Aku juga baru menyadari bahwa tindakan yang teman-temanku lakukan masuk ke dalam salah satu dari jenis bullying verbal. Karena tindakan yang mereka lakukan adalah dengan kata-kata, pernyataan, julukan, dan tekanan psikologis yang menyakitkan atau merendahkan.
Mubadalah.id – Karena aku terlahir sebagai perempuan berkulit coklat, aku sering kali menjadi sasaran ejekan dan candaan dari teman-temanku. Tidak jarang, mereka mengakatan kepadaku perempuan jelek, kulit gelap, dan berbagai stigma negatif lainnya.
Dari perkataan mereka tersebut kerap kali membuatku sakit hati, marah, dan kesal. Mengapa sih mereka semua seperti itu. Apa hanya gara-gara kulitku yang coklat ini?
Hingga akhirnya, karena aku muak dengan semua ejekan teman-temanku, aku memutuskan untuk tidak keluar kamar. Aku mengurung diri, aku ngga mau mentalku kembali down.
Bahkan saat aku belajar di pondok pesantren di Bogor, saya juga mengalami hal yang sama. Teman-teman di kamarku tidak ada yang mau bertaman denganku. Hanya gara-gara kulitku gelap.
Hingga aku lanjut di bangku perkuliahan, di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF), aku justru diterima dengan baik di sini. Akhirnya aku bisa berteman dengan teman-teman sekelasku tanpa ada ejekan dan candaan buruk kepadaku. Mereka semua mau menerimaku dengan apa adanya.
Bullying
Selama belajar di sini juga, aku baru menyadari bahwa apa yang teman-temanku saat di rumah dan di pesantren adalah salah satu bentuk tindak bullying.
Melansir dari Alodokter.com menyebutkan bahwa bullying adalah perilaku menindas atau merundung yang dilakukan dengan sengaja dengan maksud menyakiti seseorang, baik secara emosional, psikis, fisik, atau seksual.
Bahkan aku juga baru menyadari bahwa tindakan yang teman-temanku lakukan masuk ke dalam salah satu dari jenis bullying verbal. Karena tindakan yang mereka lakukan adalah dengan kata-kata, pernyataan, julukan, dan tekanan psikologis yang menyakitkan atau merendahkan.
Dampak dari perundungan secara verbal ini, seperti yang saya kutip dari hellosehat.com menyebutkan, mungkin tidak terlihat secara langsung. Maka dari itu, pelakunya tidak akan ragu untuk melontarkan ucapan yang tidak pantas secara terus-menerus.
Perundungan jenis ini biasanya ditujukan pada anak yang fisik, penampilan, sifat, atau latar belakang sosialnya berbeda dari anak-anak yang lain.
Maka dari itu, apa yang aku rasakan memang benar. Sebagian teman-teman saya masih belum menerima ketika ada anak yang memiliki fisik, penampilan dan sifat yang berbeda dengannya.
Oleh sebab itu, penting rasanya bagi teman-teman saya untuk diberikan edukasi bahwa apa yang mereka lakukan kepada saya adalah perbuatan yang salah. Bahkan tindakan tersebut dapat menyakiti, atau menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesehatan.
5 Cara Mengatasi Korban Bullying
Maka dari itu, aku sebagai korban, aku ingin menyampaikan berbagi cara untuk mengatasi saat ada teman kita menjadi korban bullying. Berikut lima cara yang bisa kamu lakukan. Lima cara ini seperti yang aku kutip dari Halodoc.com:
Pertama, berikan rasa perlindungan yang aman. Pastikan kamu memberikan rasa perlindungan yang aman pada korban bullying. Dukung korban untuk menceritakan semua kondisi yang terjadi sehingga bisa mendapatkan keadilan yang sesuai.
Dengarkan ceritanya tanpa menyela dan tenang. Yakinkah mereka bahwa mereka melakukan tindakan yang benar, dengan angkat bicara mengenai perundungan yang terjadi.
Kedua, jangan bertindak kasar. Jika korban perundungan menceritakan hal yang terjadi, sebaiknya pastikan emosi tetap stabil dan jangan bertindak kasar. Tetaplah tenang dan pastikan hal ini diketahui oleh orang yang berhak mengetahuinya. Jangan bertindak kasar pada pelaku perundungan.
Misalnya, saat terjadi di sekolah, pastikan wali kelas mengetahui kondisi tersebut. Jika kondisi itu terjadi di kantor, sebaiknya beri tahu pihak berwenang di kantor untuk menyelesaikan hal tersebut. Mintalah untuk bertindak adil dan tepat bagi korban dan pelaku perundungan.
Ketiga, selalu dampingi korban. Pastikan kamu selalu mendampingi korban untuk mencegah tindakan perundungan.
Dengan mendampingi korban, maka pelaku akan merasa tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk melakukan perundungan.
Komunikasi dengan Baik
Keempat, buatlah komunikasi yang baik. Pastikan kamu melakukan komunikasi yang baik dengan korban untuk mencegah munculnya tindakan perundungan.
Jangan ragu untuk ingatkan pada korban, agar selalu menginformasikan setiap pelaku melakukan kembali tindakan yang kurang menyenangkan. Selalu hindari untuk mengkritik atau menyalahkan korban.
Kelima, jangan ragu bertindak tegas sesuai ketentuan hukum. Kamu juga bisa mengatasi perundungan dengan melakukan tindakan tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku pada masing-masing lokasi. Kemudian, jika terjadi di sekolah, pihak sekolah bisa melakukan sanksi sebagai tindakan tegas.
Jika terjadi pada lingkungan kerja, pelaku bisa dijerat sesuai ketentuan hukum pada lingkungan kerja mereka.
Jangan ragu untuk melakukan pendekatan dan penyuluhan dengan pihak berwajib, agar tindakan ini dapat berhenti dan pelaku mendapatkan efek jera.
Dengan lima langkah ini, bagi saya menjadi cara yang menjadi langkah awal untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak kita agar terhindar dari pelaku bullying. Stop cukup saya, kamu jangan menjadi korban selanjutnya. []