Mubadalah.id – Bagi pengguna media sosial tentunya sudah tidak asing dengan istilah satu ini. Bahkan kata recap telah menjadi tren di kalangan orang muda. Mengenang dan berbagi momen memang memberikan kesan tersendiri. Salah satunya dapat memberikan nilai positif karena dapat menjadi medium refleksi diri. Salingers tidak salah kok untuk mempersiapkan konten recap 2023 di media sosial.
Tapi sebenarnya apa sih recap itu? Dan seberapa penting hal tersebut bagi kita?
Menurut Oxford Dictionary, recap sendiri berarti sebuah ringkasan atau upaya mengikhtisarkan. Sementara itu, Cambridge Dictionary mendefinisikan recap sebagai pengulangan kembali poin inti/utama dari suatu penjelasan tertentu. Dalam konteks ini, recap dapat kita artikan sebagai tindakan memunculkan kembali suatu aktivitas tertentu yang menurut kita penting dalam perjalanan hidup yang pernah kita lalui, khususnya di tahun 2023 ini.
Recap sebagai Bentuk Refleksi
Dalam sebuah perjalanan hidup, kita tentu menemukan berbagai momen yang cukup berpengaruh dalam kehidupan kita. Entah itu sebuah pencapaian maupun sebuah ujian. Menariknya, media sosial kita hari ini, khususnya Instagram menawarkan fitur yang menurut saya cukup bermanfaat. Fitur bernama recap ini bisa pengguna Instagram gunakan untuk saling berbagi cerita dan momen yang pernah mereka lakukan di hari-hari sebelumnya.
Meskipun saya jarang menggunakan fitur ini karena lain satu hal (kurang telaten aja sih sebenarnya), namun kalau kita pikir-pikir, fitur ini lumayan bermanfaat untuk refleksi diri. Melalui konten recap, kita dapat menyelami kembali hal-hal yang pernah terjadi dalam kehidupan kita. Menggali lebih dalam tentang apa saja yang pernah kita lakukan.
Refleksi diri sebagai bentuk instropeksi atau muhasabah ini menjadi penting. Karena melalui hal ini kita dapat meninjau kembali kekuatan dan kelemahan kita sehingga kita dapat memaksimalkan potensi yang kita miliki ke depannya.
Selain itu dengan melakukan refleksi, kita juga dapat mengevaluasi perjalanan hidup yang kita lakukan sebelumnya. Mengidentifikasi bagaimana pola perilaku dan keputusan yang mungkin perlu kita perbaiki lagi. Dengan kata lain, recap ini menjadi medium untuk meningkatkan kesadaran diri, mengelola emosi, dan untuk mengatur strategi ke depannya.
Recap dan Resolusi: Sebuah Tren yang Saling Berkesinambungan
Bicara soal recap, kebanyakan pengguna media sosial, khususnya instagram hanya membagikan konten-konten yang berbalut kebahagiaan. Entah itu pencapaian atau momen-momen asik lainnya. Meskipun recap sendiri menjadi momen yang tepat untuk merefleksikan kembali resolusi-resolusi yang pernah kita buat sebelumnya. Sejauh mana wishlist yang kita buat di awal tahun kemarin tercapai. Dan mana wishlist yang belum tercapai.
Bagi sebagian orang, membuat hal seperti ini cukup bermanfaat dan saya pun turut mengamininya. Wishlist atau daftar harapan yang pernah saya tulis sebelumnya, beberapa telah tercapai, termasuk menulis di mubadalah ini. Dan memang beberapa hal masih perlu saya refleksikan ulang. Apakah memang terlalu jauh dari kapasitas diri atau apakah memang komitmennya yang masih kurang maksimal.
Bagaimana pun juga sebuah resolusi yang kita tulis akan menjadi target yang dapat menuntun aktivitas kita selama periode berjalan. Sehingga kehidupan kita pun akan lebih terarah. Mau dibawa ke mana alur perjalanan kita. Sementara itu, recap menjadi standing point yang penting untuk merefleksikan dan mengkaji ulang sejauh mana komitmen kita dan apa yang perlu kita perbaiki. Sehingga resolusi tahun berikutnya pun akan semakin baik.
Merefleksikan yang Bukan Sekadar Pencapaian
“Kebanyakan dari kita kalau bicara soal refleksi hanya berhenti pada soal pencapaian dan kegagalan” kira-kira begitu perkataan teman saya dalam perbincangan beberapa hari yang lalu.
“Lantas bagaimana yang benar, Mas?” respon saya kepadanya.
“Ya, itu juga tidak salah. Namun banyak orang yang hanya berfokus pada proses dan hasilnya semata. Sedangkan ia melupakan bagaimana alat yang mereka gunakan untuk melakukan hal-hal tersebut”
“Maksudnya gimana itu?” tanya saya.
“Kebanyakan orang mau mati-matian untuk mengejar harapan-harapannya. Belajar, bekerja, dan lain sebagainya. Namun mereka lupa terhadap apa yang ada pada dirinya sendiri. Bernafas misalnya. Setiap saat nafas kita tidak berhenti. Akan tetapi jarang dari kita yang menyadarinya keberadaannya. Merasakan dengan penuh rasa syukur. Belum lagi aspek lain yang ada dalam diri kita ini”, tuturnya dengan penuh kebijaksanaan.
Saya tertegun mendengar uraian dari teman saya ini. Memang benar, perihal nafas sering terlupakan dari kehidupan diri saya pribadi. Pernahkah salingers mencoba merasakan dengan saksama saat keluar masuknya udara ke tubuh kita? dalam hal ini oksigen dan karbondioksida? Dan Pernahkah salingers menghitung berapa kali kita bernafas dalam sehari?
Belum lagi tentang panca indera, detak jantung, aliran darah, mekanisme pencernaan, dan hal penting lainnya dalam tubuh. Sudahkah salingers merefleksikan semua ini? Ya, semua hal tersebut merupakan sebagian dari rohman-rahim-nya Allah kepada seluruh umat manusia. Yang dapat menggerakkan raga manusia sebagai alat untuk merealisasikan cita-citanya dalam kehidupan.
Metabolisme dalam tubuh adalah bagian kecil dari tanda-tanda kebesaran Allah. Namun dampaknya begitu besar bagi keberlangsungan hidup manusia. Al-Qur’an surah Adz-Dzariyat ayat 21 mengatakan, “Wa fii anfusikum afalaa tubshiruun” yang berarti “dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” Sebuah ayat yang menyuruh kita berpikir tentang diri kita sendiri, untuk mengenal betapa Agungnya Allah Swt.
Recap 2023: Merefleksikan dengan Penuh Syukur
Dari atas hingga bawah, semua bagian dari tubuh kita memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Di mana ketidakberfungsian dari salahnya dapat mengganggu keseimbangan anggota tubuh lainnya.
Lantas rasanya tidak etis jika kita terus mengeluh setelah Allah karuniai nikmat yang luar biasa ini. Meskipun sepanjang tahun 2023 kita masih belum mampu merealisasikan wishlist yang kita inginkan.
Pun andai saja kamu merasa menjadi seorang yang gagal-segagalnya atas berbagai tekanan dan ekspektasi yang orang lain berikan, jangan merasa paling bersalah. Seperti kata-kata dalam marketing sebuah produk fashion yang sering berseliweran di media sosial, “sing tenang, iki mung perkoro dunyo (yang tenang, ini hanya urusan dunia)”.
Oleh karena itu, menurut saya bersyukur atas segala hal yang terjadi selama tahun 2023 adalah tujuan recap yang sebenarnya. Kemudian dari rasa syukur itu akan membuat kita lebih bersemangat menapaki tahun 2024 yang lebih baik, menebar kebermanfaatan untuk liyan.
Atas segala karunia yang Allah berikan, maka nikmat mana lagi yang engkau dustakan? []