Mubadalah.id – Amar ma’ruf nahi munkar adalah sikap peka untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bersama, serta menolak dan mencegah semua hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai kehidupan dan martabat kemanusiaan.
Sikap ini antara lain didasarkan pada QS. Ali Imran ayat 104 sebagai berikut:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Hendaklah ada di antara kalian segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran ayat 104)
Keluarga mesti menjadi tim untuk saling memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, baik secara internal pada diri masing-masing pihak, maupun pada pihak lain dalam keluarga. Sebuah kemungkaran adalah kemungkaran dan tidak akan menjadi kebaikan saat dilakukan oleh diri sendiri.
Demikian juga kebaikan adalah kebaikan dan tidak menjadi kemungkaran saat semua pihak lain melakukannya. Ini adalah makna lain dari tunduk mutlak hanya pada Allah untuk menjalankan perintah mewujudkan kemaslahatan bersama.
Kebaikan Bersama
Tunduk pada nilai kebaikan bersama dalam kehidupan sehari-hari misalnya adalah ketika anak kita berantem dengan anak tetangga, kita tidak langsung membela anak kita. Apa yang kita lakukan adalah mendengarkan masalah dalam versi anak kita sekaligus anak tetangga.
Ketika anak kita salah, maka kita tidak memarahi anak tetangga dan menemani anak kita untuk minta maaf. Namun jika anak kita benar, maka ia tidak dimarahi dan kita membesarkan hatinya untuk bisa memaafkan temannya.
Demikian juga ketika diri kita salah, maka kita tidak akan membela diri, namun belajar berbesar hati untuk minta maaf. Sebaliknya jika diri kita benar, maka kita juga tidak menyalahkan diri sendiri dan berbesar hati untuk memaafkan.
Oleh sebab itu, sikap amar ma’ruf nahi munkar sesungguhnya akan membentuk sebuah karakter kuat nahdliyyin dan nahdliyyat, baik sebagai individu. Juga termasuk keluarga yang siap bergaul dengan siapa saja dan bersinergi dengan manusia yang beragam untuk kehidupan bersama sebagai individu, keluarga, masyarakat, bangsa, manusia. Bahkan makhluk yang lebih maslahat untuk semua pihak. []