Mubadalah.id – Dalam beberapa hadits, Nabi Muhammad Saw menganjurkan setiap orang agar bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Nabi Dawud adalah termasuk orang yang dipuji Nabi Muhammad Saw, karena ia senang bekerja keras dan tidak menggantungkan kepada orang lain.
Seseorang semestinya tidak boleh menjadi beban orang lain, misalnya dengan cara meminta-minta. Nabi SAW bersabda:
“Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang yang menggunakan seutas tali, mencari kayu bakar, dan mengikatkan ke punggungnya, (lalu menjualnya ke pasar) adalah lebih baik baginya daripada harus meminta-minta, kepada orang lain, yang kadang diberi dan terkadang ditolak.” (HR. Imam Bukhari)
Dalam hadits lain menyebutkan:
“Dari Miqdam ra bahwa Rasulullah bersabda: “Tidak ada makanan yang dikonsumsi oleh seseorang, yang lebih baik dari hasil jerih pekerjaan tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Dawud as selalu memakan dari hasil pekerjaan tangannya sendiri.” (HR. Imam Bukhari)
Pandangan Imam al-Ghazali
Imam al-Ghazali (w.505 H/1111 M) menjelaskan keutamaan bekerja untuk penghidupan (al-kasb) dengan mendasarkan pada lima ayat al-Qur’an:
Surat an-Naba’ Ayat 11, Surat al-A’raf Ayat 10, Surat al-Baqarah Ayat 198, Surat al-Muzammil Ayat 20, dan Surat al-Jumu’ah Ayat 10.
Imam al-Ghazali juga mendasarkan pada beberapa hadits dan beberapa pernyataan para sahabat dan ulama. Di antara teks hadits yang dikutip adalah kisah mengenai sekumpulan sahabat yang sedang bercengkerama bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba ada seorang pemuda yang gagah, kuat, dan perkasa lewat di hadapan mereka.
Mereka berkata, “Aduh, kalau kekuatannya kami gunakan untuk (berperang) di jalan Allah.” Nabi SAW kemudian bersabda:
“Jangan bilang begitu, jika dia keluar bekerja agar tidak meminta-minta, maka dia berada di jalan Allah. Jika dia keluar untuk membantu kedua orang tuanya yang sudah renta, atau bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya yang papa. Maka ia berada di jalan Allah, tetapi jika dia keluar bekerja untuk sebuah kesombongan atau akumulasi kekayaan, maka ia berada di jalan setan.”
Abu Dzar al-Ghiffari bertanya kepada Nabi SAW: “Jika ada seseorang yang tidak bisa berjihad, apa yang harus kami lakukan?” Nabi SAW menjawab:
“Menolong orang yang sedang bekerja memproduksi sesuatu, atau kamu memperoduksi untuk mereka yang tidak bisa berproduksi.” (HR. Imam Ahmad)