Mubadalah.id – Halaqah Pra Musyawarah Keagamaan KUPI II resmi digelar di Universitas Agama Islam (UIN) Walisongo Semarang, pada Senin, 8 Agustus 2022.
Halaqah yang menghadirkan narasumber salah satu dewan penasehat ulama perempuan (KUPI), KH. Husein Muhammad, ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA.
Kemudian, anggota MM KUPI Dr. Faqihuddin Abdul Kodir, dan Perwakilan KUPI, Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm itu dihadiri langsung oleh Rektor UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. Imam Taufiq, M. Ag.
Imam Taufiq menyampaikan halaqoh pra musyawarah keagamaan KUPI II merupakan langkah awal para ulama KUPI untuk membangun peradaban yang damai, ramah lingkungan, adil dan setara.
Menuju KUPI II pada bulan November mendatang ini, para ulama KUPI tengah memfokuskan untuk membahas lima tema besar.
Pertama, peran perempuan dalam mencegah ekstremisme untuk menjaga NKRI. Kedua, hukum mengelola sampah untuk keberlanjutan lingkungan.
Ketiga, hukum melindungi jiwa perempuan dari bahaya kehamilan akibat perkosaan, keempat hukum pemaksaan perkawinan dan terakhir Pemotongan dan Pelukaan Genitalia Perempuan (P2GP).
“Menurut saya, ini harus kita kampanyekan kepada publik. Ini jadi langkah konkrit buat bangsa dan negara dalam menanggulangi ekstremisme dan terorisme,” kata Imam, saat memberikan sambutan dalam halaqah.
“Belum lagi persoalan sampah, karena ada global warming. Kita bisa berikan kemaslahatan dan peradaban dengan kerjasama. Karena itu saya atas nama pimpinan menyambut baik atas penyelengaraan musyawarah KUPI,” tambahnya.
Sementara itu, Nur Rofiah menyampaikan untuk pembahasan lima tema besar ini diharapkan dapat mendatangkan anugerah bagi manusia dan semesta.
“Mohon doa, semoga KUPI yang kedua ini bisa berjalan dengan lancar. Proses halaqah demi halaqah. Ini panjang. Mudah-mudahan bisa menebar rahmatan lil-alamin dan penghargaan atas nama perempuan,” kata Founder Ngaji KGI. (Rul)