Berbicara tentang Khadijah istri pertama Nabi Muhammad saw berarti kita akan membuka kembali lembaran kisah romantis pasangan idaman umat muslim, jauh sebelum Qais-Laila, Romeo-Juliet dan Habibi-Ainun, mempelai suami istri ini telah membuktikan kesetiaan dua insan terlebih dahulu tanpa syarat.
Nabi begitu setia pada Khadijah karena ia memang pantas mendapatkannya. Khadijah binti Khuwailid seorang perempuan suci keturunan suku Quraisy, berkat keteguhan menjaga kesucian dirinya di saat perempuan jahiliyah tidak mampu mempertahankan kemuliaan seorang perempuan, yang oleh sebab itu ia mendapat julukan โAfฤซfah แนฌฤhirah (seorang perempuan yang menjaga kehormatan dan kesuciannya).
Perempuan yang terpilih menjadi pendamping Rasul tentu memiliki kelebihan dan tauladan yang tidak sekedar untuk dikenang namun dicontoh dan patut kita jalankan. Jika tidak mampu mendapat pasangan Muhammad atau seperti Muhammad setidaknya seorang yang mencintai Muhammad sudah cukup bagi kita yang masih berusaha menjadi โKhadijahโ. Sebab mencintai Muhammad berarti mencintai perilakunya dan siap me-Muhammadkan dirinya.
Saya mencatat ada beberapa sifat yang menjadikan Khadijah istimewa:
Pertama, menjaga kesucian diri. Saโฤซd Ramaแธฤn al-Bลซแนญฤซ mencatat bahwa sifat ini yang membuat Nabi mengiyakan lamarannya, kemuliaan dan kecerdikannya bukan karena kecantikan dan kelebihan fisik lainnya (Fiqh Sฤซrah an-Nabawiyah: 52).
Ketika Bintu Khuwailid ingin mengetahui kejujuran Muhammad saat menjalankan tugasnya sebagai โฤmil/pekerja (dan Khadijah sebagai muแธฤrib/pemilik modal) ia mengutus Maysarah โseorang laki-laki- menemani perjalanan berdagang dengan Muhammad untuk kemudian ia melamarnya dengan perantara Nufaisah bintu Muniyah, bukan mengikutinya sendiri hingga terjadi khalwat yang dilarang.
Perempuan meminta laki-laki menjadi suaminya bukanlah hal yang dapat menurunkan marwah, asalkan laki-laki tersebut memiliki kualifikasi ilmu dan akhlak yang tinggi.
Kedua, hal ini bukan soal memiliki harta yang oleh karenanya tidak bergantung pada orang lain, mandiri bisa pula dimiliki oleh seorang yang tidak memiliki harta namun mampu menumbuhkan tekad untuk tidak bergantung pada orang lain. itulah Khadijah yang selepas menikah dengan dua laki-laki sebelum Nabi (โAtฤซq โฤidz at-Tamฤซmฤซ dan Hindun bin Zurฤrah/Abลซ Hฤlah) menjadi perempuan pebisnis yang membuat dirinya semakin tinggi stratra sosialnya di masyarakat Makkah.
Ketiga, mendukung penuh perjuangan baik suami. Poin ini penting dicatat oleh perempuan dalam membina rumah tangga namun tidak boleh โterdengarโ oleh telinga laki-laki. Sebab setiap nasehat memiliki subjeknya masing-masing. Bagi laki-laki nabi berpesan ุฎูููุฑูููู ู ุฎูููุฑูููู ู ููุฃููููููู , ููุฃูููุง ุฎูููุฑูููู ู ููุฃูููููู โSebaik-baik manusia adalah yang paling baik pada keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik pada keluargakuโ (Hilyatu al-Auliyฤโ: 7/138).
Sejatinya hadis ini jika dibaca dengan kaca mata Mubadalah adalah pesan untuk semua pihak dalam keluarga namun saya letakkan sebagai pesan untuk suami karena sabab diucapkannya hadis ini berkenaan dengan seorang suami yang memukul istrinya.
Maka sekali lagi setiap nasehat memiliki subjeknya masing-masing, sebagaimana tamu dan tuan rumah. Bagi tuan rumah tamu adalah raja, Nabi berkata ูู ู ูุงู ูุคู ู ุจุงููู ูุงูููู ุงูุขุฎุฑ ููููุฑู ุถููู โDan barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah menghormati tamunyaโ (แนขahฤซh al-Bukhฤrฤซ: 8/32), agar ia bisa melayani tamunya dengan sebaik mungkin namun kalimat ini jangan dipraktekkan oleh tamu agar tidak berbuat layaknya โrajaโ. Dan sebagai tamu ia memiliki pesan lain seperti tidak merepotkan dan menyulitkan tuan rumah dan lain-lain.
Khadijah yang sampai membuat semua istri Nabi cemburu padanya padahal ketika itu Khadijah telah lama wafat, utamanya Aisyah, ketika tak tahan menahan rasa cemburu karena setiap keluar rumah tidak pernah absen mengingat Khadijah dan memujinya di depan Aisyah, sontak Nabi marah dan berkata ู ูุง ุฃูุจูุฏูููููู ุงูููู ุจูููุง ุฎูููุฑูุง ู ูููููุงุ ุตูุฏููููุชูููู ุฅูุฐู ููุฐููุจูููู ุงููููุงุณูุ ููููุงุณูุชูููู ุจูู ูุงููููุง ุฅูุฐู ุญูุฑูู ูููู ุงููููุงุณูุ ููุฑูุฒูููููู ุงูููู ู ูููููุง ุงููููููุฏู ุฅูุฐู ููู ู ููุฑูุฒูููููู ู ููู ุบูููุฑูููุง
โAllah tidak mengganti kebaikan melebihi Khadijah (dalam suatu riwayat Nabi sampai bersumpah wallahi), ia yang memercayaiku saat semua orang mendustakanku, memberikan seluruh hartanya padaku saat semua orang menutup tangannya dariku, memberiku keturunan saat semua istriku tidak demikianโ (al-Muโjam al-Kabฤซr li at-แนฌabrฤnฤซ: 23/13)
Khadijah tidak tergantikan baik dalam hati Nabi atau dalam strata sosial masyarakat muslim. Mendedikasikan diri dan hidupnya bukan hanya untuk Nabi melainkan untuk segala hal yang diperjuangkan, โizzil Islam wal Muslimฤซn.
Oleh karena itu โKhadijahkan dirimu!โ pesan ini datang untuk perempuan agar ia tangguh sepeti Khadijah binti Khuwailid. Sebagaimana pesan โMuhammadkan dirimu!โ untuk laki-laki agar mendapatkan pendamping laiknya Muhammad bin โAbdullah. []