Mubadalah.id – Dalam beberapa catatan hadis, Nabi Muhammad Saw berpesan kepada seluruh umat Islam untuk menghormati dan memuliakan ibu.
Perintah untuk menghormati dan memuliakan ibu itu merujuk pada salah satu hadis dari Sunan Abu Dawud. Isi hadis tersebut sebagai berikut :
Dari Abu Thufail ra, berkata: (Suatau saat) saya melihat Nabi Saw sedang membagikan daging di daerah Jiranah, kemudian ada seorang perempuan datang dan mendekat, dan Nabi Saw pun bergegas menggelar selendangnya di tanah (mempersilahkannya duduk).
Perempuan itu kemudian duduk di atas selendang tersebut. Saya bertanya: “Siapa perempuan itu?, orang-orang menjawab: “Itu ibu (susuan) yang menyusui Nabi”. (Sunan Abu Dawud, no. Hadis: 5146).
Teks hadis ini, menurut Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku 60 Hadis Shahih mengisahkan perilaku baik Nabi Saw dan penghoramatannya kepada ibu susuanya, yang bernama Halimah as-Sa’diyah ra. Menggelar selendang yang dipakai biasanya hanya dilakukan orang-orang Arab bagi tamu mereka yang dianggap agung dan terhormat.
Nabi Saw justru melakukannya untuk orang-orang yang biasanya dilupakan masyarakat Arab saat itu, yaitu perempuan. Ini menandakan betapa mengagungkan perempuan dan menghormati martabat kemanusiaanya adalah sunnah dan ibadah.
Teks ini juga, sekaligus menunjukkan apresiasi dan dukungan terhadap peran domestik perempuan, seperti menyusui.
Dukungan harus kita lakukan dalam bentuk langkah nyata, seperti apresiasi sosial dan pemberdayaan ekonomi. Mereka yang memilih menyusui anaknya harus kita berikan apresiasi secara riil, baik dengan bantuan sosial, dukungan makanan bergizi, atau cuti kerja yang memadai.
Jika dalam kondisi tertentu, perempuan harus bekerja dan berkiprah di publik pada saat menyusui. Maka lingkungannya harus memberi dukungan agar ia bisa bekerja sekaligus menyusui dengan nyaman.
Penyediaan ruang ibu menyusui di ranah publik adalah salah satu bentuk penghormatan terhadap peran reproduksi perempuan dan merupakan implementasi nyata dari teks hadis ini. []