• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Gelar Green Class, Eco Peace Warrior Semarang Ajak Anak-anak untuk Cinta Lingkungan

Kata Alvina bukan hanya teori yang disampaikan, tetapi juga praktik langsung. Anak-anak menerima berbagai peralatan ramah lingkungan, seperti tempat sampah pilah, tote bag, tumbler, dan alat makan reusable.

Redaksi Redaksi
29/12/2024
in Aktual
0
Green Class

Green Class

916
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bumi kita sedang menghadapi krisis lingkungan yang semakin nyata. Salah satu langkah kecil yang dapat membawa dampak besar adalah menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini. Di Semarang, program Green Class yang diinisiasi oleh Eco Peace Warrior Semarang berusaha mewujudkan hal tersebut dengan cara yang unik dan menyenangkan.

Program Green Class ini menyasar kepada anak-anak Sekolah Dasar di Yayasan Fi’lal al-Khoirot Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen, Semarang. Mereka mengikuti kegiatan yang tidak hanya mengajarkan tentang pentingnya menjaga kebersihan, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai toleransi lintas iman.

Koordinator Program Alvina Dwi Damayanti mengatakan bahwa Green Class hadir dengan konsep yang jauh dari kesan membosankan. Program ini menggabungkan pembelajaran lingkungan dengan berbagai permainan seru, seperti permainan “Buang Sampahmu!” yang mengajarkan anak-anak tentang pemilahan sampah.

“Lewat cara yang menyenangkan ini, mereka belajar membedakan antara sampah organik dan anorganik, sambil memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan sekitar,” kata Alvina, pada Jum’at (27/12/2024).

Lebih lanjut, kata Alvina, bukan hanya teori yang disampaikan, tetapi juga praktik langsung. Anak-anak menerima berbagai peralatan ramah lingkungan, seperti tempat sampah pilah, tote bag, tumbler, dan alat makan reusable.

Baca Juga:

Eco Peace Warrior Semarang Ajak Anak-anak Yayasan Fi’lal Al-Khoirot Belajar Pemilahan Sampah

Eco Peace Warrior Semarang Gelar Workshop Pembuatan Sabun Ramah Lingkungan untuk Komunitas Lintas Iman

Indonesia Darurat Femisida, Negara Gagal Berikan Perlindungan Pada Kelompok Rentan

Pentingnya Mengajarkan Ilmu Tauhid kepada Anak-anak

Peralatan ini bukan hanya sebagai hadiah, tetapi sebagai alat edukasi yang memungkinkan mereka untuk langsung mempraktikkan kebiasaan hidup ramah lingkungan.

Lingkungan dan Toleransi

Apa yang membuat Green Class lebih istimewa adalah semangat lintas iman yang terkandung di dalamnya. Program ini bekerja sama dengan Mubadalah dan universitas-universitas di Semarang, seperti UIN Walisongo dan STIAB Smaratungga, untuk menunjukkan bahwa menjaga bumi adalah tanggung jawab bersama, tanpa memandang latar belakang agama dan keyakinan.

“Melalui Green Class, kami ingin anak-anak tahu bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab universal. Semua agama mengajarkan pentingnya menjaga alam sebagai amanah,” kata A’im Yafikhi, Pengasuh Yayasan Fi’lal Khoirot Indonesia yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan.

Maka dengan pendekatan yang inklusif ini, Green Class membuktikan bahwa perbedaan keyakinan bukanlah penghalang untuk berkolaborasi dalam menjaga bumi yang kita cintai.

Harapan utama dari Green Class bukan hanya untuk memberikan pengetahuan dasar tentang lingkungan, tetapi untuk membentuk generasi yang peduli dan bertanggung jawab.

Naila Syarifah, salah satu inisiator program, mengatakan bahwa perubahan besar dimulai dari kebiasaan kecil yang diterapkan sehari-hari.

“Kami ingin anak-anak ini menjadi agen perubahan. Kebiasaan baik yang mereka pelajari di sekolah bisa terbawa sampai ke rumah dan mempengaruhi lingkungan sekitar mereka,” ujarnya.

Dengan adanya peralatan ramah lingkungan yang diberikan, seperti tas belanja reusable dan tumbler, diharapkan kebiasaan ini akan terbawa hingga ke kehidupan mereka sehari-hari. Kecil, namun dampaknya bisa sangat besar.

Kepedulian Lingkungan

Semangat yang dibawa oleh Green Class tidak hanya terbatas pada kegiatan di sekolah. Program ini berusaha menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap alam yang tumbuh secara bertahap. Dengan harapan setiap anak akan menjadi pribadi yang peduli lingkungan dalam segala aspek kehidupan mereka.

Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa edukasi tentang lingkungan tidak harus kaku dan serius. Tetapi bisa penuh dengan kegembiraan, kreativitas, dan semangat bersama.

Dengan memberikan pembelajaran yang menyenangkan, Green Class tidak hanya membentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan. Tetapi juga generasi yang menghargai keragaman dan saling mendukung untuk masa depan yang lebih baik. []

Penulis: Naila Syarifah, Alvina Dwi Damayanti

Tags: anak-anakCinta LingkunganEco Peace Warrior SemarangGreen Class
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID