Mubadalah.id – Islam adalah agama yang kehadirannya untuk menciptakan keadilan, kasih sayang, dan kedamaian kepada semua makhluk hidup, termasuk laki-laki dan perempuan. KH. Faqihuddin Abdul Kodir mengatakan, buku Qira’ah Mubadalah mengajak para pembaca untuk memaknai teks-teks yang ada di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah menyapa laki-laki dan perempuan, terutama sebagai subjek.
“Gagasan utama dalam buku Qira’ah Mubadalah bahwa Islam hadir untuk laki-laki dan perempuan. Karena itu, semua teks-teks harus menyapa laki-laki dan perempuan sebagai subjek, itu yang paling utama,” kata Kiai Faqih, saat diskusi buku Qira’ah Mubadalah bersama para mahasiswa Pengenalan LapanganPersekolahan (PLP) Fakultas Ushuludin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, di Kebun Mubaadalah, Desa Klayan, Kec. Gunung Jati, Kab.Cirebon, Senin 28 Januari 2019.
Kiai Faqih menuturkan, di dalam prinsip kehidupan manusia pada praktiknya akan mencari makna dari apapun yang dihadapinya. Karena sepanjang sejarah peradaban mengatakan tafsir atau interpertasi, fiqh, tasawuf, dan hadis, sesunggunya orang tersebut sedang memaknai apa yang dihadapinya.
“Setiap teks yang ada di dalam kehidupan pasti akan mengundang proses interpretasi untuk menemukan makna yang dicari, diharapkan atau diinginkan para pembaca,” katanya
Maka dari itu Qira’ah Mubadalah, menurut Kiai Faqih, ditutup dengan tanggung jawab ketuhanan yang artinya adalah kemanusiaan.
“Tanggung jawab kemanusiaan maksudnya anda bebas memaknai atau menginplementasikan semaunya. Tetapi pertanyaannya makna yang kamu terapkan membawa kebaikan atau tidak, membawa keburukan atau tidak, membawa kemaslahatan atau tidak,” ujarnya.
Kiai Faqih mengingatkan, jangan pernah selesai untuk memaknai apapun apalagi jika tujuannya kemanusiaan.
Sementara itu, mahasiswa IAIN Purwokerto, Mokhammad Zainul Umam mengatakan, diskusi Qir’ah Mubadalah sangat menginspirasi, karena menurutnya, ia bisa banyak mengetahui tentang teks dan makna.
“Saya baru mengetahui dalam satu kalimat banyak sekali makna maka saya perlu kehati-hatian untuk memaknainya,” tutupnya.(RUL)