Mubadalah.id – Jika ajaran-ajaran Islam harus diringkas dan diperas, maka Islam adalah iman dan bekerja. Dalam bahasa al-Qur’an, bekerja atau berusaha disebut dengan amal.
Kedua kata ini (iman dan amal) yang disebut berkali-kali oleh al-Qur’an dan hampir selalu disebutkan secara bersama-sama serta dalam satu tarikan napas: “Al-ladzina amanu wa ‘amilu ash-shalihat” (orang-orang yang beriman dan bekerja baik), dan masih banyak kalimat lain yang semakna dengan itu.
Dengan demikian, bekerja adalah eksistensi manusia hidup. Atau dengan bahasa lain, manusia adalah makhluk bekerja.
Dalam satu ayat al-Qur’an, menegaskan bahwa manusia tidak akan mendapatkan sesuatu apa pun kecuali apa yang ia usahakan atau ia kerjakannya sendiri.
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika kita juga sering mendengar bahwa masuk surga atau neraka. Maka ukurannya tergantung dari amalnya atau perbuatannya, pekerjaan atau usahanya di dunia ini.
Aspek-aspek kerja dalam Islam dengan begitu mengandung bentuk yang sangat luas seluas kehidupan itu sendiri, bisa bersifat fisikal, intelektual, maupun spiritual.
Meskipun begitu, kewajiban yang Islam tekan adalah bekerja atau berusaha untuk suatu kebaikan manusia dan dengan cara yang baik pula. Islam sama sekali tidak membenarkan cara-cara yang haram untuk mencapai tujuan.
Terhadap mereka yang beriman kepada Tuhan dan bekerja dengan baik. Maka ia akan memberinya kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dan di akhirat mereka dapat bertemu dengan Tuhan. Tuhan berfirman:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا
”…Barang siapa mengharap bertemu dengan Tuhan maka hendaklah ia bekerja dengan baik dan tidak menyekutukan pengabdiannya kepada Tuhan dengan yang lain.” (QS. al-Kahfi (18): 110).
Dengan begitu, menjadi jelas bahwa bekerja dengan baik adalah ibadah, pengabdian kepada Tuhan. []