Tujuh Fungsi Keluarga
Pertama, fungsi biologis. Keluarga sebagai tempat yang baik untuk melangsungkan keturunan secara sehat dan sah. Salah satu tujuan disunnahkannya pernikahan dalam agama adalah untuk memiliki keturunan yang berkualitas.
Hal ini tentu saja dibutuhkan prasyarat yang tidak sedikit. Diantaranya adalah kasih sayang orang tua, kesehatan yang terjaga, pendidikan yang memadai, dan lain sebagainya. Di sinilah pentingnya keutuhan keluarga.
Kedua, fungsi edukatif. Keluarga juga berfungsi sebagai tempat untuk melangsungkan pendidikan pada seluruh anggotanya. Orang tua wajib memenuhi hak pendidikan yang anaknya.
Oleh karena itu orang tua harus memikirkan, memfasilitasi, dan memenuhi hak tersebut dengan sebaik-baiknya. Hal itu untuk membangun kedewasaan jasmani dan ruhani seluruh anggota keluarga.
Ketiga, fungsi religius. Keluaga juga menjadi tempat untuk menanamkan nilai-nilai agama paling awal. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan pemahaman, penyadaran dan memberikan contoh dalam keseharian tentang ajaran keagamaan yang mereka anut.
Hal ini menjadi bagian penting dalam membentuk kepribadian dan karakter yang baik bagi anggota keluarga.
Keempat, fungsi protektif. Keluarga harus menjadi tempat yang dapat melindungi seluruh anggotanya dari seluruh gangguan, baik dari dalam maupun dari luar.
Keluarga juga harus menjadi tempat yang aman untuk memproteksi anggotanya dari pengaruh negatif dunia luar yang mengancam kepribadian anggotanya. Misalnya, pengaruh negatif media, pornografi, bahkan juga paham-paham keagamaan yang menyesatkan.
Kelima, fungsi sosialisasi. Keluarga juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan sosialisasi nilai-nilai sosial dalam keluarga. Melalui nilai-nilai ini, anak-anak penting orang tua ajarkan untuk memegang teguh norma kehidupan yang sifatnya universal. Sehingga mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki karakter dan jiwa yang teguh.
Selain itu, melalui fungsi ini, keluarga juga dapat menjadi tempat yang efektif untuk mengajarkan anggota keluarga dalam melakukan hubungan sosial dengan sesama. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, maka mereka membutuhkan hubungan antar sesama secara timbal-balik untuk mencapai tujuan masing-masing.
Dengan bersosialisasi pula setiap anggota keluarga dapat mengaktualisasikan hidupnya.
Fungsi Rekreatif
Keenam, fungsi rekreatif. Keluarga dapat menjadi tempat untuk memberikan kesejukan dan kenyamanan seluruh anggotanya, menjadi tempat beristirahat yang menyenangkan untuk melepas lelah.
Dalam keluarga seseorang dapat belajar untuk saling menghargai, menyayangi, dan mengasihi sehingga tercipta hubungan yang harmonis dan damai.
Dengan demikian keluarga itu benar-benar menjadi surga bagi seluruh anggotanya. Sebagaimana hadis Nabi yang menyatakan bahwa “Rumahku adalah Surgaku.”
Ketujuh, fungsi ekonomis. Fungsi ini penting sekali untuk dijalankan dalam keluarga. Kemapanan hidup keduanya bangun di atas pilar ekonomi yang kuat. Untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota keluarga, maka yang mereka butuhkan kemapanan ekonomi.
Oleh karena itu pemimpin keluarga harus menjalankan fungsi ini dengan sebaik-baiknya. Keluarga mesti mempunyai pembagian tugas secara ekonomi.
Siapa yang berkewajiban mencari nafkah, serta bagaimana pendistribusiannya secara adil agar masing-masing anggota keluarga dapat mendapatkan haknya secara seimbang.
Dengan demikian, pernikahan bukanlah sekadar menghalalkan percintaan yang mengikat dua buah hati. Tetapi lebih dari itu juga memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasangan, baik yang sifatnya sosiologis, psikologis, biologis, dan juga ekonomi. []