Mubadalah.id – Bersyukurlah menjadi santri
Karena kesempatan berjihad, berijtihad dan bermujahadah
kau dapatkan setiap hari
Di saat teman sebaya
bahkan mereka yang lewat paruh baya
Banyak yang belum bisa merasakan indah dan lezatnya
Kau berjihad untuk mendapatkan Ridha Allah dan hidup mulia
Kau berijtihad untuk mendapatkan jawaban berbagai masalah dengan ilmu yang kau punya
Kau bermujahadah untuk jaga hidayah dan raih hikmah di usia muda
Kau berjihad saat curahkan segenap jiwa raga, lengkap dengan pengorbanan
demi ilmu, akhlak dan masa depan
Kau berjihad saat bersabar melewati lelah, takut, jenuh dan ketidaknyaman
Kau berjihad saat amanah membelanjakan uang kiriman
Kau berjihad saat ikhlas berhidmah untuk kebersihan lingkungan,
kedisiplinan diri dan pendisiplinan teman
dalam ibadah dan pembelajaran
Kau (berlatih) berijtihad saat kerahkan segala daya dan kemampuan untuk selesaikan persolan
walau bekal ilmu dan pengalaman masih penuh keterbatasan
Kau (berlatih) berijtihad saat bersusah payah menjawab pertanyaan menantang,
saat siapkan bahan paparan
saat tuntaskan karya ilmiah yang tak gampang,
saat tiap malam lalaran
demi menjaga dan menambah hafalan kiitab, hadis dan al-Qur’an
kau berijtihad saat harus bisa selesaikan
masalah diri sendiri dan juga kawan
Kau bermujahadah saat istiqamah jalankan lima waktu shalat berjamaah
Kau bermujahadah saat bersabar dalam dzikir yang tak sebentar
Kau bermujahadah saat sukarela amalkan ibadah-ibadah sunnah
tanpa lelah dan keluh kesah
Kau bermujahadah saat jalankan hidup sederhana dan terima apa adanya
kau bermujahadah saat memilih ikhlas untuk tak melewati batas
Bersyukurlah menjadi santri
Karena kau menjaga dan terjaga
di saat banyak teman seusia
terlena oleh manisnya dosa
Bersyukurlah menjadi santri
karena kau punya arah dan tujuan
di saat banyak sebayamu belum punya kejelasan
Bersyukurlah menjadi santri
Karena kau sudah miliki jatidiri
di saat banyak anak muda masih mencari
Kau merasa lelah, jenuh dan berpeluh ?
Berdamailah.
Rehatlah.
Tapi jangan
hentikan langkah
Apalagi menyerah kalah
Bukankah mereka yang kenyang bersenang-senang juga merasa lelah ?
Bukankah mereka yang menganggur, makan tidur, juga merasakan jenuh ?
Bukankah mereka yang membayar mahal dosa juga berpeluh ?
Lelah, jenuh dan peluhmu,
Adalah benteng kemelencengan
tangga kemuliaan
Tiang pancang keberhasilan
Pintu keberkahan
Lelah, jenuh dan peluhmu
Adalah pemantik ridha orang tua
penjaring ridha Allah Ta’ala
Aku, kyai dan gurumu mencintaimu
orang tuamu mencintaimu
Allah dan Rasulullah mencintaimu
Semesta mencintaimu
Kau dinanti dengan cinta, kepercayaan dan harapan
oleh umat, bangsa, kemanusiaan dan peradaban
Maka, nikmat Tuhan yang mana yang hendak kau dustakan ?
=========
Tafakkur Badriyah Fayumi
Ngaji Riyadhussalihin
Santri Mahasina
bab al-Mujahadah
17 September 2021