Mubadalah.id – Umar bin Khattab ialah sahabat Rasulullah yang terkenal dengan perangainya yang keras dan tegas. Bahkan ia begitu disegani dan ditakuti oleh orang-orang disekitarnya. Namun bagaimanapun keras tabiatnya, Umar merupakan pribadi yang lemah lembut terhadap istri dan kaum perempuan. Berkah kelembutannya itu, membawa Umar memeluk Islam.
Ummu ‘Abdullah binti Hantamah mengisahkan bahwa ketika ia bersama sejumlah perempuan muslim Quraisy sedang bersiap untuk berhijrah ke negeri Habasyah, ‘Umar menghampiri dan berdiri di hadapan mereka.
Ummu ‘Abdullah berkata, “Kami pernah mendapatkan perlakuan keras dan kasar dari ‘Umar.
Lalu ‘Umar berkata, ‘Apakah ini persiapan untuk berangkat, wahai Ummu ‘Abdullah?’
Ummu ‘Abdullah menjawab, ‘Ya, demi Allah, kami harus keluar dari negeri ini. Kalian telah menyakiti dan berbuat kasar terhadap kami, hingga Allah memberikan jalan keluar untuk kami.
Umar berkata, ‘Semoga Allah menyertai kalian.’ Aku telah melihat satu kelembutan dari hati ‘Umar yang belum pernah aku lihat sebelumnya.”
Ketika putra Ummu ‘Abdullah, ‘Amir ibn Rabi‘ah, pulang dari suatu keperluan dan diceritakan tentang ‘Umar, dia berkata, “Engkau seolah-olah ingin ‘Umar masuk Islam.”
Aku berkata, “Ya.” Lalu ‘Amir ibn Rabi‘ah berkata, “Dia tidak akan masuk Islam sebelum himar peliharaan ayahnya masuk Islam.”
Maksud perkataan ‘Amir ibn Rabi‘ah hal itu tidak mungkin karena sikap kasarnya ‘Umar terhadap umat Muslim kala itu. Namun, tidak ada yang menduga ternyata di kemudian hari ‘Umar memang memeluk Islam setelah membaca surah Taha yang ia ketahui dari saudara perempuannya yang tengah mempelajari Alquran dalam riwayat cerita yang masyhur.
Kisah Kelembutan Umar
Kisah lain tentang sikap kelembutan ‘Umar terhadap perempuan adalah kepada Sayyidah Fatimah az-Zahra yang merupakan putri Rasulullah. Di mana saat itu mendapat gangguan dari Abu Jahal. Mengingat putri Nabi Muhammad tersebut memiliki wajah yang sangat mirip dengan Nabi saw.
Hal itu sebagaimana perkataan Sayyidah Khadijah bahwa di antara seluruh manusia, paras muka Fatimah-lah yang paling menyerupai cemerlang paras wajah Nabi. Sebenarnya bukan hanya paras, Siti Aisyah pun pernah mengatakan bahwa Siti Fatimah juga seseorang yang paling menyerupai Rasulullah dalam sikapnya, berdiri, dan cara duduknya Nabi saw.
Siti Fatimah yang saat itu berusia lima tahun ketika telah ditinggal ibundanya, tidak jarang menyaksikan ayahnya disakiti orang-orang kafir Quraisy. Ia menangis saat menyaksikan Nabi menghadapi ujian yang berat akibat perilaku orang-orang kafir Quraisy.
Bahkan Sayyidah Fatimah yang berusia kanak-kanak juga pernah menangis ketika mendapat gangguan dari Abu Jahal. Karena kemiripan rupanya dengan Nabi saw, sehingga menimbulkan rasa bencinya terhadap Fatimah.
Melihat hal tersebut, ‘Umar bin Khattab menghibur Siti Fatimah agar tidak menangis lagi. Lalu ia juga mendatangi Abu Jahal dan memarahinya bahwa tidak elok jika melampiaskan kebencian kepada Fatimah yang merupakan putri Nabi sementara musuh sejatinya adalah ayahnya.
Siti Fatimah yang mendapat perlakuan tersebut dari ‘Umar melapor dan bercerita kepada ayahnya. Rasulullah kemudian mendoakan agar ‘Umar ataupun Abu Jahal terbuka hatinya untuk menerima Islam. Tetapi ternyata yang lebih Allah cintai adalah ‘Umar bin Khattab.
Demikianlah kisah kelembutan ‘Umar kepada kaum Perempuan. Di mana dikatakan hal itu menjadi berkah dan mengantarkan Umar bin Khattab kepada cahaya keislaman. Sebab rasa lembut dan sikap pengasihnya kepada perempuan, Allah memberikan rahmatnya untuk ‘Umar menerima kebenaran risalah Islam. Wallahu a’lam. []