Mubadalah.id – Rasanya, persoalan sampah produk menstruasi menjadi persoalan yang tidak kunjung menemui titik akhir penyelesaian. Penumpukan sampah dari hari ke hari hanya menambah volume sampah pembalut tanpa ada pengelolaan sampah yang lebih lanjut. Dampaknya, lingkungan tercemar yang dapat menyebabkan rusaknya sanitasi hingga munculnya penyakit-penyakit yang dapat menyerang manusia seperti demam berdarah.
Persoalan ini saya temui saat saya kebagian piket kamar mandi di dalam pondok. Ada dua kamar mandi yang digunakan, di dalamnya tersedia tempat sampah berkantung plastik untuk membuang pembalut menstruasi. Dalam 3 hari, tempat sampah tersebut penuh dengan pembalut yang tidak kita bersihkan dan memiliki genangan air. Pembalut yang tidak dibersihkan berhasil mengundang lalat yang saya sendiri tidak tahu darimana mereka datang. Saya bergidik ngeri, ada 3 kantong kresek besar berisi sampah pembalut yang harus saya buang.
Pembalut yang tidak kita bersihkan sebelum kita buang dapat membahayakan lingkungan hingga kerusakan sanitasi. Hal ini berpotensi menjadi penyebab menularnya penyakit seksual karena tercemarnya lingkungan oleh pembalut yang kotor. Lagipula, pembalut sekali pakai terbuat dari plastik juga yang artinya pembalut-pembalut ini tidak akan terurai dalam kurun waktu yang sangat lama sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan baik pada tanah, air, dan udara.
Produk Menstruasi Sekali Pakai
Produk pembalut sekali pakai contohnya, membutuhkan waktu sekitar 200-800 tahun untuk terdegradasi. Belum lagi sampah-sampah seperti ini bercampur oleh sampah lainnya yang akan membentuk gas metana sehingga akan menyebabkan pembentukan mikroplastik.
Apabila mikroplastik ini terbawa oleh air maka dapat mencemari lingkungan, tanah, udara hingga hewan-hewan yang ikut terdampak seperti ikan-ikanan. Tidak hanya lingkungan, manusia akan ikut terdampak mikroplastik yang membahayakan tubuh karena bahan konsumsi pangan yang telah tercemar mikroplastik. Dalam hal ini, satu sampah saja sebenarnya sangat berdamak pada segala aspek lingkungan hidup yang ujungnya juga hanya membawa banyak kerugian.
Segala bentuk kerusakan lingkungan akibat manusia sangat ditentang keras oleh agama termasuk Islam sendiri. Dari hasil bahtsul masail Muktamar NU yang ke-29 di Cipasung Tasikmalaya, Jawa Barat tahun 1994, diputuskan bahwa hukum mencemarkan lingkungan, baik udara, air maupun tanah, apabila menimbulkan dharar, maka hukumnya haram dan termasuk perbuatan jinayat atau kriminal.
Berdasarkan firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raf ayat 85 yang berarti “Dan janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika betul kalian orang yang beriman”. Islam begitu menaruh perhatian besar pada lingkungan hidup. Islam tidak membenarkan perilaku yang dapat merusak lingkungan.
Penggunaan pembalut sekali pakai hendaknya kita gunakan pada saat-saat darurat dan tertentu saja. Hal ini sebagai upaya untuk mengurangi sampah pembalut sekali pakai. Akan lebih bagus lagi jika perempuan-perempuan yang sedang mengalami siklus menstruasi menggunakan produk menstruasi yang ramah lingkungan seperti pembalut kain atau menstrual cup.
Produk Menstruasi Ramah Lingkungan
Saat ini, inovasi produk menstruasi yang ramah lingkungan sangat mudah ditemukan dari produk pembalut kain, pantyliner kain, menstrual cup hingga celana menstruasi kain. Penggunaan produk menstruasi ramah lingkungan dapat kita gunakan hingga 2-3 tahun lamanya. Selain ramah lingkungan, produk menstruasi ramah lingkungan dapat menghemat pengeluaran untuk pembelian produk menstruasi tiap bulannya.
Beralih dari produk menstruasi sekali pakai ke produk menstruasi ramah lingkungan memang tidak begitu mudah karena belum terbiasa sebelumnya. Hal ini dapat kita antisipasi dengan memilih produk menstruasi ramah lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh perempuan.
Penggunaan produk pembalut ramah lingkungan dapat kita niatkan untuk menjaga lingkungan ciptaan Allah dan sebagai ikhtiar untuk mengurangi sampah plastik yang dapat merusak lingkungan. Apabila kesadaran masyarakat perempuan tentang produk menstruasi ramah lingkungan meningkat, maka angka permasalahan sampah pembalut sekali pakai atau produk menstruasi sekali pakai juga dapat kita tekan.
Sudah saatnya masyarakat perempuan untuk beralih ke produk menstruasi ramah lingkungan karena pertimbangan kerusakan lingkungan dan dampak negatif lain yang muncul. Kita berhak mendapatkan lingkungan hidup yang sehat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Masyarakat perempuan memiliki andil yang sangat besar terhadap sampah pembalut sekali pakai demi terwujudnya keadilan ekologi. []