Mubadalah.id – Entah sejak kapan area publik sering, sarat dan senang menghamburkan kata-kata yang melukai hati, bukan hanya “the Others”, tetapi juga saudara-saudara. Mereka seperti percaya bahwa hal itu mendapat legitimasi agama. Mereka “Mendalil”. Betapa anehnya, jika agama menjust sikap itu. Padahal Nabi Saw dan para ulama sejati selalu menganjurkan agar menjaga lidah dari ucapan buruk dan menyakiti orang lain. Ada ucapan bijak yang sangat populer :
سلامة الانسان فى حفظ اللسان
Artinya: “Keselamatan orang manakala ia bisa menjaga lidahnya”
Kebalikan dari itu “Kejatuhan seseorang, manakala ia tidak bisa menjaga lidahnya. Dengat kata lain “Ucapan yang baik akan menyelamatkanmu. Ucapan yang buruk akan mencelakakanmu.”
Syeikh Nawawi Banten memperingatkan kita agar tidak berkata-kata buruk, menyebarkan fitnah, kebohongan, mengadu domba, hate speech (ujaran kebencian) dan sejenisnya. Ia menulis dalam bukunya yang terkenal dan dikaji di Pesantren “Nashaih al-Ibad”. Ia mengutip riwayat Abu Nu’aim:
أَكْثَرُ الناسِ ذنوبًا يومَ القيامةِ ، أَكْثَرُهم كلامًا فيما لا يَعْنِيهِ
وروی : يُعَذِّبُ الله اللسانَ بعذابٍ لا يُعَذِّبُ به شيئًا من الجوارحِ، فيقول: أيْ رَبِّ عَذَّبْتَني بعذابٍ لم تُعَذِّبْ به شيئًا؟ فيقال له: خَرَجَت منك كلمةٌ، فبلغَتْ مشارِقَ الأَرْضِ ومغارِبَها، فسُفِكَ بها الدَّمُ الحرامُ، وانْتُهِبَ بها المالُ الحرام، وانتُهِكَ بها الفَرْج الحرامُ، وعِزَّتي وجلالي لأُعَذِّبَنَّك بعذابٍ لا أُعَذِّبُ به شيئًا من الجوارِحِ. رواه أبو نعيم. (نصاءح العباد ، ٤٥-٤٦)
Artinya: Orang yang paling banyak membawa dosa pada hari kiamat adalah dia yang banyak bicara yang tak berguna.
Tidak ada anggota tubuh yang mengalami penderitaan paling berat, selain lidah/mulut/lisan. Lidah bertanya, duhai Tuhan mengapa Engkau menyiksaku melebihi siksaan-Mu terhadap anggota tubuh yang lain?.
Tuhan menjawab darimu keluar dan menyebar ke seluruh penjuru bumi, kata-kata yang mengakibatkan pembunuhan antar manusia, perampokan, penjarahan dan kekerasan seksual. Demi Kemuliaan-Ku, Aku akan menghukummu jauh lebih berat daripada menghukum bagian tubuh selainmu. (Riwayat Abu Nu’aim).
Pena Berbicara
Selain lidah adalah pena/tulisan. Tulisan bagaikan lidah, lisan. Pena juga berbicara.
فإن القلم أحد اللسانين، فاحفظ القلم كما يجب حفظ اللسان عنه
Artinya: “Pena adalah bagian dari lidah. Maka jagalah pena dari hal-hal yang harus dijaga oleh lidah”. Dengan kata lain, “jagalah literasimu sebagaimana engkau menjaga lidah/ mulutmu”. []