• Login
  • Register
Senin, 23 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Spiritual Awakening : Kisah Maia dan Maya untuk Bangkit dari Keterpurukan

Setiap manusia berhak bangkit, setiap kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan.

Halimatus Sa'dyah Halimatus Sa'dyah
23/06/2025
in Personal
0
Spiritual Awakening

Spiritual Awakening

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Luna Maya dan Maia Estianti menjadi sorotan publik. Masyarakat Indonesia turut bahagia dan turut merayakan momen kebahagiaan mereka. Netizen dibuat baper pada sosok pasangan Maia dan Maya. Netizen karena sejak dulu mengikuti perjalanan kisah hidup keduanya. Pernah jatuh dan terpuruk, kemudian bisa bangkit dan bahagia. Keduanya telah mendapat kemenangan usai melewati ujian hidupnya.

Keterpurukan bisa jadi momen untuk refleksi, tumbuh, dan mengubah arah hidup, bukan akhir dari segalanya. Setiap manusia memiliki hak untuk pulih. Hak secara fisiologi dan spiritual untuk merasakan, menyembuhkan, dan melanjutkan perjalanan hidup. Dalam Islam menyebutnya sabar dan tawakal sebagai landasan kuat untuk bangkit dari keterpurukan. Mari kita bahas bagaimana cara bangkit dari keterpurukan dari kisah mereka berdua.

Kisah Luna Maya

Luna Maya pernah mengalami titik terendah dalam hidupnya. Dari kejadian yang menjerat namanya dalam sebuah kasus, menyebabkan Luna kehilangan kontrak iklan. Dia terkucilkan di industri hiburan, stigma negatif yang terbebankan padanya, putus cinta, hingga mengalami tekanan mental yang berat. Dia mengungkapkan bahwa saat itu mengalami post-power syndrome, merasa kehilangan identitas, dan sempat berpikir bahwa kariernya berakhir.

Luna memulai kembali dari nol dengan berjualan tas, melakukan perjalanan ke Eropa untuk mendapatkan barang dagangan. Dari usaha tersebut, perlahan membangun kembali kepercayaan diri. Luna berdamai dengan hal yang menimpanya, memulai perlahan pekerjaannya, dan berserah kepada Tuhan. Dia menemukan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup.

Seiring waktu, Luna kembali ke dunia hiburan dengan peran-peran penting di filmnya. Meski sempat terpuruk kedua kalinya karena putus cinta, ditinggalkan kekasihnya, dan terpojokkan melalui statemen mantannya, dia tetap berdiri tegak dan tetap kuat. Selain sukses sebagai pengusaha dengan mendirikan bisnis di bidang fesyen dan kecantikan, dia juga menjadi pembawa acara “Indonesia’s Next Top Model”.

Baca Juga:

Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

Luna Maya Menikah, Berbahagialah!

Menolak Fenomena All-Male Panels

Kemandirian Spiritualitas  Perempuan: Para Perempuan dalam Surat At-Tahrim

Langkah Luna dalam menghadapi kesedihan adalah mengambil jeda untuk istirahat. Luna rajin berolah raga sebagai bentuk perawatan diri, pola tidur sehat, pola makan yang terjaga. Luna memiliki mindset positif, rencana hidup, self-care, support system dari orang di sekelilingnya.

Saat prosesi pernikahan terlihat siapa saja yang selama ini menemaninya bangkit dari keterpurukan, ada kawan artis, keluarga, dan pasangan. Luna memiliki sikap konsistensi dalam pemulihan diri, apresiasi diri, dan kerelaan berubah. Dia juga bersikap pasrah, ikhlas, dan berserah kepada Tuhan saat takdir jodoh belum berpihak padanya.

Luna akhirnya menemukan tambatan hatinya, yang tulus mencintai. Dia baru saja melangsungkan pernikahan dengan aktor Maxime Bouttier. Luna memiliki babak baru dalam kehidupannya.

Kisah Maia Estianti

Maia pernah mengalami titik paling rendah setelah perceraian dengan Ahmad Dhani. Netizen mengikuti kisah pasca perceraiannya yang saat itu terusir dari rumah dan merasakan kondisi bagai “dimiskinkan”.

Maia tidak mendapatkan hak asuh anak dan dipersulit untuk bertemu dengan ketiga buah hatinya. Seorang ibu akan terasa hancur saat terpisah dari buah hatinya, apalagi di fase tumbuh kembangnya yang lucu dan menggemaskan.

Maia sempat tidak bisa menangis dan harus menjalani psikoterapi karena rasa hancur yang mendalam. Suaminya menikah dengan teman duetnya, yang tentu membuatnya semakin kecewa pada hal yang menimpanya.

Maia Estianty adalah contoh nyata mampu bangkit dari keterpurukan terdalam. Membuktikan bahwa  seseorang bisa bangkit, melalui penerimaan, usaha pemulihan psikologis, serta fokus membangun ulang kehidupan dan relasi. Kini ia menikmati masa stabil yang harmonis dalam keluarga, karier, dan pola hidup yang bahagia.

Maia mengungkapkan bahwa setelah melewati masa perceraian, kehilangan harta, rumah, bahkan hak asuh anak, dia melakukan transformasi spiritual. Ia menyebut proses tersebut sebagai upaya bertawakal, ikhlas, dan melepaskan keterikatan duniawi, hingga akhirnya berhasil pulih dan bangkit membangun kembali karier serta kehidupan pribadinya.

Sekarang, Maia tampil bahagia. Pasangan hidupnya adalah Irwan Mussry, seorang pengusaha sukses dan romantis. Kehidupannya berisi aktivitas menemani suami bekerja di Amerika dan Jepang. Dia memiliki saluran YouTube yang membahas topik luka, harapan, serta keberanian bangkit dari keterpurukan untuk memberikan support pada sesama.

Spiritual Awakening

Kisah dua sosok yaitu Maia dan Maya, akan mengingatkan pada istilah spiritual awakening. Spiritual awakening atau kebangkitan spiritual adalah proses transformasi batin yang mendalam, di mana seseorang mengalami peningkatan kesadaran tentang dirinya.

Seseorang mampu memaknai hidup, dan membangun keterhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri. Proses ini sering kali tertandai dengan perubahan cara pandang terhadap kehidupan, nilai-nilai, dan tujuan hidup.

Spiritual awakening melibatkan pergeseran realisasi akan siapa diri kita yang sesungguhnya. Dalam mengungkap realitas baru, sering kali terpicu krisis atau pencarian mendalam. Keterhubungan dengan alam dan semesta, membuat seseorang yang mengalaminya menjadi merasa dekat dengan semua makhluk dan lingkungan.

Proses spiritual awakening tersebut meningkatkan kepekaan dan empati. Mampu menerima perasaan orang lain dan merasakan kasih sayang lebih dalam. Pertanyaan yang sering tersampaikan pada dirinya adalah kalimat “Siapa saya?”, “Apa tujuan hidup saya?”. Momen dalam merenung tersebut adalah waktu untuk refleksi, dan menjadikan hati merasa damai.

Pola tersebut adalah suatu tahapan saat krisis hidup seperti mengalami trauma, kehilangan orang, perceraian, hampir mati, yang kemudian akal dan pikiran mengalami pergolakan dan mengajak refleksi batin.  Menerima dengan ikhlas pada kejadian buruk yang menimpa, menerima kenyataan dengan sadar.

Suatu proses kesadaran yang membawa perubahan dalam cara pandang terhadap diri sendiri, orang lain, dan dunia. Ini merupakan transformasi kesadaran spiritual, di mana seseorang mulai menyadari akan eksistensi diri mereka, tujuan hidup, dan keterhubungan dengan sesuatu yang lebih besar, seperti alam semesta dan kekuatan Maha Kuasa.

Maia dan Maya Tidak Menurunkan Standar

Meskipun pernah mengalami kegagalan dalam membangun hubungan dan keterpurukan dalam pekerjaan. Maia dan Maya tetap mempertahankan standar dalam memilih pasangan hidup, menekankan pentingnya memiliki visi dan misi yang sejalan dalam hubungan.

Mereka menetapkan tujuan realistis secara bertahap, tanpa menghilangkan nilai aslinya. Dalam kondisi jatuh, keduanya mampu mengatur ulang standar diri tanpa harus merendahkan target dalam pencapaian visi besar dalam hidup, termasuk kriteria memilih pasangan.

Sikap keduanya mencerminkan spiritual awakening, kemandirian dan kesadaran akan pentingnya persiapan mental dalam kehidupan. Menurunkan standar berarti menyerah pada kualitas hidup, impian, atau penghormatan terhadap diri sendiri.

Setiap manusia berhak bangkit, setiap kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan, Surat Al-Baqarah ayat 269 berbunyi:

“يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ”

“Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.” []

 

Tags: Kemandirian SpiritualitasLuna MayaLuna Maya MenikahPerempuan InspiratifSpiritual AwakeningSpiritualitas Perempuan
Halimatus Sa'dyah

Halimatus Sa'dyah

Penulis adalah  konsultan hukum dan pengurus LPBHNU 2123038506

Terkait Posts

Teman Disabilitas

Kebaikan Yang Justru Membunuh Teman Disabilitas

21 Juni 2025
Jangan Bermindset Korban

Bukan Sekadar “Jangan Bermindset Korban Kalau Ingin Sukses”, Ini Realita Sulitnya Jadi Perempuan dengan Banyak Tuntutan

21 Juni 2025
Lelaki Patriarki

Lelaki Patriarki : Bukan Tidak Bisa tapi Engga Mau!

19 Juni 2025
Kesalehan Perempuan

Kesalehan Perempuan di Mata Filsuf Pythagoras

16 Juni 2025
Pesantren Disabilitas

Sebuah Refleksi atas Kekerasan Seksual di Pesantren Disabilitas

16 Juni 2025
Catcalling

Mari Berani Bersuara Melawan Catcalling di Ruang Publik

15 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Teman Disabilitas

    Kebaikan Yang Justru Membunuh Teman Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spiritual Awakening : Kisah Maia dan Maya untuk Bangkit dari Keterpurukan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Awanillah Amva: Jika Ingin Istri Seperti Khadijah, Muhammad-kan Dulu Dirimu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Nilai Toleransi dari Film Animasi Upin & Ipin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi Kisah Yusuf Dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Transisi Energi Berkeadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Stigma Tubuh Perempuan sebagai Sumber Fitnah
  • Membedah Hakikat Berkeluarga Ala Kyai Mahsun
  • Menyoal Tubuh Perempuan sebagai Fitnah dalam Pemikiran Fikih
  • Korban KBGO Butuh Dipulihkan Bukan Diintimidasi
  • Seksualitas Perempuan dalam Fikih: Antara Penghormatan dan Subordinasi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID