Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Fikr Cirebon, Buya Husein Muhammad menceritakan kisah Siti Khadijah Ra yang meyakinkan Nabi Saw saat menerima wahyu pertama kalinya.
Kisah tersebut berawal pada suatu malam yang tenang, dengan embusan angin yang mengalir lembut dan langit bermandikan cahaya, Nabi Saw keluar dari gua “Hira” dan berdiri.
Dua bola matanya memandang hamparan padang pasir yang mahaluas. Tiba-tiba Jibril menampakkan diri di hadapannya dan berkata :
“Selamat atasmu, Muhammad. Aku Jibril dan engkau adalah utusan Allah kepada umat ini!”
Jibril kemudian merengkuh tubuh Nabi sambil mengatakan, “Bacalah!”
“Aku tidak bisa membaca,” jawab Nabi Muhammad Saw.
“Bacalah!,” katanya lagi.
Nabi Muhammad Saw mengulangi jawaban yang sama. Jibril lalu menarik dan mendekapnya sampai menyulitkan beliau bernapas.
Setelah melepaskannya, Jibril kemudian mengulangi lagi perintahnya dan menjawabnya dengan jawaban yang sama.
Pada yang keempat kalinya Muhammad Saw kemudian mengucapkan kalimat suci ini:
اقرأ باسم ربك الذي خلق (١) خلق الانسان من علق (٢) اقرأ وربك الاكرم (٣) الذي علم بالقلم (٤) علم الانسان مالم يعلم (٥)
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan (perantaraan) pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya,” (al-‘Alaq, 1-5).
Begitu selesai, Buya Husein menyebutkan, kemudian Jibril menghilang entah kemana. Nabi Muhammad Saw tetap merasa ketakutan. Tubuhnya menggigil. Keringat dingin mengalir deras dari pori-pori tubuhnya.
Nabi kemudian bergegas pulang menemui Siti Khadijah, istrinya, dengan hati diliputi galau, cemas, dan takut.
Begitu tiba di rumah, beliau masuk kamar dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
“Selimuti aku, selimuti aku, Sayangku,” kata Nabi Saw. (Rul)