Mubadalah.id – Advokasi masyarakat yang tertindas harus terus kita jalankan dan upayakan secara konsisten. Visi dan misi organisasi yang mengusung ide kemanusiaan harus dipegang teguh dan tetap diperjuangkan sampai terwujud sejauh yang dapat dilakukan.
Lihatlah, bagaimana sikap konsisten Nabi Muhammad Saw ketika berhadapan pada upaya-upaya tertentu melalui berbagai tekanan dari berbagai pihak agar Nabi menghentikan penyebaran visi dan misinya.
Ketika Abu Thalib, paman dan pelindung utama Nabi, memintanya untuk menghentikan misinya, Nabi saw. tanpa ragu-ragu segera menjawab,
“Tidak, Pamanku! Meski mereka meletakkan matahari di kananku dan bulan di kiriku, memaksa agar aku meninggalkan dan menghentikan misi dan visi agama ini, aku tak mungkin melakukannya sampai Allah sendiri yang memenangkan misi agama ini atau aku sendiri yang hancur.”
Nabi saw sangat meyakini kebenaran misinya dan percaya akan kesuksesannya di kemudian hari. Nabi masih mengingat kata-kata istrinya, Khadijah binti Khuwailid, usai pertemuan yang menggetarkan dengan Malaikat Jibril di Gua Hira,
“Pastilah Allah tidak akan membiarkanmu mengalami kegagalan. Engkau seorang yang baik dan penuh perhatian pada sanak saudara. Kau membantu orang-orang miskin dan orang-orang yang kesulitan, serta ikut memikul beban mereka.
Engkau berusaha mengembalikan akhlak mulia yang telah masyarakatmu tinggalkan. Kau menghormati setiap tamu dan selalu mendampingi mereka yang sedang mengalami tekanan hidup.”
Dalam konteks advokasi terhadap hak-hak perempuan yang terampas, konsistensi Nabi Muhammad saw untuk mendengar, mendampingi, dan membela tetap berlangsung dan tak pernah mengendor.*
*Sumber: tulisan KH. Husein Muhammad dalam buku Ijtihad Kyai Husein, Upaya Membangun Keadilan Gender.