• Login
  • Register
Jumat, 18 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Asy-Syifa Binti Abdullah: Ilmuwan Perempuan Pertama dan Kepala Pasar Madinah

Asy-Syifa adalah sosok pendidik perempuan yang tangguh. Ia mengajari muslimah Madinah agar bisa membaca dan menulis

Siti Nisrofah Siti Nisrofah
24/03/2023
in Figur, Rekomendasi
0
Asy-Syifa Binti Abdullah

Asy-Syifa Binti Abdullah

2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebelum masuk Islam, ia terkenal dengan nama Laila. Namun, setelah berbaiat taat kepada Rasulullah Saw namanya ia ubah menjadi Asy-Syifa. Lengkapnya adalah Asy-Syifa’ binti Abdullah bin Abdi Syams bin Khalaf bin Sadad bin Abdullah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab al-Qurasyiyyah al-Adawiyah. Seperti orang Arab pada umumnya yang memiliki nama julukan, Asy-Syifa sering dijuluki dengan Ummu Sulaiman.

Asy-Syifa binti Abdullah menjadi salah satu perempuan yang tersebut dalam Alquran surat Al-Mumtahanah (60) :12).

“Wahai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Asy-Syifa termasuk perempuan yang cerdas sekaligus beruntung karena mendapat ilmu baca tulis di saat penduduk yang lain dalam kondisi ummi. Kesempatan luar biasa ini ia manfaatkan untuk berbagi ilmu kepada masyarakat yang lainnya secara lebih luas. Termasuk di antaranya adalah istri Nabi yang bernama Hafshah binti Umar bin Khattab. Tujannya hanya satu yaitu mendapat pahala sekaligus menggapai ridha Allah Swt.

Mahir dalam Pengobatan Tradisional

Selain kemampuannya yang mahir dalam membaca dan menulis, Asy-Syifa juga mahir dalam pengobatan tradisional. Maka tidak heran jika nama yang tersematkan padanya adalah Asy-Syifa yang berarti obat atau penawar. Pengobatannya yang terkenal adalah Ruqyah Namlah yaitu pengobatan yang berkaitan dengan penyakit kulit. Bukan jampi-jampian, melainkan doa kepada Allah yang ia gunakan dalam ruqyah ini untuk meminta pertolongan juga kesembuhan.

Baca Juga:

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

Sound Horeg: Antara Fatwa Haram Ulama’ dan Hiburan Masyarakat Kelas Bawah

Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

Kecintaan Rasulullah Saw yang begitu besar kepada umatnya, juga beliau curahkan kepada Asy-Syifa. Diantaranya dengan mendirikan klinik pengobatan yang dekat dengan pemukiman warga, agar Asy-Syifa dapat mengobati masyarakat melalui praktik ruqyahnya. Asy-Syifa menempati klinik sekaligus rumah tersebut bersama anaknya yang bernama Sulaiman dan suaminya Abu Khatmah bin Ghanim Al-Qurasyi Al-Adawi. Aktivitas tarbiyah dan pengobatan yang ia lakukan beriringan dengan dakwah untuk mensyiarkan Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.

Asy-Syifa termasuk ke dalam sahabat Nabi yang juga ikut meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah Saw walau hanya sedikit. Tidak hanya itu, Asy-Syifa dipercaya Khalifah Umar bin Khattab untuk menjadi kepala pasar Madinah. Tentu saja tanggung jawab yang Asy-Syifa terima disebabkan karena kecerdasannya dalam menyampaikan ide-ide, dan pendapatnya yang visioner terhadap kelangsungan pasar Madinah.

Ilmuwan Perempuan Pertama

Tidak sedikit ulama terkemuka menilai Asy-Syifa sebagai ilmuwan perempuan pertama yang luar biasa karena di dalam diri dia terhimpun keimanan, ketaqwaan, ilmu pengetahuan dan wawasan keIslaman yang begitu luas. Hidupnya ia dedikasikan untuk menebar kemanfaatan kepada masyarakat.

Asy-Syifa adalah sosok pendidik perempuan yang tangguh. Ia mengajari muslimah Madinah agar bisa membaca dan menulis. Kesabaran dan keuletannya membuahkan hasil berupa terentaskannya buta huruf di kalangan muslimah Madinah. Mendidik dan mengobati secara bersamaan membuatnya pantas disebut sebagai guru sekaligus dokter. Hal ini dikuatkan dengan hadits yang meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw meminta Asy-Syifa untuk mengajarkan kepada Hafshah ilmu membaca dan sebagian ruqyah.

sy-Syifa berkata, “Suatu ketika Rasulullah masuk sedangkan saya sedang di samping Hafshah, beliau bersabda ‘Mengapa tidak engkau ajarkan kepadanya ruqyah sebagaimana engkau ajarkan kepadanya menulis’.” (HR Abu Daud). Itulah Asy-Syifa, salah satu shabiyyah yang mendapat banyak bimbingan langsung dari Nabi. Sungguh Asy-Syifa sangat mencintai Rasulullah seperti umat Nabi yang lainnya.

Menjadi Teladan Muslimah

Asy-Syifa binti Abdullah hidup sejak masa jahiliah hingga masuk Islam sebelum Nabi Hijrah ke Madinah dan termasuk muhajirin angkatan pertama. Sepeninggal Nabi, Asy-Syifa masih tetap mengamalkan ilmunya untuk kemaslahatan umat. Hingga masa Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 20, Asy-Syifa menghembuskan nafas terakhirnya. Lahal Fatikhah.

Sejatinya kisah perempuan hebat sudah bertebaran di masa Rasulullah Saw. Hanya saja, sejarah kurang begitu mencatatnya secara jelas. Sosok Asy-Syifa binti Abdullah patut menjadi contoh bagi muslimah di zaman sekarang. Dedikasinya yang luar biasa terhadap ilmu mampu menjunjung tinggi derajatnya.

Sebagai seorang perempuan yang menjadi madrasatul ula untuk anaknya kelak harus membekali diri dengan ilmu, akhlak, dan kebaikan yang lainnya. Bersikap welas asihlah kepada sesama tanpa pamrih apapun. Sungguh, kebaikan yang perempuan lakukan akan memancarkan energi positif sehingga mampu menarik yang lainnya untuk berbuat yang sama. []

Tags: Asy-Syifa Binti AbdullahIlmuwan Pertamaislamsahabat nabisejarahulama perempuan
Siti Nisrofah

Siti Nisrofah

Hanya orang biasa :')

Terkait Posts

Wonosantri Abadi

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

17 Juli 2025
Representasi Difabel

Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

16 Juli 2025
Menikah

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

15 Juli 2025
Krisis Ekologi

Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

14 Juli 2025
Mas Pelayaran

Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

13 Juli 2025
Isu Disabilitas

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

12 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • eldest daughter syndrome

    Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mu’adzah Al-Adawiyah: Guru Spiritual Para Sufi di Basrah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mu’adzah Al-Adawiyah: Guru Spiritual Para Sufi di Basrah
  • Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan
  • Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?
  • Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 
  • Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID